Jumat, 31 Oktober 2014

Memahami Makna Hijrah

Hijrah dijadikan titik tolak dari berbagai sejarah. Umat Islam memulai titik tolak bukan dari hari lahirnya Nabi, atau hari meninggalnya Nabi, tapi kalender Islam dimulai dari perjalanan hijrah dari Mekkah ke Madinah.
Hijrah adalah terminologi yang dijelaskan Al Quran di berbagai ayat. Apa saja makna Hijrah secara Bahasa?

1. Terputus/meninggalkan/mendiamkan
Hadist:”Tidak halal bagi seorang beriman bagi seorang mukmin memutus/mendiamkan saudaranya lebih dari 3 hari”
Ini adalah arahan dari Nabi kita, supaya kita tidak boleh mendiamkan, memutus tali hubungan lebih dari 3 hari. Sehingga hubungan di dalam keluarga itu tidak akan rusak. Di dalam jamaah/organisasi, juga tidak akan rusak karena anggotanya tidak mendiamkan anggota lainnya lebih dari 3 hari.

2. Mencaci
Di antara karakter orang musyrik, sepanjang masa, selalu mencari2 kejelekan Nabi, dan mencaci Nabi.
QS Al Furqon: Ya Rabb, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran adalah sesuatu yang dicaci maki.
Itulah karakter orang musyrik sepanjang masa.

3. Memalingkan muka (meninggalkan istri di tempat tidurnya sendirian)
An Nisa: wahjuuhunna fil madhoo i
Ini satu pendidikan dalam rumah tangga, seandainya ada istri yang tidak taat pada suami, ditinggalkan sendirian di tempat tidur.

4. Berpindah dari tempat tertentu ke tempat lainnya, dalam rangka mencari keselamatan beragama,
taat pada Allah SWT.
QS Al Ankabut 26: ini menggambarkan tentang perjalanan Ibrahim dalam kehidupannya. Beliau berpindah dekat dengan Palestina, sebagaimana dijelaskan dalam kitab2 tafsir.

Perpindahan dari satu tempat ke tempat lainnya, baik itu dari suatu Negara ke Negara lainnya, atau dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya, tujuannya adalah dalam rangka menjaga agamanya. Ini menandakan bahwa asset yang paling mahal bagi kaum muslimin adalah iman, Islam, aqidah. Sehingga siap berpindah dari engara yang dicintai, kampong halaman yang dicintai, ke tempat lainnya dalam rangka hijrah.

5. menyendiri/mengasingkan diri (al infiroodu)
QS Al Muzammil: dan biarkan mereka dengan pendiaman yang baik
Ketika Nabi disikapi dengan tidak baik, maka nabi menjawabnya dengan baik.
Maka di dalam ilmu dakwah ada ungkapan: seorang dai yang mengajak manusia ke dalam ajaran Allah, itu seperti pohon, yang dilempar malah memberikan buah. Mendoakan kaum yang menyakiti dirinya semoga diberi hidayah oleh Allah.

Bagaimana makna hijrah secara syar’i/agama?
Ulama memiliki banyak persepsi tentang hijrah. Itu wajar2 saja, karena ayat dan hadist tentang hijrah begitu banyak, sehingga melahirkan tafsir yang banyak. Itu boleh2 saja. Di sini akan dibahas sebagiannya saja:

1. Berpindah dari negri kekufuran, negri yang memerangi Islam, ke Negara yang Islami.
Ulama menyebutkan Darul Kufri dan Darul Islam, apa maksudnya? Darul Kufri maksudnya adalah negri yang dipimpin/dikuasai oleh orang2 kafir, yang berlaku di negri itu hukum2 kekufuran, produk2 kekufuran.

Darul Islam menurut ulama adalah negri yang dipimpin, dikuasai, dikelola oleh orang2 Islam, sehingga berlaku hukum2 Islam. Tentu saja kekuasaannya di tangan kaum muslimin, tapi bisa saja sebagian penduduknya, atau bahkan mayoritasnya adalah orang kafir.

Kita tidak lanjutkan pembahasan ini supaya tidak terjatuh pada petualangan inteletual semata.
Hijrah dilihat dari sisi lain, dapat dibagi menjadi dua:
1. Hijrah secara fisik sebagaimana yang dilakukan Rasulullah SAW
Hijrah secara fisik seperti ini tidak boleh jatuh pada ijtihad individunya, tapi harus secara berjamaahn
2. Hijrah secara mentalitas, yang tidak ditentukan pada waktu atau tempat tertentu.

Orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa saja yang dilarang oleh Allah, apakah itu ucapan, perbuatan, keberpihakan, afiliasi terhadap golongan tertentu. Seseorang terbiasa melakukan hal2 yang dilarang oleh Allah, kita tinggalkan.

Itulah hijrah yang dilakukan secara mentalitas. Dalam konteks kekinian, hijrah seperti inilah yang harus kita tinggalkan. Hijrah meninggalkan rasa malas, percekcokan sesame anak bangsa, korupsi, bermewah2. Kita menuju ke kehidupan yang kehidupan yang mendukung keadilan, beramal maruf.

Peristiwa hijrah yang dijadikan sejarah penanggalan umat Islam, tidak boleh terjatuh dalam kenangan kejayaan masa lalu semata, tapi harus masuk dalam kurikulum kehidupan kita.

Hijrah dalam Al Quran dan As Sunnah adalah hijrah demi aqidah, demi prinsip, yang punya visi dan misi yang mulia, agar semua menjadi budaknya Allah, tidak boleh menjadi budaknya penguasa. Agar semuanya merdeka menjadi budaknya Allah.

Semoga kita semua diberikan kemuliaan oleh Allah, untuk dapat memaknai makna hijrah yang benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar