Kamis, 05 Februari 2015

Syarat2 Kemenangan: Tidak berselisih, Tidak bercerai berai

Pertolongan kemenangan yang turun dari Allah itu tidak gratis, tapi diikuti dengan syarat.

QS Al Anfal 46: janganlah kamu bercerai berai, kalau kamu bercerai berai, maka kamu akan gagal dan hilang kekuatanmu.

Ini perintah Allah yang pasti benar adanya.

Tidak ada pasukan di dunia ini, kemudian tertimpa kekalahan, kecuali karena suka berselisih, suka bertengkar.

Tanaazun (perselisihan, pertengkaran) akan melahirkan al wahn (lemah, tidak berdaya, tidak bertenaga). Umat Islam sebesar apa pun dananya, kekuatannya, pasti akan dikalahkan oleh lawan2nya jika mereka berselisih. Akan terbuka auratnya, sehingga lemah, tidak berdaya di hadapan musuh2nya. Akan hilang kehebatannya, hilang kemenangannya.

Mujahid ra, seorang pakar tafsir dari tabiin mengatakan: hilang kemenangan kalian umat Islam, gara2 suka berselisih.

Sebab kemenangan berupa persatuan (tidak berselisih) harus kita perhatika dengan sungguh2.

Sebab perselisihan itu ada dua, yaitu dari eksternal dan internal. Yang dari internal ini yang lebih berbahaya.

Sebab Internal:

1 Al Jahlu, kebodohan
Ketika umat Islam tidak paham tentang Islam, maka akan bertengkar. Misalnya, mana ikhtilaf yang diperbolehkan dan mana yang tidak diperbolehkan. Perbedaan yang bersifat variatif sudah terjadi sejak zaman dahulu. Contoh ketika Rasulullah memberi perintah kepada pasukannya “Barangsiapa yang beriman kepada Allah, RasulNya dan hari akhir, jangan sekali2 sholat di Bani Quraidah.”
Ada perbedaan antara para sahabat, ada yang sholat ashar di Bani Quraidah karena amal yang utama adalah yang sholat di awal waktu. Ada juga yang tidak sholat karena mengikuti hadist tadi. Kedua2nya dibenarkan oleh Rasulullah.

2. Hawa nafsu
Kalau al jahlu, kebodohan itu penyakit orang2 awam yang belum memahami Islam secara mendalam. Sedangkan al hawa’, hawa nafsu itu bukan terjangkit pada orang2 yang awam saja, tapi juga di kalangan orang2 yang berilmu.

Kita harus waspada dari hawa nafsu. Tapi tidak dikatakan agar menghilangkan hawa nafsu, karena hawa nafsu itu adalah potensi manusia, Tinggal bagaimana kita arahkan agar hawa nafsu kita mengikuti selera Islam.

Hadist: “Seseorang kalian tidak beriman sebelum hawa nafsunya mengikuti Islam.”

Sebab Eksternal:
Pintunya melalui orang2 munafik karena bisa diajak komunikasi dan kerjasama dengan orang akfir. Dan orang Islam tidak curiga karena mereka mengaku Islam. Orang2 munafik itu yang sering membocorkan rahasia kaum muslimin, memberitahukan celah2 kelemahan umat Islam kepada orang kafir.

Pertanyaannya:
Apa hubungan antara persatuan dengan kemenangan?

1. Tidak bertengkar, artinya bersatu padu, ada kaitan yang sangat kuat dengan taat pada Allah.

Karena tidak mungkin masyarakat itu bercerai berai kecuali jika kepemimpinan itu sudah begitu banyak bercabang2, tidak satu, ketaatan bukan satu, tapi terjadi sekian banyak friksi2 yang terjadi dalam internal suatu organisasi, suatu jamaah, maka dari  situlah terjadi perceraiberaian. Apalagi bila pemimpin ini berkhianat pada organisasinya, bahkan membocorkan rahasia2 kepada musuh2 Allah.

Kalau seluruh kaum muslimin memberikan wala’ (loyalitas)-nya hanya kepada Rasulullah saja, maka tidak bisa dipecah belah. Tidak ada satu umat manapun di dunia ini yang bisa memecah belah umat Islam yang satu pemimpinnya. Maka dari itu musuh2 Islam membisikkan kepada telinga2 pemimpin tandingan agar tercipta permusuhan2.

Yang menjadi panglima dalam kehidupan ini adalah Al Islam. Perbedaan yang ada bukan menjadikan kita berselisih, tapi justru harmonisasi dalam perjuangan di jalan Islam, menjadi inspirasi bagi berbagai kemajuan.

Ketika seluruh umat Islam menyerahkan dirinya kepada Rasuullah, maka hilanglah sebab utama dari perceraiberaian. Ini bukan berarti kita tidak menghargai pendapat seseorang. Bisa jadi awalnya ada opini dari seseorang. Itu biasa. Seseorang mempunyai pendapat pribadi. Ada sebagian orang yang maunya pendapatnya diterima. Kalau tidak diterima dia ngambek.

Maka definisi at tawazun (seimbang) itu adalah tunduk kepada kebenaran.

Kita sedang memperjuangkan diinullah, sehingga membutuhkan pemikiran2 besar. Dan sudah barang tentu setiap orang punya pendapat, dan itu berbeda dengan yang lain. Tapi ketika sudah ada al haq, maka kita harus mengalah.

Kenapa ada sebagian orang yang memang suka berbeda, dan suka bercerai berai? Disebabkan dia meletakkan ego nya melebihi daripada al haq. Setiap orang punya ego, tapi yang terpenting ketika sudah berhadapan dengan al haq, maka dia harus mengalahkan egonya.

Di suatu ketika pernah ada yang memfatwakan: “seseorang jangan berani2 berfatwa sementara Imam Malik ada di Madinah.”
Lalu dijawab, “setiap perbedaan bisa diterima dan boleh berbeda, kecuali pendapat yang keluar dari Rasulullah.”

Awalnya pendapat masing2 secara individu. Lalu ketika sudah keluar hasil musyawarah dari orang2 yang benar2 tunduk berjuang karena Allah, maka kita harus tunduk kepada hasil musyawarah itu.

Maka dari itu banyaknya organisasi tidak menjamin semakin banyak kebaikan. Bila organisasi2 ini dikumpulkan bisa jadi lebih memberi manfaat dan memiliki energy yang luar biasa. Kalaupun ada banyak organisasi lalu tidak dihimpun menjadi kekuatan, maka bisa menjadi lemah bila saling bercerai berai.

Ketaatan dari hati paling dalam, bukan sekedar ketaatan secara organisasi. Bukan karena pemimpin, bukan karena aturan organisasi, tapi karena dari Allah SWT.


Kita jangan sampai hobi bercerai2. Kalau kita bisa bersatu, jangan kita bercerai berai. Sehingga bangsa ini bisa bangkit kembali menjadi bangsa yang besar yang diridhoi Allah SWT. Aamiin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar