Ketika Allah melapangkan dada seseorang
untuk mengikuti Islam, di mana orang itu mendapatkan cahaya Allah, itu tidak
akan sama dengan orang yg hatinya keras. Orang yang hatinya keras itu dalam
keadaan kesesatan yang nyata.
QS Az Zumar 22-23:
22. Maka apakah orang-orang yang dibukakan
hatinya oleh Allah untuk (menerima) agama Islam lalu dia mendapat cahaya dari
Tuhannya (sama dengan orang yang hatinya membatu)? Maka celakalah mereka yang
hatinya telah membatu untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang
nyata.
23. Allah telah menurunkan perkataan yang
paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang,
gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian
menjadi tenang kulit dan hati mereka ketika mengingat Allah. Itulah petunjuk
Allah, dengan kitab itu Dia memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki.
Dan barang siapa dibiarkan sesat oleh Allah, maka tidak seorang pun yang dapat
memberi petunjuk
Orang yang hatinya hidup itu, urusan
hidupnya mudah semuanya. Itu terlihat, dari fisiknya saja sudah nampak jelas,
bahwa dia tampak tunduk pada Allah. Bukan hanya jiwanya saja, tapi kulitnya
juga tunduk pada Allah.
Hati yang hidup itu adalah kehidupan itu
sendiri bagi orang2 beriman. Di mana Allah jadikan iman dan Al Quran benar2
tertanam di dalam hati mereka. Mereka takut kepada Allah, tidak berani
menunda-nunda kewajiban. Mereka selalu hidup dalam roja’ (harapan2) pada Allah.
Obsesi terbesarnya adalah ridho Allah.
Jangan sampai kita menjadikan dunia ini
sebagai obsesi terbesar kita. Karena hati yang hidup adalah hati yang takut
pada Allah. Karena hati yang hidup adalah energy terbesar kita untuk hidup di
dunia ini.
Hal yang paling dominan dari hati yang
tentram adalah dzikir (mengingat) kepada Allah. Walau ada juga hal lain yang
membuat hati menjadi tenang, tapi dzikir adalah hal yang paling dominan.
QS Ar Ra’d 28: “(yaitu) orang-orang yang
beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah,
hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”
Ketahuliah bahwa hanya dengan dzikir pada
Allah hati menjadi tentram.
Kehidupan hati, kalau kita lihat dalam Al
Quranul Karim, adalah tema sangat penting. Disebut sampai 120 ayat. Semua
berbicara tentang al qolb (hati).
Lalu tentang al du’ad (juga kata lain ttg
hati) disebut dalam 15 ayat.
Hati yang hidup adalah syarat mutlak bagi
kebaikan umat manusia.
Jadi jika pemerintah menginginkan warga
negaranya menjadi baik, itu harus dimulai dengan sholat yang baik.
Sebagian orang, bila fisiknya sakit, maka
ia melakukan check up sampai puluhan juta, tapi ketika hatinya yang sakit, ia
lakukan hanya dengan uang recehan saja. Astaghfirullah…
Hadist yang panjang riwayat Numan ibnu
bashir, tentang hati, yang penggalan artinya: Rasulullah bersabda: “Ketahuilah
bahwa dalam tubuh manusia ada mutghah (segumpalan daging). Apabila mutghah itu
baik, maka baiklah seluruh jasad manusia. Dan apabila mutghah itu buruk maka
buruk lah seluruh jasad manusia.”
Dia bagaikan seorang amir, pemimpin, yang
memberikan perintah, agar mata hanya untuk melihat yang baik, telinga untuk
mendengar yang baik, dsbnya.
Dari sekian banyaknya Al Quran berbicara
tentang Al Qolbi, pertanyaannya adalah apa pentingnya hati yang hidup?
1. Hati yang hidup adalah hajat kebutuhan
spiritual kita.
Manusia diciptkan dari dua unsur, yaitu
unsur tanah (aktif) dan unsur ruhiyah.
Manusia sering memeriksa unsur tanahnya,
tapi unsur ruhaniyahnya jarang diperiksa.
Ruhaniyah yang sehat akan menggerakkan
seluruh jiwa raganya. Di dalam Al Quran, orang yang menyia-nyiakan mengingat
Allah, maka dia akan mendapatkan kehidupan yang sempit.
QS Thaha 124: “Dan barang siapa berpaling
dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan
Kami akan mengumpulkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.”
2. Hati yang dijadikan tempat untuk
berlabuhnya wahyu. Hati siapa ayang paling hidup? Yaitu Rasulullah SAW.
QS Al Baqarah 97: Katakanlah: "Barang
siapa yang menjadi musuh Jibril, maka (ketahuilah) bahwa dialah yang telah
menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan izin Allah, membenarkan apa
(kitab-kitab) yang terdahulu, dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi
orang-orang yang beriman.
QS Asy Syuara 192-194: “Sesungguhnya
Al-Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam. Ia dibawa turun
oleh Ruh al-Amin (Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah
seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan.”
Jibril, malaikat yang amanah itu, yang
turun membawa Al Quran kepada hati Nabi Muhammad. Dan meskipun kita bukan Nabi
dan bukan Rasul, tapi begitu hati kita itu hidup, maka Al Quran menjadi mudah
kita terima. Kita tidak akan mendebatkan, mengkritisi Al Quran. Yang meragukan
isi Al Quran itu adalah hati yang mati. Naudzubillahi min dzalik.
3. Kebahagiaan manusia dalam hidup ini.
Kita bisa menimpor teknologi, tapi kita
tidak bisa mengimpor kebahagiaan dari luar negri. Walau tidak sedikit orang
Negara maju yang tidak bahagia, karena kebahagiaan itu tidak ada hubungannya
dengan teknologi. Walau hal ini bukan berarti kita menyia2kan teknologi,
Al Baqarah 1-5: “Alif laam miim. Kitab (Al
Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,
(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, mendirikan shalat, dan
menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka
yang beriman kepada kitab yang telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang
telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.
Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan mereka itulah
orang-orang yang beruntung.”
Orang2 yang bertaqwa tidak ada sedikit pun
keraguan di dalam hatinya terhadap Al Quran, itulah orang2 yg berbahagia,
orang2 yang beruntung.
Oleh karena itu kita harus selalu
memperhatikan kondisi hati kita. Hati yang hidup adalah hati yang selalu
mengingat Allah.
QS Thoha 123: “Jika datang kepadamu
petunjuk dari-Ku, maka ketahuilah barang siapa mengikut petunjuk-Ku, dia tidak
akan sesat dan tidak akan celaka.”
Kehidupan hati adalah sebuah keniscayaan
untuk merealisasikan kebahagiaan dalam hidup ini. Orang yg hatinya hidup, akan
berlomba2 memproduksi kebaikan.
QS Al Muminun 57: “Sungguh, orang-orang
yang karena takut (azab) Tuhannya, mereka sangat berhati-hati.”
Perlombaan untuk memproduksi kebaikan itu
membuktikan bahwa hati mereka adalah hati yang hidup, yang takut kepada Allah
SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar