Jumat, 02 Januari 2015

Ciri-ciri Orang yang Hatinya Hidup


1. Tafakkur, merenungi, menghayati
QS Ali Imran 190-191: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi Ulil Albab. (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”.

Allah berfirman, bahwa mereka yang merenungi secara mendalam, menghayati tentang ciptaan Allah, langit dan bumi. Allah memuji hamba2Nya yang beriman, yang selalu bertafakkur, merenungi dan menghayati, perbuatan2 Allah dan ciptaan2 Allah, bagaimana teliti dan rapinya ciptaan Allah, itulah yang disebut sebagai Ulil Albab.

Tidak ada lagi yang lebih memanjakan kecuali ketika manusia dipuji oleh Allah. Dan manusia yang dipuji oleh Allah adalah manusia yang merenungi ciptaan Allah. Dan itulah orang2 yang hatinya hidup. Hati yang selalu ingat kepada Allah. Mereka selalu berdzikir kepada Allah dalam seluruh keadaannya. Baik itu ketika berdiri, duduk, atau pun dalam keadaan rebahan/tiduran. Tiga posisi ini bukan berarti membatasi, tapi hanya untuk menggambarkan bahwa dalam kondisi seperti apa pun manusia selalu mengingat Allah.

Mengingat Allah, bukanlah dalam kondisi pasif, tapi dalam kondisi aktif yaitu selalu merenungi ciptaan Allah. Mereka selalu dalam keadaan berpikir, selalu berorientasi kepada Allah. Dia akan diberikan kekuatan kepada Allah SWT, selalu membangun hubungannya dengan Allah.

Hadist Ibnu Abbas ra, Rasulullah bersabda: sepertiga malam terakhir Nabi duduk dan menghadap ke langit dan berkata, “inna fii khalqi alssamaawaati waal-ardhi waikhtilaafi allayli waalnnahaari waalfulki allatii tajrii fii albahri bimaa yanfa’u alnnaasa wamaa anzala allaahu mina alssamaa-i min maa-in fa-ahyaa bihi al-ardha ba’da mawtihaa wabatstsa fiihaa min kulli daabbatin watashriifi alrriyaahi waalssahaabi almusakhkhari bayna alssamaa-i waal-ardhi laaayaatin liqawmin ya’qiluuna” (Al Baqarah 164). Lalu nabi berdiri dan sholat sebelas rokaat, ketika adzan, berliau sholat dua rokaat, lalu pergi ke masjid.

Doa yang dipanjatkan Rasulullah: “Ya Allah, jadikan dalam hati ku nuur (cahaya), dalam pandanganku cahaya, dan cahaya di sisiku, dan cahaya di depanku, dan cahaya di belakangku, dan cahaya di hadapanku.”

Ini sebuah tarbiyah ruhiyah yang dicontohkan nabi SAW.

QS Al Baqarah 164: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.

Ukuran seseorang yang hatinya hidup, bukan banyaknya keilmuwan (walau itu juga penting), bukan pandainya menyampaikan pesan2 Islam (walau itu juga perlu), bukan. Tapi ukuran bahwa seseorang itu alim adalah yang tafakkur merenungi ciptaan Allah.

QS Fathir 27-28:
27. Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit, lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat.
28. Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.

Orang yang bertafakkur merenungi ciptaan Allah berupa hujan yang menghasilkan berbagai jenis buah-buahan, gunung yang ada garis2 putih, merah, dan garis2 hitam. Berupa manusia dan hewan yang berbeda jenis dan warnanya. Semua itu adalah ulama. Ini adalah untuk mengukur siapa itu ulama.

Mungkin orang bila ditanya siapa itu ulama, mungkin akan dijawab, orang yang karyanya banyak, yang punya banyak pendengar, yang punya murid yang banyak. Itu semua penting. Tapi bukan itu parameternya. Definisi ulama adalah hamba2 Allah yang tidak takut kecuali hanya kepada Allah. Tidak takut popularotasnya hilang, tidak takut buku yang ditulisnya tidak laku, tidak takut karya ilmiahnya tidak diterima orang.

Ulama adalah orang yang pengabdiannya hanya kepada Allah. Di sini Allah menggunakan hamba2Nya (haknya kepada Allah), memberikan kehormatan kepada mereka. Kapan itu diberikan kehormatan, yaitu ketika hamba itu takut kepada Allah, bukan budaknya Negara tertentu, bukan budaknya orang tertentu. Ulama adalah orang yang merdeka.

2. Selalu merasa diawasi oleh Allah (muroqobatuLLah)

Seseorang yang selalu yakin betul dia diradar oleh Allah, maka ia akan selalu mengkritisi, menghitung2 dirinya, sehingga dengan demikian, dia akan selalu takut kepada Allah SWT.

QS Al Fajr 14: “Sesungguh, Tuhanmu benar-benar mengawasi”

Dan sesungguhnya kita semua selalu yakin bahwa perbuatan kita, perkataan kita, keberpihakan kita nanti akan dihisab oleh Allah,. Sehingga orang yang bekerja dalam dunia bisnis, politik, dsbnya tidak akan terjebak. Dia akan selalu berpihak kepada Allah. Ketika di dunia politik, dia berpihak pada seseorang, dia selalu menghitung2 apakah nanti keperbihakannya ini bisa dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.

QS Ali Imran 5: “Sesungguhnya bagi Allah tidak ada satupun yang tersembunyi di bumi dan tidak (pula) di langit.”

Sesungguhnya Allah tidak samar sedikit pun, tidak ada sesuatu apa pun yang samar di mata Allah

QS Asy Syuara 218-220: “Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk sembahyang), dan (melihat pula) perobahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud.”

QS Al Hadid 4: “Allah selalu bersama kalian di mana pun kalian berada”

Muhasabah, muraqobah itu selalu dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam berumah tangga, saumi istri sellau merasa diawasi Allah. Suami yang bekerja di luar rumah, istri yang jauh dari suaminya, anak yang kuliah di luar kota, akan selalu merasa diawasi Allah. Sehingga tidak berani melakukan perbuatan tercela, yang merusak kehormatan kelyarganya

QS An Nisa 1: “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.”

Ayat ini berbicara tentang kehidupan suami istri, lalu ayat ini ditutup dengan pernyataan bahwa Allah selalu menjaga dan mengawasi kita.

Hadist tentang Rasulullah berdialoq dengan Jibril tentang Ihsan, yaitu ihsan adalah kamu seolah2 melihat Allah, dan ketika kamu tidak bisa melihat Allah, yakinlah bahwa Allah melihat kita.

QS Al Hasyr 18; “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Ini menggambarkan betapa dekatnya hari kiamat itu, karena digambarkan di ayat ini dengan kata “hari esok.”


Dengan senantiasa bermuroqobah muhasabah, tafakkur, semoga hati kita selalu hidup. Semoga apa yang kita lihat dan dengar, menjadi sarana tafakkur kita kepada Allah, bukan semata2 rekreasi intelektual kita. Aamiin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar