Selasa, 31 Maret 2015

Ridhwanullah (Ridho Allah)

Janji Allah adalah sebuah keniscayaan. Di antara janji Allah kepada orang yang bertaqwa, yang hidupnya benar2 di bawah naungan Al Quranul Karim, buahnya begitu banyak. Kita akan mengetahui dalam kajian ini, ternyata kenikmatan terbesar adalah Ridhwanullah (ridho Allah). Ini mungkin berbeda dengan asumsi para suami, yang dalam benak mereka, ketika masuk syurga seolah2 nikmat terbesar adalah mendapatkan istri yang tercantik. Padahal bukan itu. Nikmat terbesar adalah ridhwanullah.

QS At Taubah 72: Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin, lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga ´Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar.

Mari kita dalami ayat di atas.
1. Ridho Allah kepada kaum muslimin di syurga itu adalah lebih agung dari seluruh nikmat yang ada di syurga.

2. Disebut nikmat terbesar, karena itu adalah puncak kebaikan Allah yang diberikan kepada hamba2Nya, kekasih2 Allah.

3. Ungkapan wa ridhwanum minallahi akbar
Ridho yang sedikit saja dari Allah itu, adalah jauh lebih besar dari seluruh nikmat yang ada di syurga. Apalagi bila mendapatkan ridho yg lebih besar. Dengan ayat ini kita mengetahui, ternyata, kenikmatan yang non materi (maknawi), nikmatnya lebih besar daripada nikmat yang materi. Ridho Allah adalah kenikmatan maknawi, yang lebih besar dari segala apa pun di dunia ini.

4. Menunjukkan betapa tingginya kedudukan orang2 yang mendapatkan keridhoan Allah SWT.
Mempertegas bahwa tidak ada kesuksesan yang lebih agung dibandingkan orang yang mendapatkan ridho Allah.

Mumpung kita masih di dunia ini, mari bersama2 kita berlomba2 untuk mendapatkan ridhonya Allah SWT.

Bagaimana sabda Nabi SAW berbicara tentang ridho Allah?

Dalam sahih Bukhari dan Muslim, Sesungguhnya Allah berfirman, berdialoq dengan para penghuni syurga, Mereka dengan gembiranya menyambut panggilan Allah, "bahwasanya kebahagiaan, kebaikan, ada di tanganMu ya Allah." Allah bertanya, "apakah kamu sudah ridho, sudah puas?" Jawab mereka, "Yaa Rabb, bagaimana kami tidak ridho, sementara Engkau telah berikan kepada kami apa saja yang Engkau tidak berikan kepada makhlukMu yang lainnya." Allah bertanya, "Maukah Aku berikan kalian yang lebih mulia dari itu semuanya?" Mereka berkata, "Ya Rabb, apakah ada lagi yang lebih utama dari apa yang telah kami nikmati ini?" Allah jawab, "Aku halalkan ridhoKu kepada kalian. Aku tidak akan Marah padamu selamanya."

Inilah dalil bahwa ridho Allah lebih tinggi dari seluruh kenikmatan yang ada. Padahal mereka sudah menikmati kenikmatan syurga, tapi semuanya itu masih di bawah kenikmatan, yang bernama ridho Allah.

Kita menjadi orang tua, maka anak kita ajarkan bukan untuk mencari ridho kita, tapi jadikan mereka agar mencari ridho Allah. Menjadi pemimpin, juga begitu. Yang kita kejar, adalah ridho Allah, walau seluruh dunia mengecam kita, kita tidak perlu takut, karena ridho manusia itu kecil.

Ridho Allah memang lebih besar daripada syurga lainnya. Kenapa?

1. Keabadian penghuni syurga di syurga adalah karena ridho Allah SWT.

2. Asal, pokok, dasar, dari seluruh kebaikan2. Kita tidak akan mendapatkan kebaikan dunia kalau tidak mendapatkan ridho Allah SWT.

3. Awal di mana kita bisa tinggal di syurga, dan sampainya seluruh bentuk kebahagiaan syurga kepada kita.

4. Ridho Allah adalah tujuan inti dari seluruh hamba Allah yang beribadah padaNya.
Kita sholat, kita haji, kita ikuti kajian seperti ini, kita berbangsa dan bernegara, itu semuanya dalam rangka mencari ridho Allah.

5. Puncak seluruh upaya.


Ridho Allah dan sejarah manusia2 terbaik. Bagaimana manusia2 terbaik dalam mencari ridho Allah?

1. Al Muhajiruun, rela meninggalkan hartanya, tanah airnya, orang tuanya, keluarganya, bisnisnya, demi ridho Allah. Mereka tidak peduli dengan orang2 kafir yang menghadang perjalanan mereka. Ridho Allah bagi mereka lebih besar dari intimidasi manusia. Mereka tidak takut terhadap intimidasi manusia.

2. Al Anshor rela memberikan rumahnya, hartanya, seluruh yang terbaik, kepada Al Muhajirin, demi ridho Allah semata.
Al Anshor yang membela Islam, membela nabi, luar biasa dalam perjuangannya. Mengorbankan bukan yang sisa2.

QS At Taubah 100: Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.

Orang2 yang terdahulu, yang awal2, mereka adalah muhajirin yang berhijrah karena Allah demi tegaknya Islam, dan Anshor (penolong2), dan mereka yang mengikuti muhajirin dan Anshor itu, mereka adalah para Sahabat Nabi, tapi bukan yang termasuk yang awal-awal masuk Islam, mereka adalah orang2 yang paling cepat merespon dakwah Nabi. Mereka itu mendapatkan ridho Allah.

Tidak ada sesuatu yang baru. Kebaikan pasti berulang, sebagaimana yang sudah ditunjukkan kaum Muhajirin dan Anshor, memberikan yang terbaik untuk mendapatkan ridho Allah.


Senin, 30 Maret 2015

Para Pewaris Syurga

Seperti apa orang2 yang mewarisi syurga?

Mari kita tadabburi satu per satu QS Fathir 32-35:
QS Fathir 32. Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan dan ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang besar.

Allah menjelaskan sifat2 orang yang masuk ke syurga.

Hadist:
Seseorang masuk ke masjid, maka dia berkata, “Ya Allah, rahmatilah keasinganku dari Allah, berikan aku ketentraman, jinakkan lah kebuasanku, dan giringlah untukku teman yang saleh.”
Maka ketika Abu Darda mendengar doa orang seperti itu, berkata “jika kamu benar, sungguh saya adalah orang yang lebih bahagia daripada kamu sendiri, karena aku mendengar Rasulullah membacakan ayat ini: “Di antara mereka adalah orang yang mendzholimi dirinya, dan di antara mereka ada orang yang sedang2, dan di antara mereka ada yang duluan berbuat kebaikan (QS Faathir 32).”
Mereka berkata, seperti apa orang yang cepat dengan kebaikan2 dan seperti apa nanti dia di syurga?
1. Orang yang cepat berbuat kebaikan, akan cepat masuk syurga tanpa hisab.
2. Adapun orang yang sedang, seperti kondisinya? Maka dia dihisab dengan hisab yang mudah, ringan, sebentar.
3. Ada pun orang yang mendzholimi dirinya sendiri, maka dia diperhentikan di maqom (tempat tertentu) sehingga kesedihan, ketidaktenangan memasuki dirinya.
Siapa yang tidak tenang, ketika saudara2nya sudah masuk syurga? Dia dipenjara di tempat tertentu sampai akhirnya nanti dia masuk syurga.

Kenyataannya, komitmen kaum muslimin berinteraksi dengan Al Quran berbeda2, maka berbeda2 pula tngkat kecepatan mereka masuk ke syurga.

QS Faathir 33: (Mereka akan mendapat) surga 'Adn, mereka masuk ke dalamnya, di dalamnya mereka diberi perhiasan gelang-gelang dari emas dan mutiara, dan pakaian mereka di dalamnya adalah sutera.

Balasan kepada kaum muslimin di syurga, adalah syurga ‘Adn, dan diberikan perhiasan emas dan mutiara, diberikan pakaian sutra. Itu diharamkan di dunia, tapi di akhirat itu dihalalkan. Karena akhirat adalah negri balasan, bukan lagi negri ujian seperti di dunia. Bukan saja menjadi dihalalkan, tapi kualitasnya jauh lebih baik.

Ibnu Umar mengatakan, kalau saja ada nama2 benda di akhirat yang sama dengan di dunia, itu sekedar namanya saja yang sama, tapi kualitasnya tidak akan sama.

Hadist Nabi dalam Sahih Bukhari, “Perhiasan2 yang menyenangkan manusia itu, emas, perak, sutra, itu adalah untuk orang2 kafir di dunia, dan untuk kalian kaum muslimin di akhirat.

Hadist riwayat Anas bin Malik, “Barangsiapa yang memakai sutra di dunia, maka dia tidak akan bisa memakainya di akhirat.”

Kaum muslimin, bersabarlah. Dunia ini bukan negri balasan, tapi ini negri ujian. Sesuatu yang disenangi manusia akan hilang sedikit demi sedikit. Bukan itu yang kita kejar. Karena dulu di dunia diharamkan, akan dia dapatkan nanti di akhirat.

Allah di ayat yang lain menjelaskan tentang penghuni syurga ttg baju berwarna hijau terbuat dari sundus.

QS Al Kahfi 30-31:
30. Sungguh, mereka yang beriman dan beramal saleh, Kami benar-benar tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang mengerjakan perbuatan yang baik itu.

31. Mereka itulah yang memperoleh surga 'Adn, yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; (dalam surga itu) mereka diberi hiasan dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. (Itulah) sebaik-baik pahala, dan tempat istirahat yang indah;

QS Faathir 34: Dan mereka berkata, "Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kesedihan dari kami. Sungguh, Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.

Ketika kenikmatan2 itu begitu sempurna, dinikmati oleh orang2 beriman, mereka tetap tinggal di taman2 syurga yang tinggi, lalu mereka bertahmid memuja-muji Allah, yang Telah Menghilangkan rasa takut, dihilangkan dari seluruh ketakutan malapetaka akhirat.

Apa kata mereka?

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Yang telah Menghilangkan seluruh kesedihan dari kami. Sesungguhnya Rabb kami benar2 ghofur dan syakur (QS Faathir 34).

Yang perlu ditadaburi di ayat ini, Al Hazan, itu mencakup seluruh bentuk kesedihan2. Artinya, kalau kita ingin bebas dari seluruh kesedihan, maka jadilah kita penghuni syurga, karena akan dihapus seluruh bentuk kesedihan. Mencakup kesedihan masuk neraka, kesedihan sakit, kesedihan dosa, kesedihan takut taatnya tidak diterima oleh Allah SWT.

Kesedihan hilangnya nikmat. Di dunia ini, semakin orang menyintai harta benda, biasanya semakin tinggi tingkat kesedihannya ketika ia kehilangan harta bendanya. Ketika sangat menyintai anaknya, ia akan sedih berlebihan ketika kehilangan anaknya. Ketika menyintai kedudukannya secara berlebihan, maka ia akan sangat bersedih ketika kehilangan kedudukannya, dsbnya.

Tidak ada lagi kesedihan yang berupa takut akan akibat dari suatu perbuatannya. Di dunia ini tidak sedikit perbuatan yang menyenangkan, tapi ia takut akibatnya. Zina, maka ia takut akibatnya, dsbnya. Bahkan mungkin memakan makanan yang halal pun, manusia bisa takut akibatnya, seperti gula darah, kolesterol, dsbnya. Di syurga, tidak ada makanan yang menyebabkan takut akibatnya.

35. Yang dengan karunia-Nya menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga); di dalamnya kami tidak merasa lelah dan tidak pula merasa lesu.

Penghuni syurga itu diberikan kekuatan yang luar biasa. Hadist: seorang suami diberikan istri atau bidadari, maka kekuatannya seperti kekuatan 100 orang.


Itu kenikmatan2 yang ada di syurga, yang ketika ia hidup di dunia, di bawah naungan Al Quranul Karim.

Minggu, 29 Maret 2015

Edisi Akhir Pekan Urgensi Tafaqquh Fiddin (Memahami Agama)

 Di antara tema2 Al Quran yang sangat penting adalah tafaqquh fiddin. Tema ini banyak diulang2 di Al Quran. Memberikan pemahaman kepada kita semua bahwa ini tema yang sangat penting.

Apa itu makna fiqh?
Fiqh itu artinya pemahaman yang mendalam. Sehingga ketika seseorang disebut Faqih, itu tandanya ia memahami Islam secara mendalam.

Karena akhir-akhir ini ada penyempitan makna fiqh, yaitu hanya dikaitkan dengan masalah hukum2 thoharoh (bersuci), puasa, zakat, haji, hingga bab memerdekakan budak saja. Ini memang tidak salah, tapi ini sebatas ilmu2 berkaitan dengan hukum. Padahal arti faqih lebih luas daripada itu.

Orang2 munafik disebut sebagai tidak faqih. Di zaman Nabi, ketika disebut fiqh, bukan seperti yang dipahami di zaman sekarang, yang sebatas fiqh hukum.

QS At Taubah 127: Dan apabila diturunkan satu surat, sebagian mereka memandang kepada yang lain (sambil berkata): "Adakah seorang dari (orang-orang muslimin) yang melihat kamu?" Sesudah itu merekapun pergi. Allah telah memalingkan hati mereka disebabkan mereka adalah kaum yang tidak mengerti.

Qaumun laa yaf qohuun (kaum yang tidak mengerti).

Di dalam, Fiqh hukum tentang sholat, maka yang dimaksud dengan sholat yang benar adalah perbuatan yang dimulai dari Allahu Akbar dan ditutup dengan salam. Sedangkan fiqh dalam Al Quran, bukan sebatas ditutup dengan salam, tapi masih terus hingga di dalam kehidupan sehari-harinya, yaitu sholat yang benar itu adalah yang menjauhkan diri dari perbuatan keji dan mungkar.

Setelah kita mengetahui makna fiqh, yaitu pemahaman yang mendalam, lalu mari kita pelajari tentang apa pentingnya kita mendalami Islam secara mendalam?

1. Allah SWT yang Maha Tahu, Maha Bijaksana, tidak mewajibkan kaum muslimin untuk semuanya pergi berjihad ke medan perang, tapi harus ada sekelompok dari kaum muslimin, yang tetap tinggal, yang tugasnya benar2 mendalami Islam secara mendalam.

QS At Taubah 122: Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama (liyataqqahuu fiddiin) dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.

Agar di dalam berIslam ini tidak terjebak dalam pemahman secara parsial, yaitu Islam itu tidak hanya jihad saja, tapi harus secara menyeluruh, yaitu dalam segala sisi, hingga juga harus berkeluarga dengan benar, bermasyarakat dengan benar, dsbnya. Ini jihad yang sesuai dari Allah, bukan jihad seperti yang dipahami oleh sebagian manusia saat ini.

2. Quwwatul Indar (Peringatan dengan dalil yang Kuat)
Ketika seseorang memberikan peringatan kepada tetangganya, masyarakatnya, pemimpinya, maka peringatan itu harus benar2 kuat.

Di antara problem yang menimpa masyarakat kita adalah, bukan sedikitnya peringatan, tapi rendahnya kualitas. Coba kita lihat, bukankah di TV Indonesia, jam 3.30 saja sudah ada ceramah. Tapi korupsi masih banyak, begal ada di mana2, dsbnya. Peringatan itu banyak, tapi tidak semua peringatan itu berangkat dari pemahaman Islam yang mendalam. Mungkin sebagian ustadz pernah disampaikan oleh pengurus atau panitia acaranya, supaya menyampaikan ceramah dengan lucu-lucu. Menyampaikan Islam tidak dengan bersungguh-sungguh. Memberikan peringatan yang tidak berkualitas sehingga tidak meninggalkan bekas.

3. Kepekaan Masyarakat
Ternyata ketika kaum muslimin tidak boleh pergi perang semuanya, agar ada yang menuntut ilmu dan memberikan peringatan kepada masyarakatnya, agar masyarakat itu waspada. Krisis di dalam masyarakat adalah menurunnya kewaspadaan dan ketidakpedulian masyarakat.

Sebagai contoh, ketika terjadi tindak begal di depan mata, masyarakat yang tidak peduli dan membiarkannya, akan menjadikan begal semakin merajalela.


(mohon maaf, First Media sepertinya mengalami gangguan, jadi ceramah Tafsir Al Hayah terhenti sampai di sini).






Sabtu, 28 Maret 2015

Edisi Akhir Pekan: Kekokohan Keluarga

Tayangan video:
Di Indonesia tiap tahunnya 7.000 anak di bawah umur harus dihadapkan dengan hukum, bukan hanya sebagai pelaku kejahatan, tapi juga sebagai saksi, atau pun korban.

"Rasulullah mengajarkan bahwa mengajar anak itu dengan lembut. Ada juga dengan keras, bukan dengan emosi, tapi juga dengan pendidikan. Kalau ibunya doyan ngaji, maka sebandel2nya anak, pasti anak bisa ngaji. Kalau orangtuanya berantem terus, sudah barang tentu anak akan mencari jalan yang negatif," papar Ustadzah Tatu.

Host Rere Az Zahra: Kita lihat tadi tayangan tentang keluarga dan permasalahnnya.

Penjelasan Ustadz Ahzami:

Di antara tema kehidupan yang sangat penting adalah Al Makaanah al ‘Usroiyyah (kekokohan keluarga). Islam sangat memperhatikan keluarga, sehingga seolah2 Al Quran itu adalah kitab keluarga. Urgensi Keluarga di dalam Al Quran bisa dilihat sebagai berikut:

1. Betapa banyak surat yang berbicara ttg kekokohan keluarga. 

Yaitu seperti surat Ali Imran, An Nisa, An Nur, Luqman, dsbnya. Bahkan ada 1 surat, yaitu Surat At Tahrim, yang seluruh ayatnya berbicara ttg keluarga. Ayat 1-5 bicara tentang keluarga Nabi Muhammad. Ayat 6-9 bicara tentang keluarga kaum muslimin. Ayat 10-12 berbicara tentang keluarga Nuh as, Luth as, Mariam as. Ini merupakan kepedulian Al Quran terhadap keluarga.

2. Keluarga secara Bahasa maknanya adalah benteng. Apa korelasi antara keduanya?

a. keluarga disebut benteng karena keluarga itu yang membentengi anggota2nya dari bahaya2 yang membahayakan, bahaya pergaulan, dsbnya. Itu semua dijauhkan dari keluarga. Ketika seseorang berasal dari keluarga yang kokoh keimanannya, akan dijaga oleh Allah dari bahaya kehidupan ini.

b. benteng bagi sebuah jamaah.
Karekteristik ajaran Islam adalah ajaran yang mengajarkan kita berjamaah. Allah emnyintai hamba2Nya yang berperang di jalan Allah dalam keadaan shaf (barisan yang rapi dan kokoh).
Biasanya jamaah yang kuat itu adalah jamaah yang anggota2nya berasal dari keluarga terbaik.

c. Sebuah masyarakat yang anggota2nya berasal dari kokoh akidahnya, benar ibadahnya, benar wawasannya, maka segala tawuran, begal dsbnya itu tidak akan berkembang.

d. Benteng Negara.
Ketika menginginkan Negara yang kuat, kokoh, yang tidak mudah diintervensi oleh Negara, maka keluarga ini mempunyai peran yang sangat besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Keluarga merupakan lembaga kemanusiaan yang termahal. Rasulullah adalah pemimpin yang terbaik, karena beliau adalah pemimpin terbaik di keluarganya.

e. Keluarga adalah benteng dakwah.
Islam adalah agama dakwah. Kita menyeru seluruh umat manusia agar mendengar Islam. Agar rahmat Allah hanya bukan kita saja yang menikmati. Islam tidak diutus untuk bangsa Arab saja, atau kelompok tertentu saja, tapi untuk seluruh alam semesta.
Dakwah ini akan kokoh, akan indah, sehingga manusia berbondong2 masuk ke dalam Islam, ketika aktifis dakwah ini berasal dari keluarga yang kokoh, di mana aturan Allah ditegakkan, sehingga yang terjadi adalah rumahku syurgaku.

3. Prioritas dalam mendidik adalah dimulai dari keluarga.
Dan berilah peringatan dimulai dari keluarga-keluarga kalian.

QS At Tahrim 6: Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;

Bangsa yang baik dimulai dari pendidikan. Pendidikan bukan segala2nya, tapi segala2nya dimulai dari pendidikan.

Sahabat2 Rasulullah adalah manusia2 terbaik karena dididik oleh Rasulullah SAW.

Orang yang paling wajib mendidik anak adalah orang tuanya. Guru yang kita cintai adalah sebatas asisten, yang membantu meringankan beban orang tua dalam mendidik anak2 sehingga orang tua tidak boleh menyalahkan para guru ketika ada hal yang tidak beres pada anaknya.

Apa urgensi keluarga yang kokoh (al usroh al makiinah)?

1. Di tengah2 keluarga yang kokoh ini akan muncul pemimpin yang diridhoi oleh Allah, yang membawa rakyatnya kepada kesejahteraan yang hakiki, yang membawa rakyatnya kepada yang diridhoi Allah SWT. Itu lah ketika kita berdoa, agar anak2 kita, istri kita agar menjadi qurrota a’yun, lalu ditutup dengan waj ‘alnaa lil muttaqiina imaamaa (QS Al Furqan 74).

QS Al Furqan 74: Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.

Jadi kita akan mendapatkan pemimpin terbaik karena mereka berasal dari keluarga terbaik.

Pertanyaan #1. Kementrian agama mengeluarkan data, terjadi 400 ribu perceraian tiap tahun di Indonesia. Kemiskinan yang tinggi, salah satunya factor ekonomi yang memicu perceraian. Bagaimana Al Quran memandang hal ini?

Jawab:

Ini adalah berita yang membuat kita bersedih. Meski penduduk Indonesia jumlahnya banyak, tapi angka 400 ribu tidak boleh kita anggap sedikit.

Memang perceraian itu bukan berarti kiamat, karena thalaq adalah bagian dari ajaran Islam. Cerai itu bukan solusi awal. Ia adalah solusi terakhir.

Kalau dikaitkan dengan ekonomi lemah, tidak semua keluarga yang bercerai itu karena miskin. Banyak juga yang dulunya miskin mereka rukun, lalu ketika sudah menjadi kaya malah bercerai. Jadi artinya, faktor ekonomi bisa saja menjadi penyebab perceraian, tapi sebab utamanya, adalah karena pemahaman yang tidak benar tentang keluarga. Anak putra dan anak putri yang mau dikawinkan perlu dipersiapkan.

Ulama mengatakan, usia 15 tahun sudah baligh itu, bukan secara fisik saja, tapi sudah dipersiapkan untuk mencari nafkah. Tidak dikatakan anak laki2 itu harus kaya, tapi siap mencari nafkah. Begitu juga yang anak perempuan, ia siap menjadi mitra laki2 yang akan menjadi suaminya. Dikatakan dalam hadist bahwa perempuan adalah saudara kandungnya laki2. Ini pertanda bahwa perempuan adalah mitranya laki-laki.

Bagaimana mau menjadi keluarga yang kokoh, jika pertemuan pertamanya di tempat2 tidak terpuji. Apalagi jika diketahui istrinya dulu berpacaran, atau istrinya tahu suaminya dulu berpacaran, sehingga ketika suaminya pergi ke luar negri, hatinya was2 memikirkan apakah istrinya akan berkhianat apakah tidak, atau pun sebaliknya.

Rumah tangga itu bukan sekedar untuk memenuhi kebutuhan biologis. Tidak! Ini adalah ikatan hingga di akhirat nanti. Ini adalah proyek Robbani yang sangat besar. Ini membutuhkan persiapan mental, pemahaman, dan ekonomi. Ketika dia kawin, ini adalah perkawinan dua keluarga besar, sehingga ada kesungguhan dalam menjaganya.


Pertanyaan #2. Rasulullah pernah menyatakan baiti jannati. Tentunya kita semua ingin menjadikan rumah tangga kita itu syurga kita. Faktor2 apa yang bisa menjadikan hal itu terwujud?

Jawab:
Kalau kita berbicara tentang keluarga yang kokoh, sudah barang tentu di dalam Al Quran dan As Sunnah sudah ada contohnya. Keluar

1. Uswah hasanah
“Laqod kaana lakum fii rosulillahu uswatun hasanah, liman kaana yarjullaaha wal yaumal aakhira wadzakarallaaha katsiira”
QS. Al Ahzab 21: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

Seorang suami harus menjadi uswatun hasanah (teladan yang baik). Ketika suami memberikan nasehat kepada istrinya, maka ia harus lebih dahulu melakukannya. Ketika menyeru kepada anak2nya untuk melakukan kebaikan, maka dia yang terdepan melakukannya. Keteladanan adalah yang terdepan.

Ada ungkapan Bahasa Arab yang artinya “setiap anak perempuan itu membanggakan bapaknya.” Karena bapaknya, ketika berbicara, ia bicara yang baik. Ketika dia bekerja, bekerjanya tidak asal-asalan. Ketika dia mengajar, dia mengajarkan yang terbaik.

2. Manajerial yang benar
Jangan bermimpi keluarga kita akan kokoh ketika manajerialnya tidak benar.
Keluarga itu seperti perusahaan. Seorang direktur, setinggi apa pun akademisnya, kalau tidak punya mitra, maka tidak akan maju.
Mitra kerja suami adalah istrinya.

QS An Nisa 34-35:
34. Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Maka perempuan-perempuan yang saleh, adalah mereka yang taat kepada Allah dan menjaga diri ketika suaminya tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka). Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi, jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Mahatinggi lagi Mahabesar.

35. Dan jika kamu khawatirkan terjadi persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam (juru damai) dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-istri itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti.

Di ayat 34, “bi maa fadhdholalloohu” ada kata “maa”. Di dalam Bahasa Arab, “maa” itu adalah isim mausul yang paling universal. Jadi, ketika laki2 diangkat menjadi pemimpin keluarga, maka hal itu tidak gratis.

Laki2 itu menjadi pemimpin bagi istrinya, bukan karena sekedar jenis kelaminnya yaitu laki2, tapi karena dia punya nilai lebih. Nilai lebih akidahnya, nilai lebih akhlaqnya, nilai lebih ibadahnya.

Kaburo maktan indallahi antaquluu maalaa taf ‘aluun”
QS As-Shaf 3: Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.

Jangan sampai sebatas menjadi suami yang pandai ceramah, tapi tidak pandai menjalankan apa yang ia ceramahi.

3. Memberikan nafkah kepada istri2 dan anak2nya
Bagaimana bisa kokoh rumah tangganya, kalau istrinya menyuci pakaian tetangganya demi mencari nafkah, lalu suaminya sibuk menikah dengan perempuan lain. Ini memberi efek yang buruk pada poligami. Seolah2 poligami itu salah. Padahal .yang salah bukan poligaminya, tapi pelaksananya.

Suami sehebat apa pun, ia tidak akan bisa sendirian. Ketika ada suami yang menjadi orang besar, maka di belakangnya ada juga orang yang besar, yaitu istrinya.

Seorang istri yang disebut solihah itu punya dua sifat:
1. qonut, bukan sekedar taat.
Taat itu bersifat umum. Sedangkan qonut itu taat yang sebenar2nya taat. Sehingga tidak ada lagi ketakutan2 perselingkuhan ketika suaminya sedang tidak ada
2. haafidzhot, menjaga kehormatan

Manajemen yang baik adalah suami bertanggung jawab,menjadi contoh, dan istrinya sholihat.

4. Tarbiyah (Pendidikan)
Tarbiyah bukan segala2nya tapi semua kehidupan ini dimulai dengan tarbiyah.
Tarbiyah yang seperti apa?
a. pendidikan secara prefentif,

QS At Tahrim 6: yaa ayyuhalladziina aamanu quu anfusakum wa ahliikum naaro

Jangan sampai setelah anak, naudzubillahi mindzalik, hamil, barulah orang tuanya geger bertanya ke ustadz.. Kenapa sebelum2nya tidak bertanya kepada para ulama, “wahai ustadz bagaiamana pendidikan buat anak perempuan saya?”

QS Al-Israa’ 32: Dan janganlah kalian mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.

Mendekati saja sudah diharamkan, apalagi melakukannya.

Rumah tangga kita kokoh karena dilakukan tarbiyah pencegahan.

QS Al An’am 152: Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat,.

Ini pelajaran agar anak tidak mengambil harta orang lain. Tidak akan terjadi dalam rumah tangga kita

Rasulullah ketika akan membagikan harta berupa kurma, ketika cucunya mengambil kurma, beliau berkata, “wahai cucuku jangan kau mengambil harta

Jadi dari kecil sudah diajarkan, untuk tidak dibiarkan mengambil harta orang lain, sehingga tidak akan menjadi koruptor ketika sudah besarnya.

Demikian pelajaran kita hari ini tentang kekohohan keluarga. Tidak sekedar menjadi wacana, tapi akan lahir masyarakat2 yang mulia dari keluarga2 ini.

Jumat, 27 Maret 2015

Dukhuulul Jannah (Masuk Syurga)

Di antara buah hidup di bawah cahaya Al Quran, di dalam kehidupan akhirat nanti adalah, masuk syurga.

Jadi, orang2 beriman yang masuk syurga itu sangat berkaitan dengan sejauh mana komitmen mereka terhadap Al Quranul Karim, sehingga kedudukan/kelasnya nanti di syurga juga berbeda. Sehingga di antara manusia ada yang disebut, menzholimi dirinya sendiri, ada yang sedang-sedang saja (muqtashid), ada juga yang cepat merespon kebaikan.

QS Faathir 31-35:
31. Dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) yaitu Kitab (Al Quran) itulah yang benar, membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Mengetahui lagi Maha Melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya.

32. Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan dan ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang besar.

33. (Mereka akan mendapat) surga 'Adn, mereka masuk ke dalamnya, di dalamnya mereka diberi perhiasan gelang-gelang dari emas dan mutiara, dan pakaian mereka di dalamnya adalah sutera.

34. Dan mereka berkata, "Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kesedihan dari kami. Sungguh, Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.

35. Yang dengan karunia-Nya menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga); di dalamnya kami tidak merasa lelah dan tidak pula merasa lesu

Di ayat-ayat QS Faathir 31-35 di atas, Allah menjelaskan bahwa Al Quran diturunkan kepada Rasulullah adalah sebuah hal yang haq (benar) dalam makna yang seluas2nya. Lalu Nabi meninggal dunia, karena Nabi adalah manusia, dan Al Quran itu diwariskan kepada siapa? Di sini disebutkan macam2 orang beriman yang menerima Al Quran sebagai warisan dari Allah SWT. Siapa saja orang beriman ini?

1. Dzhoolimun li nafsihi (orang yang mendzholimi dirinya sendiri)
Seseorang yang kurang dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban dan dia melakukan dosa-dosa, padahal dia mengaku beriman. Orang seperti ini disebut dzholim. Sehingga orang yang berbuat dosa disebut sebagai mendzholimi diri sendiri. Kenapa demikian? Karena orang berbuat dosa adalah orang yang tega2nya membuat dirinya masuk ke dalam neraka.
Mereka ini berbuat dosa, tapi di bawah level nifaq dan syirik. Tidak menjadikannya termasuk munafiq, dan tidak menjadikan dirinya termasuk musyrik.

2. Al Muqtashid (yang sedang-sedang saja).
Apa kriterianya?
a. seorang beriman yang melaksanakan kewajiban2 dan meninggalkan yang diharamkan oleh Allah SWT, dan kadang2 dia meninggalkan yang disunnahkan. Misalnya, dalam sholat, terkadang ia meninggal sholat Sunnah qobliyah, dan badiyah. Dia melakukan yang makruh, yaitu yang bila dilakukan tidak dosa dan juga tidak berpahala.
b. Orang yang kurang serius taatnya kepada Allah. Taat sih taat, tapi tidak bersungguh2 dalam ketaatannya kepada Allah. Tidak mengoptimalkan seluruh potensinya untuk taat kepada Allah.

3. Saabiqun bil khoiroot (orang yang cepat melakukan kebaikan)
Ada yang cepat untuk melakukan kebaikan2 atas izin Allah SWT, sehingga mendahului saudara2nya, dan masuk syurganya juga syurga yang paling tinggi dan paling cepat.
Benar2 orang yang signifikan dalam kebaikannya, melampaui orang yang bersungguh2 dalam taat kepada Allah SWT.
Orang2 yang kebaikannya sudah tertanam dalam sanubarinya, sehingga gerakan2 tubuhnya mengikuti komandannya (al qolbu).

Ketika Allah SWT menyebut 3 golongan, kenapa yang pertama disebut dzholimun li nafsihi (orang yang mendzholimi dirinya). Al Quran itu disucikan dari kebetulan, termasuk ketika Allah mendahulukan dzholimun li nafsihi dan mengakhirkan saabiqun bil khoiroot. Sudah barang tentu Allah yang paling tahu apa persis maksud didahulukan dan diakhirkannya. Tapi bagi kita yang menyintai Al Quran, kita senang mentadabburi, di antaranya yang kita tangkap adalah,
a. karena banyaknya manusia yang mendzholimi dirinya sendiri. Mengaku beragama Islam, tapi tidak rajin sholat berjamaah. Mengaku beragama Islam, tapi tidak menyukai ditegakkannya syariat Islam. Walau mereka sudah haji, sudah umrah. Orang seperti ini jumlahnya lebih banyak, jadi diingatkan terlebih dahulu.
b. karena syurga yang ini levelnya adalah yang terendah.
Diperingatkan agar jangan dholim, karena derajat syurganya nanti adalah terendah, dan terlama baru dapat masuk syurga, setelah sebelumnya ia masuk neraka terlebih dahulu.

Sedangkan muqtashid, adalah orang yang meninggalkan yang haram, tapi tidak bersegera. Berbeda dengan orang yang cepat berbuat kebaikan. Kenapa mereka cepat berbuat kebaikan? Apa rahasianya?

Mari kita pahami ayat ini “saabiqun bil khoirooti bi idznillah”.

1. Ia diletakkan terakhir, tapi justru dia yang lebih dahulu masuk syurga.
Yang pertama disebut adalah mendzholimi diri kita sendiri, kerena begitu banyaknya kedzholiman yang kita lakukan. Lalu kita sadar, dan kita naik level ke yang muqtashid, lalu kita rajin melaksanakan kebajikan. Dan terakhir kita menjadi yang tercepat dalam melakukan kebaikan. Ini tandanya, bahwa untuk mencapai kebaikan itu melalui proses.

Seluruh anak adam pernah berbuat dosa. Tapi yang terbaik adalah mereka benar2 bertobat, memperbaiki komitmennya terhadap Al Quranul Karim.

2. Dengan izin Allah.
Kenapa yang dholim dan yang muqtashid tidak disebutkan dengan izin Allah, padahal semuanya itu juga dapat terjadi atas seizin Allah?
Dan di antara mereka ada orang yang cepat mendahului dengan kebaikan2nya, disebut dengan “atas izin Allah”, supaya kita jangan sampai GR. Kebaikan-kebaikan itu semua terjadi semata2 atas izin Allah, bukan karena dirinya. Sehingga orang yang terdepan ini akan semakin tawadhu’. Mengembalikan itu semua kepada Allah SWT, tidak mengembalikan kembali dirinya. Sehingga tidak mengungkit-ungkit kebaikannya.

Ungkatan saabiqun lil khoiroot, ini mengajarkan tentang pentingnya urgensi berlomba2 dalam kebaikan. Anak bangsa ini akan dicintai oleh Allah jika berlomba2 dalam kebaikan2. Jangan sebaliknya, berlomba2 membuka aurat, dsbnya.

QS Al Muthoffifin 26: wa fii dzaalika fal yatanaa fasil mutanaa fisuun (Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba)

Jadi yang dilombakan adalah agar ia mendapatkan level tertinggi di Syurga. Jadi jangan berkata, “ah yang penting kan saya berbuat baik.”

Kalau anak kita sedang belajar, maka yang dikejar adalah yang terbaik, bukan sekedar lulus. Ketika menjadi suami, berupaya menjadi suami yang terbaik. Menjadi pemimpin di partai, di Negara, dsbnya, ia berusaha menjadi pemimpin yang terbaik, bukan yang terpanjang. Buat apa menjadi yang terpanjang, tapi tidak taat kepada Allah.


Semoga Allah membimbing kita selalu agar menjadi yang terbaik dalam mengerjakan kebaikan-kebaikan.

Kamis, 26 Maret 2015

Khosy yatullah (Takut kepada Allah)


Di dalam kaidah tafsir dikatakan, “di dalam Al Quran ada kata yang dianggap sinonim, padahal bukan sininom”
Di antaranya adalah, al khosyah dianggap takut.
Khauf adalah takut
Tapi khosyah adalah takut yang dibarengi dengan mengagumkan Allah.

Al Quran merupakan manhajullah, pedoman hidup Allah SWT. Ketika kita hidup di bawah Al Quran, maka kita diberikan balasan oleh Allah, yaitu dihapuskan dosa2 kita. Amalan apa saja yang bisa menghapuskan dosa2 kita? Di antaranya adalah khosy yatullah. Seperti apakah itu khosy yatullah itu?

1. Takutnya hamba2 Allah dari adzab Rabbnya.
Ketika disebut khosyatullah, kita semua takut dari adzab Allah. Terkena api dunia saja kita takut, karena sakit. Bahkan ada yang terkena sengatan listrik saja bisa mati. Sedangkan 1 hari di neraka sama dengan 1000 tahun di dunia. Bagaimana kita kuat merasakan siksa ini?

Padahal mereka tidak melihat Allah, tapi takut pada Allah SWT.

2. Mereka takut kepada Allah, ketika mereka tidak terlihat oleh manusia.
Saya dan anda sendirian di luar negri, tapi tetap kita takut kepada Allah. Karena ada orang yang takutnya bukan kepada Allah, hanya kepada manusia. Meskipun kita tidak melihat Allah, kita tidak berani berbuat maksiat.

Orang yang hidup seperti itu, rumah tangganya akan tentram, karena suami walau tidak terlihat istrinya tidak berani berbuat khianat. Anak meski tidak ada orang tua, tidak berani berbuat khianat, walau mereka tinggal di kost yang berbeda dengan orang tuanya. Orang tua merasa tenang, karena anak tidak berbuat khianat.

QS Al Mulk 12: Sesungguhnya orang-orang yang takut dan mengagungkan Rabbnya, padahal mereka tidak dapat melihatNya, mereka memperoleh ampunan dan pahala yang besar


Ini memakai “alladzii” berarti berlaku untuk umum, yaitu kepada siapa saja, baik yang hidup di zaman dahulu maupun sekarang.
Ayat ini juga ada “innaa” untuk mempertegas.
“Lahum maghfiroh” seolah2 ampunan Allah itu hanya diberikan kepada orang2 yang takut kepada Allah SWT, padahal diberikan juga kepada orang2 yang melakukan amal soleh lainnya, ini menggambarkan betapa besar balasan pahala dari Allah SWT.

Ampunan Allah tidak sedikit, dipertegas dengan “wa ajrun kabiir” balasan yang besar. Kebesaran balasan yang akan kita dapatkan, tergantung pada seberapa besar takut kita pada Allah.

Jadi ulama itu bukan orang yang banyak karyanya, banyak pengikutnya, dsbnya walau itu semua penting. Tapi ulama sebenarnya adalah orang yang takut pada Allah.

Jadi jangan sampai disebut ulama, tapi sebenarnya adalah orang yang membela orang2 kafir agar tidak ditegakkan hukuman mati atas pengedar narkoba. Orang seperti ini bukan ulama, karena ia tidak takut pada Allah, tapi takutnya kepada manusia.

Wajar, kepada orang yang takut kepada Allah, diberikan ampunan dosa dan pahala yang besar.

Hadist: Tujuh golongan yang dilindungi Allah di hari tidak ada lindungan kecuali lindungan Allah, di antaranya adalah seorang yang digoda ditawari, diajak oleh perempuan yang bukan sembarang perempuan, tapi ia perempuan yang punya kedudukan dan cantik, tapi ia tolak dengan mangatakan, “sesungguhnya aku takut kepada Allah (inni khosy yatullah).

Di zaman seperti ini kita butuh orang yang seperti ini, yang tegas mengatakan “innii khosy yatullah..!” (sesungguhnya aku takut kepada Allah)

Ajaran2 Al Quran tentang kesungguhan kita semua, ketika benar2 berpegang teguh pada ayat2 Allah, akan menghapus dosa2 kita, sesungguhnya sangat banyak. Tentang jihad, tentang taubat, dsbnya, itu semua sekedar contoh2 saja, bukan membatasi, karena sesungguhnya ayat2 yang menerangkan amalan2 lainnya, masih banyak.

Kalau kita mau memperluas kajian ini, kita bisa membuka QS Al Ahzab 35, di situ banyak amalan2 yang dapat menghapuskan dosa2 kita.

QS Al Ahzab 35: Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu´, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.

Di dalam ayat ini dijelaskan tentang amalan2 yang menjadikan kita semua diampuni oleh Allah dan pahala yang besar. Di antara amalan itu ada yang sudah kita sebutkan, da nada yang belum.
1. Al Islam, menyerahkan diri secara total kepada Allah SWT, tidak ada keraguan sedikit pun dalam larangannya, perintahnya.
2. Al Iman. Keimanan kita, kita percaya secara utuh, bahwa apa yang datang dari Allah adalah benar.
Kenapa disebut masing2, muslimin dan mukminin? Padahal kalau disebut Islam, ia juga Iman.

Ada penjelasan dalam ilmu tafsir “Apa bila bertemu, maka artinya ebrbeda, dan apabila berpisah itu artinya sama”

Ketika Islam dan Iman disebutkan bersamaan, ini berarti Islam berarti secara dzhohir, sedangkan Iman secara hati.

3. Qonuut. Beda dengan taat, yaitu secara umum dan terpaksa. Sedangkan qonuut taatnya itu berasal dari hati paling dalam

4. Sidqu, kejujuran. Kita di zaman seperti ini benar2 membutuhkan orang2 yang jujur. Jujur dalam kehidupan pribadinya, dalam rumah tangganya, dalam berbangsa dan bernegara. Maka kita diperintahkan oleh Allah SWT agar senantiasa bersama orang2 yang jujur.

QS At Taubah 119: Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.



Rabu, 25 Maret 2015

Shodaqoh dan Taubat


Hidup di bawah naungan Al Quran adalah sangat indah, di antaranya, kesalahan2 kita ditutup dan dihapus oleh Allah SWT. Di antara amalan yang menjadikannya adalah shodaqoh dan taubat,

Diberi kemudahan untuk shodaqoh ini, adalah sebuah hal yang luar biasa. Karena sebagian manusia ada yang merasa berat mengeluarkan shodaqoh dengan alasan bahwa ia sudah capek bekerja tapi kenapa uangnya diberikan untuk shodaqoh.

QS Al Baqarah 271: Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Ash shodaqoh bisa menghapuskan dosa2 kita. Bukankah kita manusia pernah melakukan dosa? Dan kita ingin dosa kita dihapuskan Allah. Tidak ada di dunia ini orang yang bershodaqoh menjadi jatuh miskin. Harta tidak akan berkurang dengan shodaqoh, justru dengan bershodaqoh harta semakin bertambah dan shodaqoh juga akan membawa kebersihan diri kita dari dosa2.

Allah memberikan kemudahan2 kepada kita dalam bershodaqoh, yaitu bisa dengan cara rahasia, dan bisa juga dengan secara terang2an.

Tapi di sini juga dijelaskan, jika kita mengeluarkan shodaqoh, lebih baik kepada saudara dan tetangga terdekat, dan lebih afdol dengan cara rahasia. Karena itu lebih selamat dari penyakit riya’. Tapi itu tidak mutlak, karena bisa jadi mengeluarkan shodaqoh secara terang2an itu lebih mulia. Ketika kita membayar zakat itu niatnya agar saudara2 lain bersemangat mengikuti kita, dan maka kita mendapat pahala dua, yaitu pahala shodaqoh dan pahala memberikan contoh agar diikuti.

Ada banyak hadist yang berbicara tentang keutamaan2 amal. Ada yang mengatakan, amal yang paling uatam adalah menuntut ilmu, ada juga memberi makan orang miskin, ada juga jihad.

Ulama2 seperti Ibnul Qoyyim memberikan penjelasan kepada kita cara memahaminya. Yaitu melihat kondisinya. Ketika kita tinggal di masyarakat yang beragama Islam, tapi tidak paham Islam, maka tholabul ilmi (menuntut ilmu) adalah lebih utama dari amal2  yang lain. Ada juga kondisi yang di mana orang2 kelaparan, bahkan orang bisa murtad karena kemiskinan, maka memberi makan orang miskin lebih utama dari amal yang lain. Ketika kaum muslimin tinggal di wilayah di mana orang2 Islam dibunuhi, maka jihad adalah amal yang utama.

Pada dasarnya menyembunyikan ketika bershodaqoh itu lebih utama. Juga berdasarkan hadist riwayat Bukhari dan Muslim, ada tujuh golongan yang dilindungi oleh Allah, di antaranya adalah seorang yang memberikan shodaqoh dia sembunyikan sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang dilakukan oleh tangan kanannya.”

Tapi melihat konsederannya, di mana ia melihat orang lain pada malas sodaqoh, maka terang2an bershodaqoh adalah lebih utama, agar orang2 meneladaninya.

Ketika kita dulu belum aktif ikut pengajian, ketika kita belum bertemu dengan orang2 yang salih, kita banyak berbuat dosa. Lalu bagaimana agar dosa-dosa kita dihapus oleh Allah?

QS At Tahrim 8: Wahai orang-orang yang beriman! Bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapuskan kesalahan-kesalahanmu, dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak mengecewakan Nabi dan orang-orang yang beriman yang bersama dengannya; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka berkata, "Ya Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan ampunilah kami; sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu."

Ayat ini dengan jelas, Allah SWT menjamin dan jaminan Allah adalah pasti, agar kita segera bertobat, agar kembali kepada Allah agar dihapuskan dosa2 kita.

Jangan menunggu waktu tua, jangan menunggu waktu pension, jangan menunggu ketika kita tidak ada pilihan lagi. Jangan!

Yang harus kita pahami, bahwa yang menjadikan dosa2 kita diampuni oleh Allah adalah taubatan nasuha (taubat yang murni, yang sebenar2nya).

1. Kenapa bunyinya taubatan nasuha, kenapa bukan taubatan nasuhatan. Secara Bahasa, harus komitmen dengan dua perkara, yaitu jika yang di depannya berupa mu’annats (perempuan), maka yang bagian belakang juga harus mu’annats.

2. Ungkapan ‘asa robbukum, ketika diisnatkan kepada Allah, ini bukan berarti barangkali (seperti ketika dinisbatkan kepada manusia), tapi ketika dinisbatkan kepada Allah, maka ia berarti adalah sebuah kepastian.

3. Betapa besarnya pahala orang yang bertobat dan minta ampun kepada Allah SWT, di sini Allah menggunakan kata jamak, dan Allah juga menggunakan kata Jannaat (surga2).

Pertanyaannya, apa syaratnya bahwa taubat kita itu betul2 disebut nasuh? Apa tandanya bahwa taubat kita diterima Allah?

1. Kita mengakui bahwa kita berbuat dosa, berbuat dzholim.
Karena tidak sedikit di dunia ini ketika orang berbuat dosa, malah bangga dengan perbuatannya. Ada yang bangga kalau dia bisa menjelek2kan Islam, ada yang bangga kalau umat Islam dijerumuskan, dsbnya.

2. Menyesali
Jangan sampai mengulangi lagi. Dia mengoreksi diri lagi, kenapa dulu dia berzina, kenapa dia korupsi, dsbnya, dia menyesali itu semua.

3. Mencabut
Seseorang itu bertobat, maka tandanya dia cabut perbuatan itu. Dia akan meninggalkan dengan mencari yang halal. Ketika dia membuka auratnya dengan profesinya, maka dia tinggalkan profesi itu.

4. Memperbaiki
Kalau dulu tidak sholat, sekarang menjadi sholat, kalau dulu tidak sholat berjamaah, sekarang sholat berjamaah, dstnya.

5. Menjelaskan
Ketika dia berbuat sesuatu atau mempunyai kebijakan yang merugikan umat Islam, atau mengatakan hal yang menyesatkan umat Islam dengan mengatakan bahwa lintas agama itu boleh dsbnya. Maka dia harus menjelaskan kepada bangsa.
Jangan sampai mendzholimi umat Islam bertahun2 , dan dia mengatakan bahwa saya sudah tobat dengan menjalani haji dan umrah… Itu adalah salah! Dia harus menjelaskan kembali kepada umat bahwa dulu dia adalah salah.
Sebagaimana ulama yang menulis buku yang berjudul Ath Tho’tu (saya bersalah), untuk menjelaskan kesalahannya.

QS Al Baqarah 159-160:
159. Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat melaknati,
160. kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itulah Aku menerima taubatnya dan Akulah Yang Maha Menerima taubat lagi Maha Penyayang.

Kalau dosanya kepada orang, bukan kepada Allah, maka dia harus meminta maaf kepada orang yang dia dholimi. Kalau itu berupa korupsi, maka ia harus mengembalikan uang itu. Kalau memenjarakan seseorang, tobatnya harus mengeluarkan orang itu dari penjara. Kalau ada yang menjatuhkan nama baik seseorang, maka tobatnya adalah ia harus menjelaskan dengan mengembalikan nama baik orang yang dia jatuhkan itu.

Tidak bisa mengatakan saya sudah bertobat dengan sudah berhaji dan umrah. Tidak!

Semoga kita senantiasa mendapatkan rahmat dan ridho Allah. Aamiin..


Selasa, 24 Maret 2015

Hijrah dan Jihad


Hidup bersama Al Quranul Karim akan menghasilkan nikmat2 di dunia dan juga nikmat di akhirat. Dan di antara nikmat Allah SWT yang insya Allah akan kita peroleh di akhirat nanti adalah dihapus dosa2 kita dan diampuni oleh Allah SWT.

Amalan apa saja yang menjadikan dosa2 kita diampuni Allah? Yaitu Al Hijratu wal Jihad (hijrah dan jihad).

QS Ali Imran 195: Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik".

QS Ali Imran 195 ini adalah dalil bahwa Allah mengampuni dosa2 hamba-hambaNya yang berjirah dan berjihad.

Allah menggunakan alladziina, yaitu isim mausul, tujuannya di antaranya adalah untuk umum. Artinya, siapa pun yang berjihadd di jalan Allah, apakah mereka di zaman dahulu saat turunnya ayat ini, atau di zaman sekarang; apakah orang2 Arab atau orang2 Indonesia, semuanya masuk di dalam pemahaman ayat2 ini.

Tidak ada lagi yang meragukan bahwa Al Quran turun untuk orang2 di zaman 15 abad yang lalu, atau hanya bagi bangsa Arab. Berlaku untuk kita semua.

Di sini menggunakan lam taukid dan mim taukid, mempertegas bahwa penghapusan dosa yang merupakan hasil dari orang2 yang berhijrah dan berjuang itu tidak ada sedikit pun keraguan.

Allah SWT menyebut hijrah dengan jihad bersamaan. Menunjukkan bahwa di situ ada korelasinya. Bahwa di dalam Islam ada hijrah dan jihad, bahwa ini adalah sunnahnya para Nabi,

QS Al Anfal 74: Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang muhajirin), mereka itulah orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki (nikmat) yang mulia

Lagi2 di ayat ini, seperti ayat tadi, menggunakan “alladziina” untuk menunjukkan kepada yang umum.
Haqqo, menandakan iman yang sebenar2nya. Di antara tanda beriman dengan benar adalah merespon panggilan Allah SWT.

Lahum maghfiroh, seolah2 untuk menggambarkan betapa besarnya ampunan Allah kepada orang2 yang berhijrah dan berjihad, seolarh2 itu milik mereka. Orang2 shodaqoh dsbnya juga diampuni dosa mereka, tapi untuk orang berhijrah dan jihad ini seolah2 ampunan itu milik mereka saja, karena besarnya amalan yang mereka jalani.

Sama seperti Assholah dan azzakah, begitu juga dengan al hijrah wal jihad. Keduanya adalah hal yang sering disebut secara bersamaan di Al Quran.

Hamba2 Allah yang meninggalkan negri syirik menuju negri iman. Mereka berkorban dengan meninggalkan kampungnya, saudaranya, tetangganya, dan rela hidupnya dipersempit karena mereka dibatasi hidupnya.

Tidak ada daerah yang dipimpin oleh orang kafir, pasti dipersempit ruang geraknya. Berbeda dengan Islam, ketika Islam memimpin, maka nonmuslim mendapatkan keamanan, karena Nabi bersabda, barangsiapa menyakiti kafir dzimmy maka ia menyakiti aku.”

Hijrah menghapus dosa2 sebelumnya.

Hadist:
Dari Jabir bahwasanya tufail bin Amru Ad-Dausi mendatangi Nabi dan berkata: Wahai Rasulullah, apakah anda mau mendapat perlindungan dan benteng yang kuat? Yaitu benteng yang dimiliki orang-orang Daus pada masa jahiliyah? Tapi nabi saw menolaknya. Ketika Nabi saw hijrah ke Madinah, Tufail bin Amru pun turut hijrah kesana. Dan berhijrah pula bersamanya, salah seorang lelaki dari kaum Tufail. Ketika mereka berada di madinah lelaki itu sakit, putus asa, lalu mengambil pisau dan memotong jari-jarinya. Maka kedua tangannya terus mengeluarkan darah hingga ia meninggal. Lalu Tufail melihatnya dalam mimpi. Tufail melihat lelaki itu berada dalam penampilan yang bagus. Tapi ia menutupi kedua tangannya. Tufail bertanya kepadanya: Apa yang dilakukan Allah terhadapmu? Lelaki itu menjawab: Dia mengampuni saya karena saya telah hijrah menuju nabiNya. Tufail bertanya lagi: tapi mengapa engkau menutupi kedua tanganmu. Orang itu menjawab: dikatakan kepadaku: Kami tidak akan memperbaiki apa yang telah engkau rusak.  Maka tufail menceritakan hal itu kepada Rasulullah saw. Maka beliau bersabda: Ya Allah! Ampunilah dia untuk kedua tangannya. (HR. Muslim)

Ini lah besarnya pahala hijrah. Meskipun orang tersebut berbuat dosa, tapi karena berhijrah, maka diampuni dosanya.

Dalam kisah ‘Amr bin ‘ash, ditanya, Ya ‘Amr, apa yang kamu inginkan? Saya ingin membikin syarat. Kamu mau bikin syarat dengan apa? Aku mensyarat agar diampuni oleh Allah SWT. Jawab Rasulullah, Tidakkah kamu tahu bahwa Islam meruntuhkan dosa2 sebelumnya. Dan hijrah bisa menghapuskan dosa2 sebelumnya, dan tahukah kamu bahwa haji bisa menghapus dosa2 sebelumnya.

Ini lah indahnya hidup di bawah naungan Al Quran. Kita semua pernah berdosa, tapi ketika kita berhijrah maka dosa2 kita akan dihapus oleh Allah SWT. Ini adalah nikmat yang sangat besar, yang dijanjikan oleh Allah yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang.

Al Muhajirin diuji oleh Allah SWT melalui perbuatan orang2 kafir yang bengis dan menyiksa. Sampai2 peristiwa hijrah itu dekat dengan penyiksaan.

QS An Nahl 110: Dan sesungguhnya Tuhanmu (pelindung) bagi orang-orang yang berhijrah sesudah menderita cobaan, kemudian mereka berjihad dan sabar; sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Allah menggunakan fiil mabtilul majhul (kata kerja pasif, difitnah), menggambarkan seolah2 ketika orang berhijrah pasti menghadapi fitnah. Berjuang di jalan Allah pasti menghadapi kesulitan, Meskipun kita senantiasa minta diberikan keselamatan oleh Allah, tetapi jika di dalam hidup sudah konsekuensi dengan iman dan hijrah, maka ia tidak boleh lari, sebagia konsekuensi imannya.

Hubungan hijrah dengan jihad, mirip dengan hubungan antara sholat dan zakat. Tidak ada kebetulan antara dua hal ini.

Apa korelasi dengan wa shobaruu (dan mereka bersabar), artinya hijrah dan jihad sama2 membutuhkan kesabaran.

Semoga kita semua diberikan kemudahan untuk bersabar dalam berbangsa dan bernegara.