Tayangan video:
Di Indonesia tiap tahunnya 7.000 anak di
bawah umur harus dihadapkan dengan hukum, bukan hanya sebagai pelaku kejahatan,
tapi juga sebagai saksi, atau pun korban.
"Rasulullah mengajarkan bahwa mengajar anak
itu dengan lembut. Ada juga dengan keras, bukan dengan emosi, tapi juga dengan
pendidikan. Kalau ibunya doyan ngaji, maka sebandel2nya
anak, pasti anak bisa ngaji. Kalau orangtuanya berantem terus, sudah barang
tentu anak akan mencari jalan yang negatif," papar Ustadzah Tatu.
Host Rere Az Zahra: Kita lihat tadi tayangan tentang keluarga
dan permasalahnnya.
Penjelasan Ustadz Ahzami:
Di antara tema kehidupan yang sangat
penting adalah Al Makaanah al ‘Usroiyyah (kekokohan keluarga). Islam sangat
memperhatikan keluarga, sehingga seolah2 Al Quran itu adalah kitab keluarga. Urgensi
Keluarga di dalam Al Quran bisa dilihat sebagai berikut:
1. Betapa banyak surat yang berbicara ttg
kekokohan keluarga.
Yaitu seperti surat Ali Imran, An Nisa, An Nur, Luqman,
dsbnya. Bahkan ada 1 surat, yaitu Surat At Tahrim, yang seluruh ayatnya
berbicara ttg keluarga. Ayat 1-5 bicara tentang keluarga Nabi Muhammad. Ayat
6-9 bicara tentang keluarga kaum muslimin. Ayat 10-12 berbicara tentang
keluarga Nuh as, Luth as, Mariam as. Ini merupakan kepedulian Al Quran terhadap
keluarga.
2. Keluarga secara Bahasa maknanya adalah
benteng. Apa korelasi antara keduanya?
a. keluarga disebut benteng karena keluarga
itu yang membentengi anggota2nya dari bahaya2 yang membahayakan, bahaya
pergaulan, dsbnya. Itu semua dijauhkan dari keluarga. Ketika seseorang berasal
dari keluarga yang kokoh keimanannya, akan dijaga oleh Allah dari bahaya
kehidupan ini.
b. benteng bagi sebuah jamaah.
Karekteristik ajaran Islam adalah ajaran
yang mengajarkan kita berjamaah. Allah emnyintai hamba2Nya yang berperang di
jalan Allah dalam keadaan shaf (barisan yang rapi dan kokoh).
Biasanya jamaah yang kuat itu adalah jamaah
yang anggota2nya berasal dari keluarga terbaik.
c. Sebuah masyarakat yang anggota2nya
berasal dari kokoh akidahnya, benar ibadahnya, benar wawasannya, maka segala
tawuran, begal dsbnya itu tidak akan berkembang.
d. Benteng Negara.
Ketika menginginkan Negara yang kuat,
kokoh, yang tidak mudah diintervensi oleh Negara, maka keluarga ini mempunyai
peran yang sangat besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Keluarga merupakan lembaga kemanusiaan yang
termahal. Rasulullah adalah pemimpin yang terbaik, karena beliau adalah
pemimpin terbaik di keluarganya.
e. Keluarga adalah benteng dakwah.
Islam adalah agama dakwah. Kita menyeru
seluruh umat manusia agar mendengar Islam. Agar rahmat Allah hanya bukan kita
saja yang menikmati. Islam tidak diutus untuk bangsa Arab saja, atau kelompok
tertentu saja, tapi untuk seluruh alam semesta.
Dakwah ini akan kokoh, akan indah, sehingga
manusia berbondong2 masuk ke dalam Islam, ketika aktifis dakwah ini berasal
dari keluarga yang kokoh, di mana aturan Allah ditegakkan, sehingga yang
terjadi adalah rumahku syurgaku.
3. Prioritas dalam mendidik adalah dimulai
dari keluarga.
Dan berilah peringatan dimulai dari
keluarga-keluarga kalian.
QS At Tahrim 6: Wahai orang-orang yang
beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya
adalah manusia dan batu;
Bangsa yang baik dimulai dari pendidikan.
Pendidikan bukan segala2nya, tapi segala2nya dimulai dari pendidikan.
Sahabat2 Rasulullah adalah manusia2 terbaik
karena dididik oleh Rasulullah SAW.
Orang yang paling wajib mendidik anak
adalah orang tuanya. Guru yang kita cintai adalah sebatas asisten, yang
membantu meringankan beban orang tua dalam mendidik anak2 sehingga orang tua
tidak boleh menyalahkan para guru ketika ada hal yang tidak beres pada anaknya.
Apa urgensi keluarga yang kokoh (al usroh
al makiinah)?
1. Di tengah2 keluarga yang kokoh ini akan
muncul pemimpin yang diridhoi oleh Allah, yang membawa rakyatnya kepada
kesejahteraan yang hakiki, yang membawa rakyatnya kepada yang diridhoi Allah
SWT. Itu lah ketika kita berdoa, agar anak2 kita, istri kita agar menjadi
qurrota a’yun, lalu ditutup dengan waj ‘alnaa lil muttaqiina imaamaa (QS Al
Furqan 74).
QS Al Furqan 74: Dan orang orang yang
berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan
keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi
orang-orang yang bertakwa.
Jadi kita akan mendapatkan pemimpin terbaik
karena mereka berasal dari keluarga terbaik.
Pertanyaan #1. Kementrian agama
mengeluarkan data, terjadi 400 ribu perceraian tiap tahun di Indonesia.
Kemiskinan yang tinggi, salah satunya factor ekonomi yang memicu perceraian.
Bagaimana Al Quran memandang hal ini?
Jawab:
Ini adalah berita yang membuat kita
bersedih. Meski penduduk Indonesia jumlahnya banyak, tapi angka 400 ribu tidak
boleh kita anggap sedikit.
Memang perceraian itu bukan berarti kiamat,
karena thalaq adalah bagian dari ajaran Islam. Cerai itu bukan solusi awal. Ia
adalah solusi terakhir.
Kalau dikaitkan dengan ekonomi lemah, tidak
semua keluarga yang bercerai itu karena miskin. Banyak juga yang dulunya miskin
mereka rukun, lalu ketika sudah menjadi kaya malah bercerai. Jadi artinya,
faktor ekonomi bisa saja menjadi penyebab perceraian, tapi sebab utamanya,
adalah karena pemahaman yang tidak benar tentang keluarga. Anak putra dan anak
putri yang mau dikawinkan perlu dipersiapkan.
Ulama mengatakan, usia 15 tahun sudah
baligh itu, bukan secara fisik saja, tapi sudah dipersiapkan untuk mencari
nafkah. Tidak dikatakan anak laki2 itu harus kaya, tapi siap mencari nafkah.
Begitu juga yang anak perempuan, ia siap menjadi mitra laki2 yang akan menjadi
suaminya. Dikatakan dalam hadist bahwa perempuan adalah saudara kandungnya
laki2. Ini pertanda bahwa perempuan adalah mitranya laki-laki.
Bagaimana mau menjadi keluarga yang kokoh, jika
pertemuan pertamanya di tempat2 tidak terpuji. Apalagi jika diketahui istrinya
dulu berpacaran, atau istrinya tahu suaminya dulu berpacaran, sehingga ketika suaminya
pergi ke luar negri, hatinya was2 memikirkan apakah istrinya akan berkhianat
apakah tidak, atau pun sebaliknya.
Rumah tangga itu bukan sekedar untuk
memenuhi kebutuhan biologis. Tidak! Ini adalah ikatan hingga di akhirat nanti.
Ini adalah proyek Robbani yang sangat besar. Ini membutuhkan persiapan mental,
pemahaman, dan ekonomi. Ketika dia kawin, ini adalah perkawinan dua keluarga
besar, sehingga ada kesungguhan dalam menjaganya.
Pertanyaan #2. Rasulullah pernah menyatakan
baiti jannati. Tentunya kita semua ingin menjadikan rumah tangga kita itu
syurga kita. Faktor2 apa yang bisa menjadikan hal itu terwujud?
Jawab:
Kalau kita berbicara tentang keluarga yang
kokoh, sudah barang tentu di dalam Al Quran dan As Sunnah sudah ada contohnya.
Keluar
1. Uswah hasanah
“Laqod kaana lakum fii rosulillahu uswatun
hasanah, liman kaana yarjullaaha wal yaumal aakhira wadzakarallaaha katsiira”
QS. Al Ahzab 21: Sesungguhnya telah ada
pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang
yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah.
Seorang suami harus menjadi uswatun hasanah
(teladan yang baik). Ketika suami memberikan nasehat kepada istrinya, maka ia
harus lebih dahulu melakukannya. Ketika menyeru kepada anak2nya untuk melakukan
kebaikan, maka dia yang terdepan melakukannya. Keteladanan adalah yang
terdepan.
Ada ungkapan Bahasa Arab yang artinya “setiap
anak perempuan itu membanggakan bapaknya.” Karena bapaknya, ketika berbicara,
ia bicara yang baik. Ketika dia bekerja, bekerjanya tidak asal-asalan. Ketika
dia mengajar, dia mengajarkan yang terbaik.
2. Manajerial yang benar
Jangan bermimpi keluarga kita akan kokoh
ketika manajerialnya tidak benar.
Keluarga itu seperti perusahaan. Seorang direktur,
setinggi apa pun akademisnya, kalau tidak punya mitra, maka tidak akan maju.
Mitra kerja suami adalah istrinya.
QS An Nisa 34-35:
34. Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi
kaum wanita, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian
yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian
dari harta mereka. Maka perempuan-perempuan yang saleh, adalah mereka yang taat
kepada Allah dan menjaga diri ketika suaminya tidak ada, karena Allah telah
menjaga (mereka). Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz,
hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur
(pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi, jika mereka
menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya
Allah Mahatinggi lagi Mahabesar.
35. Dan jika kamu khawatirkan terjadi
persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam (juru damai) dari
keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. jika kedua orang
hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada
suami-istri itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti.
Di ayat 34, “bi maa fadhdholalloohu” ada
kata “maa”. Di dalam Bahasa Arab, “maa” itu adalah isim mausul yang paling universal.
Jadi, ketika laki2 diangkat menjadi pemimpin keluarga, maka hal itu tidak
gratis.
Laki2 itu menjadi pemimpin bagi istrinya, bukan
karena sekedar jenis kelaminnya yaitu laki2, tapi karena dia punya nilai lebih.
Nilai lebih akidahnya, nilai lebih akhlaqnya, nilai lebih ibadahnya.
“Kaburo maktan indallahi antaquluu maalaa
taf ‘aluun”
QS As-Shaf 3: Amat besar kebencian di sisi
Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.
Jangan sampai sebatas menjadi suami yang pandai
ceramah, tapi tidak pandai menjalankan apa yang ia ceramahi.
3. Memberikan nafkah kepada istri2 dan
anak2nya
Bagaimana bisa kokoh rumah tangganya, kalau
istrinya menyuci pakaian tetangganya demi mencari nafkah, lalu suaminya sibuk
menikah dengan perempuan lain. Ini memberi efek yang buruk pada poligami.
Seolah2 poligami itu salah. Padahal .yang salah bukan poligaminya, tapi
pelaksananya.
Suami sehebat apa pun, ia tidak akan bisa
sendirian. Ketika ada suami yang menjadi orang besar, maka di belakangnya ada
juga orang yang besar, yaitu istrinya.
Seorang istri yang disebut solihah itu punya
dua sifat:
1. qonut, bukan sekedar taat.
Taat itu bersifat umum. Sedangkan qonut itu
taat yang sebenar2nya taat. Sehingga tidak ada lagi ketakutan2 perselingkuhan
ketika suaminya sedang tidak ada
2. haafidzhot, menjaga kehormatan
Manajemen yang baik adalah suami
bertanggung jawab,menjadi contoh, dan istrinya sholihat.
4. Tarbiyah (Pendidikan)
Tarbiyah bukan segala2nya tapi semua
kehidupan ini dimulai dengan tarbiyah.
Tarbiyah yang seperti apa?
a. pendidikan secara prefentif,
QS At Tahrim 6: yaa ayyuhalladziina aamanu
quu anfusakum wa ahliikum naaro
Jangan sampai setelah anak, naudzubillahi
mindzalik, hamil, barulah orang tuanya geger bertanya ke ustadz.. Kenapa
sebelum2nya tidak bertanya kepada para ulama, “wahai ustadz bagaiamana
pendidikan buat anak perempuan saya?”
QS Al-Israa’ 32: Dan
janganlah kalian mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan
yang keji. dan suatu jalan yang buruk.
Mendekati saja sudah diharamkan, apalagi
melakukannya.
Rumah tangga kita kokoh karena dilakukan
tarbiyah pencegahan.
QS Al An’am 152: Dan janganlah kamu dekati
harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat,.
Ini pelajaran agar anak tidak mengambil
harta orang lain. Tidak akan terjadi dalam rumah tangga kita
Rasulullah ketika akan membagikan harta berupa
kurma, ketika cucunya mengambil kurma, beliau berkata, “wahai cucuku jangan kau
mengambil harta
Jadi dari kecil sudah diajarkan, untuk tidak
dibiarkan mengambil harta orang lain, sehingga tidak akan menjadi koruptor
ketika sudah besarnya.
Demikian pelajaran kita hari ini tentang
kekohohan keluarga. Tidak sekedar menjadi wacana, tapi akan lahir masyarakat2
yang mulia dari keluarga2 ini.