Pertolongan kemenangan yang turun dari
Allah itu tidak gratis, tapi diikuti dengan syarat.
QS Al Anfal 46: janganlah kamu bercerai berai,
kalau kamu bercerai berai, maka kamu akan gagal dan hilang kekuatanmu.
Ini perintah Allah yang pasti benar adanya.
Tidak ada pasukan di dunia ini, kemudian
tertimpa kekalahan, kecuali karena suka berselisih, suka bertengkar.
Tanaazun (perselisihan, pertengkaran) akan
melahirkan al wahn (lemah, tidak berdaya, tidak bertenaga). Umat Islam sebesar
apa pun dananya, kekuatannya, pasti akan dikalahkan oleh lawan2nya jika mereka
berselisih. Akan terbuka auratnya, sehingga lemah, tidak berdaya di hadapan
musuh2nya. Akan hilang kehebatannya, hilang kemenangannya.
Mujahid ra, seorang pakar tafsir dari
tabiin mengatakan: hilang kemenangan kalian umat Islam, gara2 suka berselisih.
Sebab kemenangan berupa persatuan (tidak
berselisih) harus kita perhatika dengan sungguh2.
Sebab perselisihan itu ada dua, yaitu dari
eksternal dan internal. Yang dari internal ini yang lebih berbahaya.
Sebab Internal:
1 Al Jahlu, kebodohan
Ketika umat Islam tidak paham tentang
Islam, maka akan bertengkar. Misalnya, mana ikhtilaf yang diperbolehkan dan
mana yang tidak diperbolehkan. Perbedaan yang bersifat variatif sudah terjadi
sejak zaman dahulu. Contoh ketika Rasulullah memberi perintah kepada pasukannya
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah, RasulNya dan hari akhir, jangan sekali2
sholat di Bani Quraidah.”
Ada perbedaan antara para sahabat, ada yang
sholat ashar di Bani Quraidah karena amal yang utama adalah yang sholat di awal
waktu. Ada juga yang tidak sholat karena mengikuti hadist tadi. Kedua2nya
dibenarkan oleh Rasulullah.
2. Hawa nafsu
Kalau al jahlu, kebodohan itu penyakit
orang2 awam yang belum memahami Islam secara mendalam. Sedangkan al hawa’, hawa
nafsu itu bukan terjangkit pada orang2 yang awam saja, tapi juga di kalangan
orang2 yang berilmu.
Kita harus waspada dari hawa nafsu. Tapi tidak
dikatakan agar menghilangkan hawa nafsu, karena hawa nafsu itu adalah potensi
manusia, Tinggal bagaimana kita arahkan agar hawa nafsu kita mengikuti selera
Islam.
Hadist: “Seseorang kalian tidak beriman
sebelum hawa nafsunya mengikuti Islam.”
Sebab Eksternal:
Pintunya melalui orang2 munafik karena bisa
diajak komunikasi dan kerjasama dengan orang akfir. Dan orang Islam tidak
curiga karena mereka mengaku Islam. Orang2 munafik itu yang sering membocorkan
rahasia kaum muslimin, memberitahukan celah2 kelemahan umat Islam kepada orang
kafir.
Pertanyaannya:
Apa hubungan antara persatuan dengan
kemenangan?
1. Tidak bertengkar, artinya bersatu padu,
ada kaitan yang sangat kuat dengan taat pada Allah.
Karena tidak mungkin masyarakat itu
bercerai berai kecuali jika kepemimpinan itu sudah begitu banyak bercabang2,
tidak satu, ketaatan bukan satu, tapi terjadi sekian banyak friksi2 yang
terjadi dalam internal suatu organisasi, suatu jamaah, maka dari situlah terjadi perceraiberaian. Apalagi bila pemimpin
ini berkhianat pada organisasinya, bahkan membocorkan rahasia2 kepada musuh2
Allah.
Kalau seluruh kaum muslimin memberikan wala’
(loyalitas)-nya hanya kepada Rasulullah saja, maka tidak bisa dipecah belah.
Tidak ada satu umat manapun di dunia ini yang bisa memecah belah umat Islam
yang satu pemimpinnya. Maka dari itu musuh2 Islam membisikkan kepada telinga2
pemimpin tandingan agar tercipta permusuhan2.
Yang menjadi panglima dalam kehidupan ini
adalah Al Islam. Perbedaan yang ada bukan menjadikan kita berselisih, tapi
justru harmonisasi dalam perjuangan di jalan Islam, menjadi inspirasi bagi
berbagai kemajuan.
Ketika seluruh umat Islam menyerahkan
dirinya kepada Rasuullah, maka hilanglah sebab utama dari perceraiberaian. Ini
bukan berarti kita tidak menghargai pendapat seseorang. Bisa jadi awalnya ada
opini dari seseorang. Itu biasa. Seseorang mempunyai pendapat pribadi. Ada
sebagian orang yang maunya pendapatnya diterima. Kalau tidak diterima dia
ngambek.
Maka definisi at tawazun (seimbang) itu adalah
tunduk kepada kebenaran.
Kita sedang memperjuangkan diinullah, sehingga
membutuhkan pemikiran2 besar. Dan sudah barang tentu setiap orang punya
pendapat, dan itu berbeda dengan yang lain. Tapi ketika sudah ada al haq, maka
kita harus mengalah.
Kenapa ada sebagian orang yang memang suka
berbeda, dan suka bercerai berai? Disebabkan dia meletakkan ego nya melebihi
daripada al haq. Setiap orang punya ego, tapi yang terpenting ketika sudah
berhadapan dengan al haq, maka dia harus mengalahkan egonya.
Di suatu ketika pernah ada yang
memfatwakan: “seseorang jangan berani2 berfatwa sementara Imam Malik ada di Madinah.”
Lalu dijawab, “setiap perbedaan bisa
diterima dan boleh berbeda, kecuali pendapat yang keluar dari Rasulullah.”
Awalnya pendapat masing2 secara individu.
Lalu ketika sudah keluar hasil musyawarah dari orang2 yang benar2 tunduk
berjuang karena Allah, maka kita harus tunduk kepada hasil musyawarah itu.
Maka dari itu banyaknya organisasi tidak menjamin
semakin banyak kebaikan. Bila organisasi2 ini dikumpulkan bisa jadi lebih
memberi manfaat dan memiliki energy yang luar biasa. Kalaupun ada banyak
organisasi lalu tidak dihimpun menjadi kekuatan, maka bisa menjadi lemah bila
saling bercerai berai.
Ketaatan dari hati paling dalam, bukan
sekedar ketaatan secara organisasi. Bukan karena pemimpin, bukan karena aturan
organisasi, tapi karena dari Allah SWT.
Kita jangan sampai hobi bercerai2. Kalau
kita bisa bersatu, jangan kita bercerai berai. Sehingga bangsa ini bisa bangkit
kembali menjadi bangsa yang besar yang diridhoi Allah SWT. Aamiin..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar