Di antara kalimat yang sering diulang di
dalam Al Quran adalah Sabiilullaah. Menurut para tafsir, ketika disebut
sabilullah, digunakan untuk menerangkan setiap sesuatu yang mengantarkan
manusia semakin dekat kepada Allah. Di antaranya adalah jihad, haji, membangun
masjid, dan seluruh kegiatan yang menuju kedekatan pada Allah.
Tapi yang akan kita kaji kali ini
sabilullah yang maknanya jihad di jalan Allah. Meskipun maknanya lebih luas
dari jihad fi sbalillah.
Berjuang di jalan Allah adalah sebuah
kehidupan. Di dalamnya ada kehidupan yang luar biasa. Kelemahan di dalam umat
Islam sesungguhnya adalah kehidupan bagi para musuh umat Islam. Akan jadi besar
ummat ini dengan sebab jihad. Tidaklah sebuah bangsa meninggalkan jihad,
kecuali mereka pasti hina.
Bahkan Allah sebut dalam 1 ayat untuk
memerangi orang2 kafir dan orang munafik.
QS At Tahrim 9: Wahai Nabi! Perangilah
orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap
mereka. tempat mereka adalah Jahannam dan itu adalah seburuk-buruk tempat
kembali.
Kata al munaafikin dimaktuf kan dengan kata
kuffar. Berarti di sini ada titik temu sehingga diatafkan munafikin terhadap
kuffar, yaitu titik temu keduanya, sama2 selalu memerangi orang muslim.
Jahiidil kuffaro wal munaafikin… Kalau orang2 kafir memerangi orang muslim dari
luar, maka orang2 munafik memerangi orang muslim dari dalam. Allah emmbatasi
yang namanya perang itu hanya fii sabiilillah.. Tidak ada perang kecuali di
jalan Allah. Kalau dia berperang karena harta benda atau kekuasaan maka dia
masuk neraka. Karena yang memiliki manusia hanyalah Allah, dan yang berhak
mencabut nyawa hanyalah Allah, dan tidak dibenarkan membunuh kecuali dalam rangka
fii sabilillah, itulah sebabnya dipertegas kata jihad dengan fii sabilillaah.
Orng2 beriman adalah orang2 yang istimewa,
mereka berbeda. Termasuk dalam berperang, orang2 beriman berperang di jalan
Allah. Kita memang menginginkan hidup yang tenang aman tentram, tapi orang2
kafir tidak akan diam membiarkan kaum muslimin. Maka perang yang benar adalah
perang fi sabilillah
QS An Nisa 76: Orang-orang yang beriman,
mereka berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan
thaghut (setan), maka perangilah kawan-kawan setan itu, (karena) sesungguhnya
tipu daya setan itu lemah.
Kenapa jihad fi sabillah disebut kehidupan?
Karena jihad fi sabillah menjadi sebab untuk mendapatkan kesaksian malaikat
bahwa jihadnya ini semata2 karena Allah, dan untuk mendapatkan kehidupan yang
abadi. Untuk itu kita dilarang menyebutkan bahwa syahid itu mati.
QS Al Baqarah 154: Dan janganlah kamu
katakana kepada orang yang tewas di jalan Allah, kamu katakana mati, mereka
adalah orang2 yang hidup, tapi kamu tidak menyadarinya.
Berjuang dan berkorban di jalan Allah
termasuk karakteristik masyarakat Islam. Kalau kita bercermin masyarakat
Islami, tidak ada yang menandingi keIslamian masyarakat yang dibangun oleh
Rasulullah dan sahabat. Kehidupan mereka adalah berjuang di jalan Allah.
Seluruh potensi yang mereka miliki, semua digunakan untuk berjuang di jalan
Allah SWT.
Ada realitas yang tidak bisa kita pungkiri.
Di zaman sekarang ini, potensi yang digunakan untuk memperjuangkan Islam ini
yang sisa2, bukan berangkat dari pengorbanan. Umat Islam di Indonesia ini 1
milyar jumlahnya, tapi berdakwah digunakan di waktu yang sisa2, sisa umurnya,
menunggu ketiak sudah tua, sisa2 kekuasaan jabatan, menunggu sudah pension.
Padahal orang2 kafir, ketika mereka sednag menjabat, mereka gunakan untuk
mencegah kemajuan kaum muslimin.
Berjuang dan berkorban di jalan Allah,
merupakan karakteristik masyarakat Islam.
QS At Taubah 24: Katakanlah: "jika
bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta
kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan
tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan
Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah
mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang fasik.
Ayat ini menggambarkan bahwa tidak ada
jihad kecuali ada pengorbanan. Meninggalkan keluarganya, harta bendanya, agar
menyintai Allah Rasul dan jihad di jalanNya lebih besar dari pada dunia.
Seorang mukmin tidak akan meninggalkan
jihad, meninggalkan pengorbanan, kecuali karena dua hal:
1. Cinta dunia yang berlebihan (hubbud dun
ya).
Dunia ini di antaranya adalah diri kita
sendiri, anak-anak kita, rumah kita yang sudah kita bangun bertahun2, ini lah
yang menjadikan manusia yang meskipun beragama Islam, enggan menjalankan jihad
di jalan Allah.
Tuduhan2 yang membuat orang menjadi benci
terhadap jihad
QS Al Baqarah 165: Dan diantara manusia ada
orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka
mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang
beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang
berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat),
bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat
siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).
Ada manusia2 yang menjadi tandingan2 Allah.
Mereka menyintai anak-anaknya, jabatannya, hartanya lebih mereka cintai
daripada cinta mereka kepada Allah.
2. Khawatir hilangnya sebab2 ketenangan,
kesenangam hobi, selera.
Orang yang seperti itu, dia kahwatir kalau
dia mati, istrinya kawin lagi, jabatannya diambil orang, dll spt itu membuat
orang meninggalkan jihad di jalan Allah. Sudah terkenal, sudah kaya, masak
harus mati. Seolah2 jihad itu pasti mati, padahal jihad itu tidak mesti
mempercepat ajal. Bukankah Khalid bin Walid setiap Rasulullah berperang
mengikuti Rasulullah, tapi beliau mati di atas ranjang.
Tidak sedikit orang2 yang meninggal karena
minum2an keras oplosan, terlindas kendaraan, karena tawuran, dan itu tidak
terhormat.
Sedangkan berjihad di jalan Allah adalah
senang, bahagia.
Di mana perjuangan, balasannya adalah
syurga.
Orang yang beriman yang jujur dengan
keimanan kita, dan tanda keimanan kita adalah berjuang di jalan Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar