Senin, 09 Februari 2015

Rambu2 dan Syarat2 Kemenangan: Menyebarkan Dakwah


Kita ini akan dimenangkan oleh Allah dengan syarat kita selalu bersemangat untuk dakwah di mana pun, kapan pun, dan kepada siapa pun. Apa dalilnya?

QS Al Anfal 47: Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang keluar dari kampung halamannya dengan rasa angkuh dan ingin dipuji orang serta menghalang-halangi (orang) dari jalan Allah. Allah meliputi segala yang mereka kerjakan.  

Tujuan dakwah:
1. Ketika kita keluar dari rumah, tujuannya adalah berjihad menyebarkan dakwah. Ketika dakwah tersebar, maka tidak perlu pakai perang untuk menyebarkan Islam.

Tujuan jihad adalah menyebarkan dakwah, dengan rahmat (kasih sayang), agar seluruh manusia di dunia ini bisa menikmati indahnya Islam. Fakta membuktikan ternyata Islam yang begitu indah ini terhalangi oleh pihak2 tertentu yang tidak menyukai dengan indahnya Islam, dan menghalang2i tersebarnya Islam, sehingga dibutuhkan perang jihad fi sabilillah.

2. Yang ditinggikan oleh orang2 yang berdakwah harusnya adalah kalimat Allah, bukan gurunya, bukan golongannya.
Jangan sampai umat Islam memilah2 ketika mendengarkan dakwah yang bukan berasal dari gurunya, maka dia tidak suka. Dakwah ini bukan untuk golongan tertentu.

Ada juga kalangan yang mengaku umat Islam, yang ketika Islam dihina, sebagian orang diam saja, tapi ketika yang dihina adalah gurunya, golongannya, atau kelompoknya maka semuanya bangkit, seolah2 gurunya, golongannya dan kelompoknya itu lebih penting daripada Allah, Rasul, Quran, dan Islam.

Atau ketika harga bbm naik, banyak yang demo, tapi ketika Islam diinjak2, sedikit yang peduli. Ini seolah2 bbm itu lebih penting daripada Islam.

QS Yusuf 108: Katakanlah: "Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".

Ketika kita berdakwah itu mengajak kepada Allah, bukan kepada saya, bukan kepada golongan kami, mazhab kami, guru kami.

Kebanggaan yang benar dan mutlak hanya lah kepada Allah.

3. Menjelaskan kebenaran kepada setiap manusia, baik kepada yang sudah beragama Islam atau pun yang belum beragama Islam.
Jangan sampai seseorang tidak berdakwah karena takut tidak enak kepada orang lain, takut tidak diundang lagi karena tidak sesuai dengan selera pengundang. Tidak! Dakwah itu untuk mengingatkan, kepada yang sudah beriman supaya semakin beriman, dan yang belum beriman agar menjadi semakin paham tentang Islam.

Ketika ulama plintat plintut tidak menerangkan kebenaran dengan jelas maka  ummat tetap dalam keadaan bodoh, tidak tahu mana yang benar dengan jelas.

Ketika berdakwah itu merupakan syarat kemenangan dengan menjelaskan Islam, yaitu memudahkan manusia untuk mengenal Islam, maka manusia akan berbondong2 masuk Islam, sebagaimana yang dijelaskan di dalam surat An Nashr.

Bukankah Nabi dulunya dimusuhi oleh kaumnya, pergi ke Thaif bahkan mau dibunuh oleh orang2 Thaif, tapi apa yang terjadi setelah itu? Kalian melihat manusia berbondong-bondong masuk Islam.

Karena Nabi meskipun diperlakukan apa saja, beliau tetap menyampaikan kebenaran.

Apa pentingnya kita capek2 mengajak manusia untuk mengikuti ajaran Allah?

1. Orang yang berdakwah akan mendapatkan kebaikan kepada si penyeru.
Dakwah bermanfaat kepada dirinya sendiri, yaitu agar nanti ketika semua menghadap Allah, kita diloloskan dari pengadilan Allah karena kita telah melaksanakan tugas bernama dakwah.

QS Al A’raf 164: Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata: "Mengapa kamu menasehati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras?" Mereka menjawab: "Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu, dan supaya mereka bertakwa.

Kenapa sibuk2 berdakwah sih? Kan yang penting kamu sudah selamat dan biarkan saja orang lain diadzab oleh Allah.

Apa jawaban aktifis dakwah ini? Agar kami punya alasan kepada Rabb kami bahwa dulu kami telah sampaikan pesan2. Masalah apakah didengarkan atau tidak oleh mereka, itu adalah hak Allah.

2. Faedah yang kembali kepada eksternal, yaitu masyarakat
Kalau muslimin di Indonesia yang sebenarnya jumlahnya mayoritas ini, semuanya berdakwah, baik itu di rumah tangganya, di masyarakatnya, di kantornya, di sekolahnya, semua berdakwah, maka di mana2 akan kita saksikan taqwa. Ketaqwaan ada di kantor, di pasar, di Mall, di rumah tangga, dll. Sehingga tidak akan ada lagi kita dengar kekerasan dalam rumah tangga, dsbnya.

Kalau masyarakat berdakwah siang malam, maka akan dijauhkan dari kemaksiatan. Kita lihat di kota mana pun, maupun di desa manapun, bila aktifitas dakwah banyak berada di sana, maka akan tercipta suasana yang menunjang untuk ketaqwaan. Lingkungan yang baik seperti itu sangat mahal. Sehingga ada orang yang sudah tua mau meninggalkan kampung halamannya untuk pindah ke tempat yang seperti itu. Ia giat mengkaji Islam, belajar Islam dan ini lebih dia cintai daripada kampong halamannya sendiri.

3. Al Imaamah (kepemimpinan)
Seseorang atau organisasi, atau apa pun namanya, akan diberikan hak untuk memimpin. Hak kepememimpinan ini adalah untuk memberikan petunjuk agar orang2 mengikuti petunjuk Allah.

QS Al Anbiya 73: Dan Kami menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami, dan Kami wahyukan kepada mereka agar berbuat kebaikan, melaksanakan shalat, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kami mereka menyembah

Di sini Allah memberikan isim dzhomir (Subyek) Kami (naa), yaitu Allah, yaitu untuk mengagungkan. Berarti, pemimpin mana pun yang dijadikan Allah pemimpin, itu adalah adzhim (agung).

Seorang pemimpin harus selalu memberikan petunjuk kepada rakyatnya agar beriman kepada Allah. Memberikan petunjuk dengan perintah Kami, artinya dalah selalu mengajak manusia ke jalan Allah.

Kalau ada orang yang bukan berdakwah yang dimenangkan oleh Allah, bukan janji Allah yang salah, tapi ini karena aktifis dakwahnya. Mari kita lihat ayat berikut:

QS Ash Shaff 2-3: Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.

Dakwah ini adalah nikmat bagi yang mengamalkannya, tapi bencana bila tidak menjalankannya.

Tawadhu’, Ikhlash’ dan Nashru Dakwah (menyebarkan dakwah), adalah syarat untuk mendapatkan kemenangan2 dari Allah.

Dalam Al Anfal 47 di atas, Allah mewanti2 kaum muslimin, agar menjauhi sifat2 tercela yang dimiliki orang2 kafir. Tidak boleh sombong, riya’, menghalang2i manusia dari ajaran Allah.

Sifat2 ini lah yang menjadikan hancurnya orang2 musyrik dan kafir Quraisy, mereka kalah dalam perang badar.

Ajaran Islam adalah ajaran yang tidak ada basa basi. Barangsiapa berbuat kejahatan, pasti dibalas sesuai dengan kejahatan itu, dan tidak akan mendapatkan perlindungan dan pertolongan Allah.

An Nisa 123: (Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu dan bukan (pula) menurut angan-angan Ahli Kitab. Barang siapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan dibalas sesuai dengan kejahatan itu, dan dia tidak akan mendapatkan pelindung dan penolong selain Allah

Berbeda dengan kaum kafir dalam mensikapi kemenangan. Bila kaum muslimin diberikan diberikan kemenangan, maka mereka bertasbih. Kenapa harus bertasbih? Karena mereka yakin betul kemenangan itu datangnya dari Allah, dan kita istighfar ketika menang, karena khawatir dalam meraih kemenagan itu ada kekhilafan yang kita lakukan.

Umar bin Khattab berdoa, “Ya Allah jangan sampai aku termasuk orang2 yang diberi istidraaj”. Istidraaj itu adalah kesenangan sesaat yang nantinya akan digantikan dengan adzab.


Semoga kita tetap menjadi aktifitas dakwah yang istiqomah, sehingga diberikan kemenangan dakwah oleh Allah. Aamiin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar