Kamis, 01 Januari 2015

Al Quran sebagai Petunjuk bagi Hati yang Hidup


Ketika Allah melapangkan dada seseorang untuk mengikuti Islam, di mana orang itu mendapatkan cahaya Allah, itu tidak akan sama dengan orang yg hatinya keras. Orang yang hatinya keras itu dalam keadaan kesesatan yang nyata.

QS Az Zumar 22-23:
22. Maka apakah orang-orang yang dibukakan hatinya oleh Allah untuk (menerima) agama Islam lalu dia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang hatinya membatu)? Maka celakalah mereka yang hatinya telah membatu untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.

23. Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka ketika mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa dibiarkan sesat oleh Allah, maka tidak seorang pun yang dapat memberi petunjuk

Orang yang hatinya hidup itu, urusan hidupnya mudah semuanya. Itu terlihat, dari fisiknya saja sudah nampak jelas, bahwa dia tampak tunduk pada Allah. Bukan hanya jiwanya saja, tapi kulitnya juga tunduk pada Allah.

Hati yang hidup itu adalah kehidupan itu sendiri bagi orang2 beriman. Di mana Allah jadikan iman dan Al Quran benar2 tertanam di dalam hati mereka. Mereka takut kepada Allah, tidak berani menunda-nunda kewajiban. Mereka selalu hidup dalam roja’ (harapan2) pada Allah. Obsesi terbesarnya adalah ridho Allah.

Jangan sampai kita menjadikan dunia ini sebagai obsesi terbesar kita. Karena hati yang hidup adalah hati yang takut pada Allah. Karena hati yang hidup adalah energy terbesar kita untuk hidup di dunia ini.

Hal yang paling dominan dari hati yang tentram adalah dzikir (mengingat) kepada Allah. Walau ada juga hal lain yang membuat hati menjadi tenang, tapi dzikir adalah hal yang paling dominan.

QS Ar Ra’d 28: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”

Ketahuliah bahwa hanya dengan dzikir pada Allah hati menjadi tentram.

Kehidupan hati, kalau kita lihat dalam Al Quranul Karim, adalah tema sangat penting. Disebut sampai 120 ayat. Semua berbicara tentang al qolb (hati).
Lalu tentang al du’ad (juga kata lain ttg hati) disebut dalam 15 ayat.

Hati yang hidup adalah syarat mutlak bagi kebaikan umat manusia.

Jadi jika pemerintah menginginkan warga negaranya menjadi baik, itu harus dimulai dengan sholat yang baik.

Sebagian orang, bila fisiknya sakit, maka ia melakukan check up sampai puluhan juta, tapi ketika hatinya yang sakit, ia lakukan hanya dengan uang recehan saja. Astaghfirullah…

Hadist yang panjang riwayat Numan ibnu bashir, tentang hati, yang penggalan artinya: Rasulullah bersabda: “Ketahuilah bahwa dalam tubuh manusia ada mutghah (segumpalan daging). Apabila mutghah itu baik, maka baiklah seluruh jasad manusia. Dan apabila mutghah itu buruk maka buruk lah seluruh jasad manusia.”

Dia bagaikan seorang amir, pemimpin, yang memberikan perintah, agar mata hanya untuk melihat yang baik, telinga untuk mendengar yang baik, dsbnya.

Dari sekian banyaknya Al Quran berbicara tentang Al Qolbi, pertanyaannya adalah apa pentingnya hati yang hidup?

1. Hati yang hidup adalah hajat kebutuhan spiritual kita.
Manusia diciptkan dari dua unsur, yaitu unsur tanah (aktif) dan unsur ruhiyah.
Manusia sering memeriksa unsur tanahnya, tapi unsur ruhaniyahnya jarang diperiksa.

Ruhaniyah yang sehat akan menggerakkan seluruh jiwa raganya. Di dalam Al Quran, orang yang menyia-nyiakan mengingat Allah, maka dia akan mendapatkan kehidupan yang sempit.

QS Thaha 124: “Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.”

2. Hati yang dijadikan tempat untuk berlabuhnya wahyu. Hati siapa ayang paling hidup? Yaitu Rasulullah SAW.

QS Al Baqarah 97: Katakanlah: "Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka (ketahuilah) bahwa dialah yang telah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan izin Allah, membenarkan apa (kitab-kitab) yang terdahulu, dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman.

QS Asy Syuara 192-194: “Sesungguhnya Al-Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam. Ia dibawa turun oleh Ruh al-Amin (Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan.”

Jibril, malaikat yang amanah itu, yang turun membawa Al Quran kepada hati Nabi Muhammad. Dan meskipun kita bukan Nabi dan bukan Rasul, tapi begitu hati kita itu hidup, maka Al Quran menjadi mudah kita terima. Kita tidak akan mendebatkan, mengkritisi Al Quran. Yang meragukan isi Al Quran itu adalah hati yang mati. Naudzubillahi min dzalik.

3. Kebahagiaan manusia dalam hidup ini.

Kita bisa menimpor teknologi, tapi kita tidak bisa mengimpor kebahagiaan dari luar negri. Walau tidak sedikit orang Negara maju yang tidak bahagia, karena kebahagiaan itu tidak ada hubungannya dengan teknologi. Walau hal ini bukan berarti kita menyia2kan teknologi,

Al Baqarah 1-5: “Alif laam miim. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada kitab yang telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

Orang2 yang bertaqwa tidak ada sedikit pun keraguan di dalam hatinya terhadap Al Quran, itulah orang2 yg berbahagia, orang2 yang beruntung.

Oleh karena itu kita harus selalu memperhatikan kondisi hati kita. Hati yang hidup adalah hati yang selalu mengingat Allah.

QS Thoha 123: “Jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, maka ketahuilah barang siapa mengikut petunjuk-Ku, dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.”

Kehidupan hati adalah sebuah keniscayaan untuk merealisasikan kebahagiaan dalam hidup ini. Orang yg hatinya hidup, akan berlomba2 memproduksi kebaikan.

QS Al Muminun 57: “Sungguh, orang-orang yang karena takut (azab) Tuhannya, mereka sangat berhati-hati.”

Perlombaan untuk memproduksi kebaikan itu membuktikan bahwa hati mereka adalah hati yang hidup, yang takut kepada Allah SWT.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar