1. Goncang, bingung, tidak jelas sikapnya
Orang munafik tidak memiliki sikap yang
jelas. Ketika ummat Islam mendapatkan kemenangan, mereka mengaku sebagai bagian
dari umat Islam, tapi ketika orang akfir mendapatkan kemenangan, mereka datang
kepada orang kafir dan mengatakan mendukung orang kafir. Plin plan, tidak jelas
sikapnya.
QS An Nisa 141-143:
141. (yaitu) orang-orang yang
menunggu-nunggu (peristiwa) yang akan terjadi pada dirimu. Apabila kamu
mendapat kemenangan dari Allah mereka berkata, "Bukankah kami (turut
berperang) bersama kamu?" Dan jika orang kafir mendapat bagian
(kemenangan), mereka berkata: "Bukankah kami turut memenangkanmu, dan membela
kamu dari orang-orang mukmin?" Maka Allah akan memberi keputusan di antara
kamu pada hari kiamat. Allah tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir
untuk memusnahkan orang-orang beriman.
142. Sesungguhnya orang-orang munafik itu
hendak menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Apabila mereka
berdiri untuk shalat, mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud riya
(dengan shalat) di hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali
sedikit.
143. Mereka dalam keadaan ragu antara yang
demikian (iman atau kafir); tidak masuk golongan ini (orang-orang beriman) dan
tidak (pula) kepada golongan itu (orang-orang kafir), Barang siapa yang
disesatkan Allah, maka kamu tidak akan mendapatkan jalan (untuk memberi
petunjuk) baginya.
Untuk meyakinkan sikap mendua itu, mereka
yakinkan dengan ucapan sumpah yang bohong. Allah jelaskan ini di QS Al
Mujadalah ayat 14.
QS Al Mujaadalah 14: Tidakkah engkau
perhatikan orang-orang (munafik) yang menjadikan suatu kaum yang telah dimurkai
Allah sebagai sahabat? Orang-orang itu bukan dari (kaum) kamu dan bukan dari
(kaum) mereka. Dan mereka bersumpah atas kebohongan, sedang mereka
mengetahuinya.
Kita memperhatikan itu baik dengan kasat
mata, maupun melalui perenungan, yaitu ketika orang yang mengangkat suatu kaum
sebagai pemimpin, siapa yang mereka pilih?
Orang2 munafik itu dalam keberpihakan,
tidak mau memilih orang yang jujur. Orang2 munafik justru memilih orang yang
dimurkai oleh Allah. Mereka tidak termasuk dari kalian dan kalian juga tidak
termasuk dari mereka. Ini adalah pernyataan dari Allah, bukan pernyataan ulama.
Masih banyak sekali sifat2 orang munafik di
dalam kehidupan dunia ini. Jika dijelaskan satu per satu akan panjang sekali
penjelasannya. Semua yang disebutkan di sini hanya sebagiannya saja. Berikut
ini akan disebutkan secara singkat saja, karena setelah itu kita akan bahas
tentang apa pendapat orang2 dari generasi terbaik, yaitu generasi sahabat
Rasulullah, tentang nifak.
2. Orang2 yang durhaka (suka berbuat dosa,
tanpa ada beban).
Karena tidak punya sensitifitas keimanan,
maka mereka tidak risih melakukan dosa. Mereka merasa biasa saja
meminun-minuman keras. Mereka merasa biasa saja membuka aurat. Mereka merasa
biasa saja berbohong, menipu, dsb.
3. Malas untuk beribadah.
4. Dzikirnya kepada Allah sangat sedikit,
sangat jarang.
5. Ungkapan yang menyakitkan ketika
memberikan komentar kepada orang beriman yang membayar sedekah dan zakat.
Ketika ada muslim yang memberikan bantuan
ke Palestina, mereka katakan, “kenapa berikan bantuan ke luar negri. Di dalam
negri juga banyak yang butuh.”
Padahal mereka hanya berkata2 saja, tidak
mengeluarkan sedekah apa pun baik untuk di dalam negri maupun di luar negri.
6. Menghina Al Quran dan Sunnah.
Misalnya dengan mengatakan, “Al Quran itu
kan 15 abad yang lalu, mana mungkin cocok dengan abad modern.”
Na’dzubillahi min dzalik… Padahal Al Quran
itu kan produksi Allah, pencipta langit dan bumi. Al Quran dibuat untuk manusia
hingga akhir zaman. Bukan sebatas 15 abad yang lampau, atau pun untuk bangsa
Arab saja.
Atau mengatakan, “tidak semua hadist itu
kan sahih, maka kita tidak perlu usah menggunakan hadist, cukup Al Quran saja…”
Naudzubillahi mindzalik… Hadist yang palsu
memang ada, tapi hadist2 yang sahih itu ada banyak. Da sahih Bukhari dan Muslim
yang semua hadistnya adalah sahih.
Kita harus berhati2 terhadap bahaya nifak.
Agar kita bisa meniru sahabat mulia, Umar bin Khattab ra, yang sangat berhati2
supaya ia tidak termasuk dalam kelompok orang munafik. Dan juga kita waspada
terhadap bahayanya orang2 munafik di sekitar kita.
Bagaimana komentar para sahabat Rasulullah,
generasi terbaik itu, mengenai sifak nifak ini?
Abdullah Ibnu Abi Mulaikah, seorang al
hujjah, al hafidz, beliau hidup di zaman yang masih bisa bertemu dengan 30 orang
Sahabat Rasulullah, di antaranya Aisyah, Asma, Abu Hurairah, dllnya. Beliau
mengatakan, “aku masih jumpai 30 Sahabat. Semuanya takut dirinya terkena virus
nifak.”
Manusia2 terbaik itu, semuanya mengatakan
takut terkena virus nifak.
Tidak ada dari mereka yang mengatakan, “iman
saya seperti Jibril.”
Tidak ada yang mengatakan seperti itu.
Jika di masa sekarang ini ada yang
mengatakan, “ahhh saya kan ulama, tidak mungkin saya munafik.” Itu adalah
ghuruur (Ge eR), hanya pikirannya semata saja.
Para sahabat Nabi telah memberikan
pelajaran bagi kita semua. Pelajaran yang sangat indah. Mereka dididik oleh manusia
terbaik, generasi terbaik. Mereka adalah saksi2 hidup turunnya wahyu. Tapi
justru mereka takut terkena penyakit nifak. Pertanyaannya, bagaimana dengan
saya. Logikanya, kita harus lebih takut lagi terkena virus nifak.
1. Sahabat Rasulullah adalah generasi
terbaik, sedangkan kita bukan generasi terbaik.
2. Sahabat Rasulullah hidupnya adalah
berjihad berdakwah, sedangkan kehidupan sehari-hari kita bukan selalu jihad dan
dakwah.
3. Sahabat Rasulullah berkualitas seperti
itu karena dibina langsung oleh Rasulullah SAW, sedangkan guru kita bukan
Rasulullah SAW
4. Sahabat Rasulullah adalah calon penghuni
syurga, seperti ditegaskan Allah dalam QS At Taubah 100, sedangkan kita belum
tentu masuk syurga….
Kita hidup di mana zaman lebih dominan
maksiatnya daripada takwa.
Kita hidupa di mana sebagian tempat, bohong
lebih dominan daripada jujur.
Kita hidup di mana sebagian daerah,
kebutuhan jangka pendek pragmatisme lebih dominan daripada idealisme.
Seharusnya kita sangat takut terkena virus
nifak. Kita memohon kepada Allah agar keluarga kita semua, bangsa dan Negara,
diselamatkan dari sifat nifak. Aamiin Ya Rabbal aalamiin..