Rabu, 07 Januari 2015

Tujuan Jihad di Jalan Allah

Ketika jihad fii sabilillah mempunyai urgensi yang sangat besar dalam kehidupan ini, dalam kehidupan umat Islam dan juga seluruh umat manusia, itu semua berpulang kepada siapakah yang mewajibkan jihad fi sabillah itu, yaitu Allah. Setiap apa saja yang diajarkan Allah, pasti sebuah kebaikan, pasti benar, pasti bijaksana.

Sebagai orang beriman, ketika kita dilarang oleh Allah, untuk meninggalkan sesuatu, atau pun diperintahkan sesuatu, semua itu pasti baik, apakah kita tahu atau tidak hikmahnya, kita harus yakin itu pasti benar. Tapi mengetahui tujuan atau hikmah suatu perintah, juga tidak dilarang. Ini untuk semakin mempermudah, yang semula kelihatan berat, akan menjadi terlihat ringan jika kita emngetahui hikmah2nya.

Jihad fi sabilllah mempunyai tujuan yang mulia.

1. Jihad diwajibakan oleh Allah dalam rangka menjaga kemerdekaan/kebebasan dalam aqidah.
Islam adalah agama kemerdekaan. Barangsiapa yang paling komitmen menjalankan agama Islam, dia adalah orang yang paling besar menikmati kemerdekaan berakidah seluas2nya.

QS Al Anfal 39-40: Dan perangilah mereka, sehingga tidak terjadi fitnah.

Ulama tafsir menerangkan fitnah di sini adalah syirik. Jadi ketika jihad fi sabilillah dimaknai dengan perang di jalan Allah, itu tujuannya adalah agar tidak terjadi fitnah, agar tidak terjadi syirik.

Di dalam kitab Hadizt Shahih Muslim ,hadist yg diriwayatkan oleh Abdulllah ibnu Umar, Rasulullah bersabda: Aku diperintahkan untuk memerangi umat manusia, sehingga mereka mengatakan laa ilaa ha illallah, sehingga mereka bisa menjaga jiwanya, harta bendanya, dari hisab

Mereka berjihad untuk menyingkirkan hal2 yang menghalang2i indahnya keindahan Islam. Tidak ada kekuatan yang meneror

Ini berbeda dengan pemaksaan dalam beragama, karena Allah berfirman, laa ikraa ha fiddin. Allah melarang umat Islam memaksa manusia lain masuk Islam. Ketika terjadi perang, umat Islam dilarang mengganggu orang2 beragam lain yang sedang beribadah di tempat ibadahnya.

Karena faktanya tidak sedikit, ketika orang ingin masuk Islam ditakut2i untuk masuk Islam, opini yang dibangun untuk menghalangi manusia untuk berakidah dengan merdeka. Untuk menghadapi musuh2 Islam yang mau menghalang2i akidah Islam itu, tidak cukup dengan ceramah, tapi harus dengan

2. Untuk memelihara syiar2 tempat2 yang dimuliakan oleh Allah, tempat2 beribadah umat Islam.

QS Al Hajj 38-41:
38. Sesungguhnya Allah membela orang yang beriman. Sungguh, Allah tidak menyukai setiap orang yang berkhianat dan kufur nikmat.

39. Diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka dizalimi. Dan sungguh, Allah Mahakuasa menolong mereka itu,

40. (yaitu) orang-orang yang diusir dari kampung halamannya tanpa alasan yang benar, hanya karena mereka berkata, "Tuhan kami ialah Allah.” Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadah orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Allah pasti akan menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sungguh, Allah Mahakuat lagi Mahaperkasa.

41. (yaitu) orang-orang yang jika Kami beri kedudukan di bumi, mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.

Ayat ini menjelaskan, kalau tidak ada jihad, maka tempat2 ibadah akan hancur, roboh. Maka tempat2 ibadah itu dijaga dengan cara jihad.

3. Menolak. Menjauhkan tidakan anarkis dari kehidupan dunia ini.

Islam adalah agama memperbaiki. Islam adalah agama yang tidak menerima seluruh bentuk anarkis di dunia ini. Ketika Allah emmerintahkan kaum muslimin agar erjihad di jalan Allah SWT, maka tujuan mulianya adalah menolak, menyingkirkan kerusan di dunia ini.

QS Al Baqarah 250-252:
250. Dan ketika mereka maju melawan Jalut dan tentaranya, mereka (Thalut dan tentaranya) berdoa, "Ya Tuhan Kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami, kokohkanlah langkah kami dan tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir."

251. Maka mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah, dan (dalam peperangan itu) Dawud membunuh Jalut, kemudian Allah memberinya (Daud) kerajaan dan hikmah, dan mengajarinya apa yang Dia kehendaki. Jika Allah tidak melindungi sebagian manusia dengan sebagian dengan sebagian yang lain, niscaya rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dilimpahkan) atas seluruh alam.

252. Itulah ayat-ayat Allah, Kami bacakan kepadamu dengan benar dan sesungguhnya kamu benar-benar seorang rasul

Ini kisah Daud dan Talut yang menghadapi Jalut yang mengadakan kerusakan di muka bumi. Allah katakana, seandainya sebagian manusia tidak menolak

Jihad yang kelihatannya bagi sebagian orang terlihat seram karena kurang paham, itu sebenarnya adalah anurgerah Allah. Coba bayangkan ketika Indonesia tidak dulu tidak bangkit berjihad untuk mengusir penjajah, mungkin kita masih menjadi bangsa terjajah. Musush2 Islam ingin memenggal Islam sedikit demi sedikit. Sehingga jihad seolah2 menakutkan padahal dia tidak menakutkan bagi orang2 yang paham Islam.

Jalut adalah tokoh yang sangat dzahlim dan menakutkan bagi orang2 yang mengikutinya. Tapi ketika sebuah kekuatan di muka bumi ini berhadapan dengan kekuatan Allah, maka kekuatan itu menjadi kecil/lemah.

Ulama tafsir Ibnu Katsir mengatakan, sesungguhnya dalam ayat ini terdapat pelajaran yang sangat banyak tentang keutamaan jihad di jalan Allah, faedah2 nya buah2nya, untuk menjaga Islam, menjaga Negara, untuk menjaga badan manusia, Termasuk kekayaan Negara dirampas oleh Negara lain.

Ini pentingnya bagi kita untuk mengetahui keutamaan2 jihad, sehingga kita menjadi ringan menjalaninya.


Selasa, 06 Januari 2015

Kehidupan di Jalan Allah (Al Hayatu Fii Sabilillah)

Di antara kalimat yang sering diulang di dalam Al Quran adalah Sabiilullaah. Menurut para tafsir, ketika disebut sabilullah, digunakan untuk menerangkan setiap sesuatu yang mengantarkan manusia semakin dekat kepada Allah. Di antaranya adalah jihad, haji, membangun masjid, dan seluruh kegiatan yang menuju kedekatan pada Allah.

Tapi yang akan kita kaji kali ini sabilullah yang maknanya jihad di jalan Allah. Meskipun maknanya lebih luas dari jihad fi sbalillah.

Berjuang di jalan Allah adalah sebuah kehidupan. Di dalamnya ada kehidupan yang luar biasa. Kelemahan di dalam umat Islam sesungguhnya adalah kehidupan bagi para musuh umat Islam. Akan jadi besar ummat ini dengan sebab jihad. Tidaklah sebuah bangsa meninggalkan jihad, kecuali mereka pasti hina.

Bahkan Allah sebut dalam 1 ayat untuk memerangi orang2 kafir dan orang munafik.

QS At Tahrim 9: Wahai Nabi! Perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka. tempat mereka adalah Jahannam dan itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.

Kata al munaafikin dimaktuf kan dengan kata kuffar. Berarti di sini ada titik temu sehingga diatafkan munafikin terhadap kuffar, yaitu titik temu keduanya, sama2 selalu memerangi orang muslim. Jahiidil kuffaro wal munaafikin… Kalau orang2 kafir memerangi orang muslim dari luar, maka orang2 munafik memerangi orang muslim dari dalam. Allah emmbatasi yang namanya perang itu hanya fii sabiilillah.. Tidak ada perang kecuali di jalan Allah. Kalau dia berperang karena harta benda atau kekuasaan maka dia masuk neraka. Karena yang memiliki manusia hanyalah Allah, dan yang berhak mencabut nyawa hanyalah Allah, dan tidak dibenarkan membunuh kecuali dalam rangka fii sabilillah, itulah sebabnya dipertegas kata jihad dengan fii sabilillaah.

Orng2 beriman adalah orang2 yang istimewa, mereka berbeda. Termasuk dalam berperang, orang2 beriman berperang di jalan Allah. Kita memang menginginkan hidup yang tenang aman tentram, tapi orang2 kafir tidak akan diam membiarkan kaum muslimin. Maka perang yang benar adalah perang fi sabilillah

QS An Nisa 76: Orang-orang yang beriman, mereka berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut (setan), maka perangilah kawan-kawan setan itu, (karena) sesungguhnya tipu daya setan itu lemah.

Kenapa jihad fi sabillah disebut kehidupan? Karena jihad fi sabillah menjadi sebab untuk mendapatkan kesaksian malaikat bahwa jihadnya ini semata2 karena Allah, dan untuk mendapatkan kehidupan yang abadi. Untuk itu kita dilarang menyebutkan bahwa syahid itu mati.

QS Al Baqarah 154: Dan janganlah kamu katakana kepada orang yang tewas di jalan Allah, kamu katakana mati, mereka adalah orang2 yang hidup, tapi kamu tidak menyadarinya.

Berjuang dan berkorban di jalan Allah termasuk karakteristik masyarakat Islam. Kalau kita bercermin masyarakat Islami, tidak ada yang menandingi keIslamian masyarakat yang dibangun oleh Rasulullah dan sahabat. Kehidupan mereka adalah berjuang di jalan Allah. Seluruh potensi yang mereka miliki, semua digunakan untuk berjuang di jalan Allah SWT.

Ada realitas yang tidak bisa kita pungkiri. Di zaman sekarang ini, potensi yang digunakan untuk memperjuangkan Islam ini yang sisa2, bukan berangkat dari pengorbanan. Umat Islam di Indonesia ini 1 milyar jumlahnya, tapi berdakwah digunakan di waktu yang sisa2, sisa umurnya, menunggu ketiak sudah tua, sisa2 kekuasaan jabatan, menunggu sudah pension. Padahal orang2 kafir, ketika mereka sednag menjabat, mereka gunakan untuk mencegah kemajuan kaum muslimin.

Berjuang dan berkorban di jalan Allah, merupakan karakteristik masyarakat Islam.

QS At Taubah 24: Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.

Ayat ini menggambarkan bahwa tidak ada jihad kecuali ada pengorbanan. Meninggalkan keluarganya, harta bendanya, agar menyintai Allah Rasul dan jihad di jalanNya lebih besar dari pada dunia.

Seorang mukmin tidak akan meninggalkan jihad, meninggalkan pengorbanan, kecuali karena dua hal:
1. Cinta dunia yang berlebihan (hubbud dun ya).
Dunia ini di antaranya adalah diri kita sendiri, anak-anak kita, rumah kita yang sudah kita bangun bertahun2, ini lah yang menjadikan manusia yang meskipun beragama Islam, enggan menjalankan jihad di jalan Allah.
Tuduhan2 yang membuat orang menjadi benci terhadap jihad

QS Al Baqarah 165: Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).

Ada manusia2 yang menjadi tandingan2 Allah. Mereka menyintai anak-anaknya, jabatannya, hartanya lebih mereka cintai daripada cinta mereka kepada Allah.

2. Khawatir hilangnya sebab2 ketenangan, kesenangam hobi, selera.
Orang yang seperti itu, dia kahwatir kalau dia mati, istrinya kawin lagi, jabatannya diambil orang, dll spt itu membuat orang meninggalkan jihad di jalan Allah. Sudah terkenal, sudah kaya, masak harus mati. Seolah2 jihad itu pasti mati, padahal jihad itu tidak mesti mempercepat ajal. Bukankah Khalid bin Walid setiap Rasulullah berperang mengikuti Rasulullah, tapi beliau mati di atas ranjang.

Tidak sedikit orang2 yang meninggal karena minum2an keras oplosan, terlindas kendaraan, karena tawuran, dan itu tidak terhormat.

Sedangkan berjihad di jalan Allah adalah senang, bahagia.

Di mana perjuangan, balasannya adalah syurga.


Orang yang beriman yang jujur dengan keimanan kita, dan tanda keimanan kita adalah berjuang di jalan Allah.

Senin, 05 Januari 2015

Jenis2 Pembunuhan yang merupakan Kriminal yang Besar


QS An Nisa 29: Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dengan jalan perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu.

QS An Nisa 30: Dan barang siapa berbuat demikian dengan cara melanggar hukum dan zalim, akan Kami masukkan dia ke dalam neraka. Yang demikian itu mudah bagi Allah.

Adalah dalil dari Allah SWT akan diharamkannya kriminal yang sangat besar, yaitu pembunuhan. Allah juga melarang orang2 beriman memakan harta benda yang bathil.

Apa korelasi antara awal ayat dengan penutup ayat? Di awal ayat Allah melarang orang2 beriman memakan harta benda dengan cara yang bathil. Cara yang tidak diridhoi Allah, seperti mencuri, korupsi, riba. Kemudian Allah dalam penutup ayat ini melarang orang beriman untuk membunuh orang lain. Sebagaimana kita ketahui ulama mengatakan, ilmu munasabah (ilmu korelasi) ini sangat penting, karena bisa menampilkan aspek2 kemukjizatan Al Quran, karena antara satu ayat dengan ayat yang lain, memberikan keindahan korelasi.

1. Makan harta benda secara bathil
Memakan harta benda umat manusia dengan cara yang bathil, merupakan bentuk dari sekian banyak bentuk pembunuhan. Mari kita lihat di dunia ini, Negara yang merampok harta rakyat, maka pada dasarnya membunuh masa depan bangsa, sehinga anak yang belum lahir saja sudah menanggung hutang karena pemimpin bangsa sudah mengambil haknya.

Maka dalam penutupnya Allah meneybutkan bahwa seluruh aturan Allah itu Rahim, walau pun terkesan keras, tapi itu penuh rahiim (kasih sayang).

QS Al Isra’ 33: Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barangsiapa dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan.

Dalam ayat ini Allah juga menegaskan jangan membunuh manusia kecuali dengan kebenaran. Apa yang dimaksud dengan Al Haq? Sebuah kebenaran? Bagaimana dengan dimaksud bahwa membunuh orang adalah sebuah kebenaran? Firman Allah ii dijelaskan dalam hadist Nabi, bahwa kecuali dengan kebenaran itu adalah hadist: Tidak halal darah seorang muslim yang bersaksi bahwa Tidak ada Illah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, kecuali dalam 3 perkara:
1. orang yang membunuh
2. orang yang sudah menikah, kemudian berbuat zina
3. orang yang murtad meninggal agamanya, yang meninggalkan jamaahnya.

Darah tiga jenis manusia ini tidak lagi haram. Allah emnciptkana manusia dan paling tahu tentang manusia.

2. Membunuh anak
Tradisi orang2 Arab jahiliyah dahulu, yaitu membunuh anak2nya. Kalau di zaman dulu, orang Arab mempunyai anak perempuan akrena malu, maka dibunuh hidup2. Kalau zaman sekarang, orang tua karena tidak mau repot, maka dimatikan terlebih dahulu ketika masih dalam perut ibunya.

QS An Nahl 58-59: Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)?. Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.

Ini tradisi jahiliyah sangat tidak manusiawi, sangat biadab. Ketika diberikan berita gembira dengan hadirnya anak perempuan, muka mereka sangat hitam karena malu, maka mereka kubur hidup2 anak itu, maka mereka divonis oleh Allah sebagai….

Dan janganlah kau bunuh anak2 kamu karena takut miskin. Kami berikan kalian rezeki, dan juga kepada anak2 kalian.

Ada ayat2 Al Quran yang memang semuanya harus kita tadabburi secara mendalam, antara surat Al An’am 151 dengan surat Al Isra’ 31, Allah melarang membunuh anak manusia, tapi berbeda bunyinya. Jangan membunuh anak2 kamu karena takut miskin.

Tapi dalam Al Isra’ yang Allah dahulukan, adalah meneybut anak2 lebih dahulu, baru kemudian orang tua. Dana janganlah kau bunuh anak2 kamu karena takut miskin, kami pasti memberikan kepada mereka, dan kepada kalian.

Kenapa dalam surat Al Anam adalah mendahulukan orang tua dahulu, sedangkan dalam Al Isra’ menyebut anak, jangan kamu membunuh anak2 kamu.

Ulama pendidikan emngatakan, jahiliyah adalah satu kondisi mentalitas seseorang. Manusia menolak Islam. Jadi jahiliyah zaman sekarang, adalah takut miskin, karena takut repot dan takut miskin hidupnya. Allah sebutkan lebih dulu “Kami pastik berikan rezeki hai orang tua, dan Kami pasti berikan rezeki pada anak2nya.”

Tapi kondisi manusia tidak selamanya takut terhadap dirinya, tapi yang emreka khawatirkan adalah nanti anak saya bagaimana, makan apa, biaya oendidikan bagaimana, maka dari itu yang didahulukan adalah mengungkapkan “Kami pasti akan memberikan rezeki kepada mereka dan kepada kamu.”

3. Al Intihar (bunuh diri)

Kejahatan yang besar. Nyawa manusia adalah Allah yang memberikan, maka tidak boleh anugrah Allah kita sia2kan. Maka ketika membunuh dirinya sendiri, di dalam hadist SAW, balasannya adalah neraka selama2nya.

Hadist dari Abu Hurairah ra, berkata Rasulullah saw: “Barangsiapa yang bunuh diri, apakah emnggunakan besi, atau bunuh dirinya dengan meminum racun, atau bunuh driinya dari atas (guung) maka orang itu masuk neraka selama2nya.”


Bunuh diri bukan solusi, Ini bedanya orang beriman dengan bukan orang beriman. Orang beriman akan bisa membedakan bahwa kehidupan itu rahmat dari Allah.

Jumat, 02 Januari 2015

Ciri-ciri Orang yang Hatinya Hidup


1. Tafakkur, merenungi, menghayati
QS Ali Imran 190-191: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi Ulil Albab. (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”.

Allah berfirman, bahwa mereka yang merenungi secara mendalam, menghayati tentang ciptaan Allah, langit dan bumi. Allah memuji hamba2Nya yang beriman, yang selalu bertafakkur, merenungi dan menghayati, perbuatan2 Allah dan ciptaan2 Allah, bagaimana teliti dan rapinya ciptaan Allah, itulah yang disebut sebagai Ulil Albab.

Tidak ada lagi yang lebih memanjakan kecuali ketika manusia dipuji oleh Allah. Dan manusia yang dipuji oleh Allah adalah manusia yang merenungi ciptaan Allah. Dan itulah orang2 yang hatinya hidup. Hati yang selalu ingat kepada Allah. Mereka selalu berdzikir kepada Allah dalam seluruh keadaannya. Baik itu ketika berdiri, duduk, atau pun dalam keadaan rebahan/tiduran. Tiga posisi ini bukan berarti membatasi, tapi hanya untuk menggambarkan bahwa dalam kondisi seperti apa pun manusia selalu mengingat Allah.

Mengingat Allah, bukanlah dalam kondisi pasif, tapi dalam kondisi aktif yaitu selalu merenungi ciptaan Allah. Mereka selalu dalam keadaan berpikir, selalu berorientasi kepada Allah. Dia akan diberikan kekuatan kepada Allah SWT, selalu membangun hubungannya dengan Allah.

Hadist Ibnu Abbas ra, Rasulullah bersabda: sepertiga malam terakhir Nabi duduk dan menghadap ke langit dan berkata, “inna fii khalqi alssamaawaati waal-ardhi waikhtilaafi allayli waalnnahaari waalfulki allatii tajrii fii albahri bimaa yanfa’u alnnaasa wamaa anzala allaahu mina alssamaa-i min maa-in fa-ahyaa bihi al-ardha ba’da mawtihaa wabatstsa fiihaa min kulli daabbatin watashriifi alrriyaahi waalssahaabi almusakhkhari bayna alssamaa-i waal-ardhi laaayaatin liqawmin ya’qiluuna” (Al Baqarah 164). Lalu nabi berdiri dan sholat sebelas rokaat, ketika adzan, berliau sholat dua rokaat, lalu pergi ke masjid.

Doa yang dipanjatkan Rasulullah: “Ya Allah, jadikan dalam hati ku nuur (cahaya), dalam pandanganku cahaya, dan cahaya di sisiku, dan cahaya di depanku, dan cahaya di belakangku, dan cahaya di hadapanku.”

Ini sebuah tarbiyah ruhiyah yang dicontohkan nabi SAW.

QS Al Baqarah 164: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.

Ukuran seseorang yang hatinya hidup, bukan banyaknya keilmuwan (walau itu juga penting), bukan pandainya menyampaikan pesan2 Islam (walau itu juga perlu), bukan. Tapi ukuran bahwa seseorang itu alim adalah yang tafakkur merenungi ciptaan Allah.

QS Fathir 27-28:
27. Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit, lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat.
28. Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.

Orang yang bertafakkur merenungi ciptaan Allah berupa hujan yang menghasilkan berbagai jenis buah-buahan, gunung yang ada garis2 putih, merah, dan garis2 hitam. Berupa manusia dan hewan yang berbeda jenis dan warnanya. Semua itu adalah ulama. Ini adalah untuk mengukur siapa itu ulama.

Mungkin orang bila ditanya siapa itu ulama, mungkin akan dijawab, orang yang karyanya banyak, yang punya banyak pendengar, yang punya murid yang banyak. Itu semua penting. Tapi bukan itu parameternya. Definisi ulama adalah hamba2 Allah yang tidak takut kecuali hanya kepada Allah. Tidak takut popularotasnya hilang, tidak takut buku yang ditulisnya tidak laku, tidak takut karya ilmiahnya tidak diterima orang.

Ulama adalah orang yang pengabdiannya hanya kepada Allah. Di sini Allah menggunakan hamba2Nya (haknya kepada Allah), memberikan kehormatan kepada mereka. Kapan itu diberikan kehormatan, yaitu ketika hamba itu takut kepada Allah, bukan budaknya Negara tertentu, bukan budaknya orang tertentu. Ulama adalah orang yang merdeka.

2. Selalu merasa diawasi oleh Allah (muroqobatuLLah)

Seseorang yang selalu yakin betul dia diradar oleh Allah, maka ia akan selalu mengkritisi, menghitung2 dirinya, sehingga dengan demikian, dia akan selalu takut kepada Allah SWT.

QS Al Fajr 14: “Sesungguh, Tuhanmu benar-benar mengawasi”

Dan sesungguhnya kita semua selalu yakin bahwa perbuatan kita, perkataan kita, keberpihakan kita nanti akan dihisab oleh Allah,. Sehingga orang yang bekerja dalam dunia bisnis, politik, dsbnya tidak akan terjebak. Dia akan selalu berpihak kepada Allah. Ketika di dunia politik, dia berpihak pada seseorang, dia selalu menghitung2 apakah nanti keperbihakannya ini bisa dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.

QS Ali Imran 5: “Sesungguhnya bagi Allah tidak ada satupun yang tersembunyi di bumi dan tidak (pula) di langit.”

Sesungguhnya Allah tidak samar sedikit pun, tidak ada sesuatu apa pun yang samar di mata Allah

QS Asy Syuara 218-220: “Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk sembahyang), dan (melihat pula) perobahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud.”

QS Al Hadid 4: “Allah selalu bersama kalian di mana pun kalian berada”

Muhasabah, muraqobah itu selalu dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam berumah tangga, saumi istri sellau merasa diawasi Allah. Suami yang bekerja di luar rumah, istri yang jauh dari suaminya, anak yang kuliah di luar kota, akan selalu merasa diawasi Allah. Sehingga tidak berani melakukan perbuatan tercela, yang merusak kehormatan kelyarganya

QS An Nisa 1: “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.”

Ayat ini berbicara tentang kehidupan suami istri, lalu ayat ini ditutup dengan pernyataan bahwa Allah selalu menjaga dan mengawasi kita.

Hadist tentang Rasulullah berdialoq dengan Jibril tentang Ihsan, yaitu ihsan adalah kamu seolah2 melihat Allah, dan ketika kamu tidak bisa melihat Allah, yakinlah bahwa Allah melihat kita.

QS Al Hasyr 18; “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Ini menggambarkan betapa dekatnya hari kiamat itu, karena digambarkan di ayat ini dengan kata “hari esok.”


Dengan senantiasa bermuroqobah muhasabah, tafakkur, semoga hati kita selalu hidup. Semoga apa yang kita lihat dan dengar, menjadi sarana tafakkur kita kepada Allah, bukan semata2 rekreasi intelektual kita. Aamiin..

Kamis, 01 Januari 2015

Al Quran sebagai Petunjuk bagi Hati yang Hidup


Ketika Allah melapangkan dada seseorang untuk mengikuti Islam, di mana orang itu mendapatkan cahaya Allah, itu tidak akan sama dengan orang yg hatinya keras. Orang yang hatinya keras itu dalam keadaan kesesatan yang nyata.

QS Az Zumar 22-23:
22. Maka apakah orang-orang yang dibukakan hatinya oleh Allah untuk (menerima) agama Islam lalu dia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang hatinya membatu)? Maka celakalah mereka yang hatinya telah membatu untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.

23. Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka ketika mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa dibiarkan sesat oleh Allah, maka tidak seorang pun yang dapat memberi petunjuk

Orang yang hatinya hidup itu, urusan hidupnya mudah semuanya. Itu terlihat, dari fisiknya saja sudah nampak jelas, bahwa dia tampak tunduk pada Allah. Bukan hanya jiwanya saja, tapi kulitnya juga tunduk pada Allah.

Hati yang hidup itu adalah kehidupan itu sendiri bagi orang2 beriman. Di mana Allah jadikan iman dan Al Quran benar2 tertanam di dalam hati mereka. Mereka takut kepada Allah, tidak berani menunda-nunda kewajiban. Mereka selalu hidup dalam roja’ (harapan2) pada Allah. Obsesi terbesarnya adalah ridho Allah.

Jangan sampai kita menjadikan dunia ini sebagai obsesi terbesar kita. Karena hati yang hidup adalah hati yang takut pada Allah. Karena hati yang hidup adalah energy terbesar kita untuk hidup di dunia ini.

Hal yang paling dominan dari hati yang tentram adalah dzikir (mengingat) kepada Allah. Walau ada juga hal lain yang membuat hati menjadi tenang, tapi dzikir adalah hal yang paling dominan.

QS Ar Ra’d 28: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”

Ketahuliah bahwa hanya dengan dzikir pada Allah hati menjadi tentram.

Kehidupan hati, kalau kita lihat dalam Al Quranul Karim, adalah tema sangat penting. Disebut sampai 120 ayat. Semua berbicara tentang al qolb (hati).
Lalu tentang al du’ad (juga kata lain ttg hati) disebut dalam 15 ayat.

Hati yang hidup adalah syarat mutlak bagi kebaikan umat manusia.

Jadi jika pemerintah menginginkan warga negaranya menjadi baik, itu harus dimulai dengan sholat yang baik.

Sebagian orang, bila fisiknya sakit, maka ia melakukan check up sampai puluhan juta, tapi ketika hatinya yang sakit, ia lakukan hanya dengan uang recehan saja. Astaghfirullah…

Hadist yang panjang riwayat Numan ibnu bashir, tentang hati, yang penggalan artinya: Rasulullah bersabda: “Ketahuilah bahwa dalam tubuh manusia ada mutghah (segumpalan daging). Apabila mutghah itu baik, maka baiklah seluruh jasad manusia. Dan apabila mutghah itu buruk maka buruk lah seluruh jasad manusia.”

Dia bagaikan seorang amir, pemimpin, yang memberikan perintah, agar mata hanya untuk melihat yang baik, telinga untuk mendengar yang baik, dsbnya.

Dari sekian banyaknya Al Quran berbicara tentang Al Qolbi, pertanyaannya adalah apa pentingnya hati yang hidup?

1. Hati yang hidup adalah hajat kebutuhan spiritual kita.
Manusia diciptkan dari dua unsur, yaitu unsur tanah (aktif) dan unsur ruhiyah.
Manusia sering memeriksa unsur tanahnya, tapi unsur ruhaniyahnya jarang diperiksa.

Ruhaniyah yang sehat akan menggerakkan seluruh jiwa raganya. Di dalam Al Quran, orang yang menyia-nyiakan mengingat Allah, maka dia akan mendapatkan kehidupan yang sempit.

QS Thaha 124: “Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.”

2. Hati yang dijadikan tempat untuk berlabuhnya wahyu. Hati siapa ayang paling hidup? Yaitu Rasulullah SAW.

QS Al Baqarah 97: Katakanlah: "Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka (ketahuilah) bahwa dialah yang telah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan izin Allah, membenarkan apa (kitab-kitab) yang terdahulu, dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman.

QS Asy Syuara 192-194: “Sesungguhnya Al-Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam. Ia dibawa turun oleh Ruh al-Amin (Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan.”

Jibril, malaikat yang amanah itu, yang turun membawa Al Quran kepada hati Nabi Muhammad. Dan meskipun kita bukan Nabi dan bukan Rasul, tapi begitu hati kita itu hidup, maka Al Quran menjadi mudah kita terima. Kita tidak akan mendebatkan, mengkritisi Al Quran. Yang meragukan isi Al Quran itu adalah hati yang mati. Naudzubillahi min dzalik.

3. Kebahagiaan manusia dalam hidup ini.

Kita bisa menimpor teknologi, tapi kita tidak bisa mengimpor kebahagiaan dari luar negri. Walau tidak sedikit orang Negara maju yang tidak bahagia, karena kebahagiaan itu tidak ada hubungannya dengan teknologi. Walau hal ini bukan berarti kita menyia2kan teknologi,

Al Baqarah 1-5: “Alif laam miim. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada kitab yang telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

Orang2 yang bertaqwa tidak ada sedikit pun keraguan di dalam hatinya terhadap Al Quran, itulah orang2 yg berbahagia, orang2 yang beruntung.

Oleh karena itu kita harus selalu memperhatikan kondisi hati kita. Hati yang hidup adalah hati yang selalu mengingat Allah.

QS Thoha 123: “Jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, maka ketahuilah barang siapa mengikut petunjuk-Ku, dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.”

Kehidupan hati adalah sebuah keniscayaan untuk merealisasikan kebahagiaan dalam hidup ini. Orang yg hatinya hidup, akan berlomba2 memproduksi kebaikan.

QS Al Muminun 57: “Sungguh, orang-orang yang karena takut (azab) Tuhannya, mereka sangat berhati-hati.”

Perlombaan untuk memproduksi kebaikan itu membuktikan bahwa hati mereka adalah hati yang hidup, yang takut kepada Allah SWT.