Di antara dasar2 hubungan kita dalam
bermasyarakat adalah al amru bil maruf wa nahyu anil munkar. Diberikan semangat
untuk mengajak berbuat baik, dan semangat untuk menjauhi keburukan.
Ma’ruf itu adalah sesuatu yang kebaikannya
diketahui melalui Islam dan melalui akal sehat.
Ukuran yang baik, bukan suatu kebiasaan
tertentu. Ukurannya adalah Islam dan akal sehat. Kalau Allah SWT telah menyebut
ma’ruf, meskipun dunia menginformasikan yang berbeda, dan media memberitakan
setiap saat untuk membentuk opini, tetap saja itu ma’ruf
Al munkar adalah sesuatu yang ditolak oleh
Islam dan akal sehat,
Allah SWT ketika memberikan ajaranNya, ini
demi kebaikan kita semua. Sedangkan orang yang menyukai kemungkaran, maka itu
membahayakan orang lain. Meskipun itu menambah anggaran kekayaan Negara, tapi
bila itu munkar, maka harus ditolak.
Amar ma’ruf nahi munkar tidak mungkin dilakukan
oleh individu, tapi harus berjamaah. Harus ada ummah.
QS Ali Imran 104: Dan hendaklah ada di
antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang
ma´ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.
Seseorang mungkin bisa menyuruh saudara nya
untuk sholat, berbuat baik pada orang tua, itu bisa dilakukan secara per orangan karena ringan. Tapi apabila kemunkaran
dilakukan oleh penguasa, atau pengusaha besar, mencegah kemungkaran ini sulit untuk dilakukan oleh per seorangan. Maka mencegah kemungkaran harus dilakukan oleh
ummat yang mempunyai kekuatan, yang punya energy untuk amar ma’ruf nahi munkar, maka dari itu di ayat di atas perintah ditujukan kepada segolongan ummat, sehingga amar mma'ruf nahi munkar itu dilakukan secara berjamaah.
Memang ini berat, tapi ini adalah
kemenangan yang besar.
Ulaaika humul muflihuunn, menggambarkan bahwa
masyarakat yang sukses adalah orang-orang yg selalu menegakkan amar maruf nahi
munkar.
Cara amar ma’ruf nahi munkar juga harus
benar. Jangan sampai kita melakukan amar ma’ruf nahi munkar, tapi justru dengan
melakukan kemunkaran yang lebih besar.
Apa keutamaan amar ma’ruf nahi munkar dalam
kehidupan bermasyarakat?
1. Daerah yang ma’ruf akan semakin luas.
Sehingga ketika kita di rumah, yang lebih dominan adalah yang baik-baik. Di
kantor, yang lebih dominan adalah yang ma’ruf. Di pasar, yang lebih dominan
adalah yang ma’ruf, sehingga orang tidak mau berbuat curang, dstnya. Ketika
amar ma’ruf ditegakkan di seluruh lini masyarakat, maka daerah kemungkaran
semakin kecil.
Tidak kita katakan bahwa kemungkaran akan lenyap.
Karena kemunkaran tidak mungkin lenyap, tapi kemungkaran akan menjadi dilakukan
secara sembunyi2. Tapi berbeda dengan kondisi di mana kemungkaran sudah secara
terbuka dilakukan dimana2. Perzinaan dipertontonkan, dan pelakunya malah
menjadi idola. Naudzubillahi min dzalik. Bila perzinaan menjadi bebas seperti
ini, maka orang tua menjadi tidak tenang, apabila anaknya kuliah di luar kota. Tidak
tercipta ketenangan di dalam masyarakat.
Ketika seluruh elemen masyarakat sudah
menyintai perbuatan ma’ruf dan membenci kemungkaran, maka seandainya ada orang
yang melakukan perzinaan, maka dia melakukannya secara sembunyi2.
Harus ada hisbah, yaitu tim tertentu yang
dibentuk oleh pemerintah, yang tugasnya adalah amar ma’ruf nahi munkar.
Sehingga tidak akan ada PNS jalan2 di Mall di jam kerja, anak2 sekolah di Mall
di jam sekolah, dstnya. Sehingga
pelanggaran2 tidak akan terjadi. Hisbah ini memiliki legal formal, sehingga
tidak ada kekacauan mengenai keabsahannya.
Setiap muslim juga dididik dengan hisbah,
sehingga tidak akan diam ketika ma’ruf ditinggalkan, dan tidak akan diam ketika
kemunkaran dikerjakan di masyarakat. Karena setiap muslim walau ia tidak diangkat
oleh pemerintah sebagai tim hisbah, tapi ia sudah memiliki semangat amar maruf nahi
munkar.
2. Menjadi umat terbaik.
Ada ayat2 yang tidak membutuhkan tafsir
karena sudah jelas, seperti dalam QS Ali Imran 110 ini.
Ali Imran 110: Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan
untuk manusia, menyuruh kepada yang ma´ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan
beriman kepada Allah.
Begitu pentingnya, amar maruf nahi munkar sampai2
disebutkan lebih dahulu daripada watukminuunabillah (beriman kepada Allah). Untuk
menjaga keimanan sebuah keluarga, masyarakat, dibutuhkan amar maruf nahi munkar.
Sehingga akan semakin sedikit hal2 yang melenceng dari Islam, sehingga
penyebutan amar maruf nahi munkar didahulukan.
3.
Selamat dari Fitnah, Malapetaka, musibah, laknat
Masyarakat manapun di dunia ini, di mana
umat muslimnya rajin ibadah, maka akan diselamatkan.
QS Al Anfal 25: Dan takutlah terhadap
fitnah (malapetaka) yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zhalim saja
diantara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya,
Fitnah di sini adalah malapetaka. Yang tidak
hanya menimpa orang2 dzholim saja tapi seluruh masyarakat kena, juga orang2
soleh, yaitu karena mereka mendiamkan kemungkaran. Karena membiarkan kemungkaran,
berarti ia telah mengundang murka Allah.
Hadist yang disampaikan melalui Abu Bakar
Ash Shiddiq,
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengadzab
orang-orang secara keseluruhan akibat perbuatan mungkar yang dilakukan oleh
seseorang, kecuali mereka melihat kemungkaran itu di depannya, dan mereka
sanggup menolaknya, akan tetapi mereka tidak menolaknya. Apabila mereka
melakukannya, niscaya Allah akan mengadzab orang yang melakukan kemungkaran
tadi dan semua orang secara menyeluruh.”
QS Al A’raf 164-166: Dan (ingatlah) ketika
suatu umat di antara mereka berkata: "Mengapa kamu menasihati kaum yang
Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat
keras?" Mereka menjawab: "Agar kami mempunyai alasan (pelepas
tanggung jawab) kepada Tuhanmu, dan supaya mereka bertakwa". Maka tatkala
mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan
orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada
orang-orang yang zalim siksaan yang keras disebabkan mereka selalu berbuat
fasik. Maka tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang mereka dilarang
mengerjakannya, Kami katakan kepadanya: "Jadilah kamu kera yang hina”
Ketika orang2 beramar maruf nahi munkar,
menasehati masyarakatnya, ada saja sebagian masyarakat yang usil, mengkritisi, mengomentari,
kenapa sibuk2 mengurusi orang lain, “kalau Allah saja menghendaki kemunkaran,
kenapa sibuk2 mengurusi orang lain?” Maka dijawab oleh para dai, “agar kami bisa
menjawab saat kami ditanya di hari Akhirat nanti, dan agar masyarakat bertaqwa.”
Di situlah orang2 yang mencegah kemunkaran.
4. Diselamatkan Allah dari laknat
Al Maidah 78-79:
78. Telah dilaknati orang-orang kafir dari
Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu,
disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas.
79. Mereka satu sama lain selalu tidak
melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa
yang selalu mereka perbuat itu.
Lagi2 berbicara tentang bani Israil. Memang
tidak ada bangsa yang ada sejak zaman dulu dan masih hidup hingga kini, yang melebih
penyebutannya di dalam Al Quran daripada bangsa bani Israil. Ini menggambarkan agar
umat Islam waspada dari mereka.
Kenapa mereka dilaknat Allah? Karena tdk melaksanakan
tugas amar ma’ruf Nahi munkar.
Bangsa Yahudi dilaknat Allah di QS Al A’raf
166. Sampai-sampai yahudi dilaknat menjadi kera. Apakah kera benar atau
siaftanya yang seperti kera, wallahua’lam.
5. Kepemimpinan di dunia
Akan diberikan tamkin, kepemimpinan di muka
bumi ini.
QS Al Haj 39-41:
39. Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang
yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya
Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu,
40. (yaitu) orang-orang yang telah diusir
dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka
berkata: "Tuhan kami hanyalah Allah". Dan sekiranya Allah tiada
menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah
dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi
dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya
Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah
benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa,
41. (yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan
mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat,
menyuruh berbuat ma´ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada
Allah-lah kembali segala urusan.
Semoga masyarakat kita diberikan petunjuk
oleh Allah untuk beramar ma’ruf nahi munkar secara bersama2. Sehingga lebih
banyak kebaikannya, dan lebih sempit keburukannya. Aamiin..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar