Rabu, 10 Juni 2015

Petunjuk dan Kesesatan

QS Al Baqarah 120: Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepadamu sebelum kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah, "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)". dan jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.

Pendidikan Islam mempunyai dua sayap, yaitu Janji dan Ancaman. Isi Al Quran itu kalau bukan janji, ya tentang sangsi. Bila hanya diberikan sangsi2 saja, hati kita bisa ciut. Sama juga halnya, jika diberikan janji2 saja, kita bisa terlena. Jadi harus ada keduanya.

Mari kita lihat bagaimana ulama menafsirkan ayat ini:

1. Di antara ancaman Allah, adalah Allah bebas darinya. Allah tidak mau memberikan pertolongan.

Sebanyak apa pun penolong di dunia ini, sebesar apa pun pendukung dan penolongnya, tapi bila sudah berhadapan dengan kekuatan Allah, maka pertolongan pendukung2nya itu menjadi kecil.

Mari kita buktikan. Siapa waktu itu yang merasa lebih hebat dari Firaun? Siapa yang berani menentang Firaun? Firaun yang memiliki tentara2 yang banyak. Tapi ketika sudah berhadapan dengan Allah, maka itu tidak ada artinya.

Firaun dewasa ini, di Negara mana pun ia berada, ia selalu merasa angkuh, lupa bahwa dirinya adalah hamba, bahwa dia harusnya memberikan instruksi sesuai ajaran Tuhannya. Tapi kini mereka dihinakan oleh pengikutnya, yang dulu takut kepadanya.

2. Petunjuk Allah adalah Islam
Islam adalah petunjuk yang wajib diikuti. Sedangkan selain Islam adalah dholal (sesat).

Ibnu Katsir mengatakan, bahwa ayat ini adalah ancaman yang keras bagi umat Islam agar tidak mengikuti Yahudi dan Nashoro. Kita mempunyai Nabi, punya Al Quran yang suci, maka kalau kita jujur dalam berIslam, jangan mengikuti ajaran agama lain.

Kalau mengikuti Yahudi, mengikuti Nashoro, itu sudah termasuk golongan mereka.

Pada intinya, beragama adalah al ibtida, mengikuti Rasulullah.

Kita tidak boleh menyerupai sebuah kaum, karena ajaran umat Islam sudah lengkap.

Kita ingat, siapa yang tidak tahu Umar bin Khattab. Begitu di tangan beliau ada Taurat, Nabi mengatakan, “buang itu Umar”
Siapa yang meragukan imannya Umar.

Apalagi umat Islam sekarang, kalau memegang kitab lain, lalu tengok sana tengok sini. Untuk sementara secara umum, banyak sektor2 yang dikuasai oleh Yahudi dan Nashoro, sudah barang tentu kita harus lebih hati2.

Wajar bila Ibnu Katsir mengatakan, bahwa ayat ini adalah ancaman yang keras bagi ummat Islam.

Bagaimana kalau seseorang beragama Islam, tapi mengikuti Yahudi, Nashoro, itu tandanya dia adalah dholim. Dholim itu menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya.

3. Kita semua kaum muslimin tidak boleh mengikuti golongan orang2 yang bathil
Tidak boleh mengikuti kebathilan, hawa nafsu yang bathil. Jangan sampai kita silau dengan bungkus yang menyilaukan, padahal kebathilan tetap kebathilan. Meski yang melakukan itu adalah orang yang disebut ‘alim, atau yang mengatakan itu adalah orang yang disebut pakar.

Ada satu kaedah yang sudah pasti benar, karena itu datang dari Allah SWT, karena kebenarannya pasti. “Tidak ada kesedihan, ketakutan, bagi orang yang benar2 mengikuti petunjuk Allah.”

QS Al Baqarah 38: Kami berfirman:”Turunlah kamu dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati,

Mari kita lihat bagaimana para ulama tafsir menjelaskan ayat ini.

Allah berfirman, “barangsiapa mengikuti petunjukKu,” Ibnu Katsir mengatakan tentang ini, barangsiapa yang benar2 mengikuti kitab2 suci yang diturunkan oleh Allah, mengikuti para Rasul, maka orang2 seperti itu tidak akan takut menghadapi apa2 di akhirat nanti. Kita pasti ke akhirat.

Tapi bagi orang2 yang mengikuti petunjuk Sunnah, dijamin oleh Allah, tidak akan ada ketakutan. Karena ketakutan itu adalah hal yang akan terjadi di masa yang akan datang. Seperti takut miskin, takut hidupnya susah. Sedangkan sesuatu yang pasti akan datang, adalah yang di akhirat.

Dan mereka tidak akan bersedih. Bersedih itu adalah untuk sesuatu yang telah terjadi.

Mereka tidak akan takut mengenai akhirat mereka, dan mereka tidak akan bersedih dengan dunia mereka.

Meski mereka tidak mendapat jabatan di dunia, mereka tidak bersedih, karena dunia bukan obsesi terbesarnya. Obsesi terbesarnya adalah akhirat.

Doa yang dibaca oleh sebagia ulama kita dalam doa qunut. “Jangan sampai dunia, kekuasaan, popularitas adalah cita2 tertingginya.”

Kaum muslimin yang jujur dalam Islamnya, berdoa agar neraka dijauhkan dari mereka. Jangan Kau hadirkan kepada kami yang tidak takut kepadaMu ya Allah…

Ini lah doa orang2 yang jujur.

Dunia bukan segala2nya. Semoga kita semua diberikan petunjuk oleh Allah, karena petunjuk Allah akan membuat kita tidak bersedih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar