Kamis, 23 Oktober 2014

Memperbanyak Generasi Sholeh (Sifat orang2 Beriman)

Ini adalah tema terakhir dari sifat orang2 beriman. Di antara sifat2 orang beriman, yaitu menginginkan lebih banyak lagi orang2 yang sholeh, dan menginginkan dirinya menjadi teladan yang baik.

Untuk mengetahui sejauh mana kesungguhan kita menjadi orang2 beriman, bisa dilihat sejauh mana kepedulian kita untuk ikhtiar memperbanyak orang2 yang shalih. Sebelum kita buktikan di masyarakat luas, mari kita buktikan di rumah kita.

Al Furqon 74: Walla dziina yaquuluuna (dan mereka yang berdoa)
Rabbanaa hablanaa min azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa qurrota a’yuniw waj ‘alnaa lil muttaqiina imaamaa (“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang0orang yang bertakwa”).

Ini bukan sekedar doa. Doa itu esensinya adalah ibadah. Ad Du ‘aau huwal ibadah.
Doa ini menjadi kurikulum kehidupannya. Setiap hari yang kita pikirkan adalah bagaimana di dunia ini setiap harinya semakin banyak orang2 yang sholeh, orang2 yang semakin jelas kehidupannya menuju ridho Allah.

Apa makna qurrota a’yun? Di dalam tafsir al ma’tsuur dijelaskan bahwa qurrota a’yun adalah anak istri kita menjadi orang2 yang menjadi ketentraman hati kita, karena mereka taat paada Allah.
Dia juga menginginkan dirinya menjadi teladan yang baik bagi orang lain. “Dan jadikanlah kami imam bagi orang2 bertaqwa.” Logikanya, kalau yang dipimpin saja orang2 yg bertaqwa, tentunya menginginkan yang memimpin lebih bertaqwa daripada yang dipimpin.

Setiap kepala keluarga lebih bertaqwa daripada anggota keluarganya. Setiap pemimpin organisasi lebih bertaqwa daripada anggota organisasinya. Setiap pemimpin Negara lebih bertaqwa daripada rakyatnya. Dst…
Meneladani orang2 terbaik, sehingga yang ditampilkan dalam hidup ini adalah kebaikan2. Yang tampil dalam hidup ini adalah orang2 yang terbaik.
Sehingga kita memiliki mizan (timbangan) yang jelas ketika kita memilih pemimpin, atau juga ketika kita menjadi pemimpin, kita punya panduan yang jelas.

Apa itu sifat2 pemimpin yang beriman?
Al Anbiya (21) 73:
1. Mereka memberikan petunjuk dengan perintah kami.
Seorang pemimpin adalah orang yang selalu memberi petunjuk dengan cara yang benar. Pemimpin itu kerjanya selalu mengajak umat manusia selalu mengikuti Allah, bukan untuk mengikuti dirinya atau golongannya.

2. Untuk selalu memproduksi kebaikan2.
Mencakup seluruh bentuk2 kebaikan. Memperbaiki aqidah sehingga tidak akan mendiamkan yang syirik di masyarakat. Tidak akan diam, bila ekonomi negara melemahkan masyarakat. Tidak akan diam melihat politik yang kotor. Dst..

3. Mendirikan sholat.
Ia juga pemimpin dalam sholat jamaahnya. Rasulullah, Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali adalah pemimpin dalam sholatnya. Jadi tidak boleh pemimpin itu yang jarang pergi ke masjid.
Begitulah pemimpin yang diridhoi Allah. Ia selalu mendirikan sholat di rumah Allah.
Di dalam QS An Nuur 36-37 Ada munasabah (korelasi) antara rumah2 Allah dengan pemimpin.
Di rumah2 Allah (masjid), bertasbih kepada Allah pada pagi dan sore, yaitu para pemimpin (rijaalun). Digunakan kata rijaal, biasanya kata rijaal menggambarkan ketokohan, kontribusi kebaikannya.

4. Membayar zakat.
Pemimpin terdepan dalam membayar zakat sehingga meringankan rakyatnya.

5. Mereka hanya hamba2 Kami.
Para pemimpin mana pun, harus benar2 menjadi hamba Allah, tidak boleh menjadi hamba hawa nafsunya, hamba manusia yang lain, hamba dari bangsa lain, dll. Dia harus memimpin dalam rangka tunduk pada Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar