Rabu, 05 November 2014

Jalan Kebahagiaan dalam Hidup

Jalan apa saja yang harus kita tempuh agar bahagia, diterangkan dalam Al Quran begitu luas dan begitu banyak. Ini menggambarkan kasih sayang Allah itu begitu luas.

1. Berlapang dada.
Seorang mukmin tidak pernah sepi dari beban kehidupan yang berat. Yang menyatakan berat, adalah Allah sendiri, yang menciptkan kita. Begitu juga bagi para dai.
QS AL Muzzammil 5: “Sesungguhnya kami akan turunkan perkataan yang berat kepada kamu.”
Kita menyadari bahwa hidup ini memang berat, sehingga tidak bisa seorang mukmin ingin bahagia, tapi hidupnya hanya santai2 saja. Hidup orang yg seperti itu kecil, dan matinya juga kecil.

Tidak ada yang merasa kehilangan, mungkin hanya anak istrinya saja yang merasakan kehilangannya, tapi dunia tidak merasa kehilangan. Berbeda dengan orang yang mengajarkan Al Quran, Rasulullah dan para sahabat2nya. Mereka hidupnya lebih capek. Tapi hidupnya besar, karena mereka dibutuhkan umat manusia, dan ketika mereka meninggal, banyak yang merasa kehilangan.

Kehidupan seorang mukmin penuh dengan tugas2/beban2 dari Allah dalam memimpin dunia ini, maka dari itu ada tuntutan untuk berlapang dada.
Apa urgensi berlapang dada?
1. Musa meminta pada Allah agar dilapangkan dadanya.
QS Thoha 25-28: “Musa berkata, ‘Robbisy rohlii shodrii, wa yassirlii amrii, wahlul ‘uqdatam mil lisaani yafqohu qoulii’ (Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku)”

Musa as ketika mendapatkan perintah dari Allah agar menyampaikan Islam kepada Firaun, untuk menghadapi durjana terbesar di dunia itu, apa modal yang diminta oleh Musa as? Modalnya adalah iaminta kepada Allah agar dilapangkan dadanya.

Kalau kita lihat ilmu munasabah (ilmu korelasi), dengan mengetahui ilmu munasabah, maka kita akan mengetahui aspek kemukjizatan Al Quran, karena ayat yang diturunkan berbeda waktunya, tapi kuat korelasinya.

Ilmu berlapang dada, maka urusannya akan mudah.
Selain berlapang dada melahirkan kemudahan2 urusan kita, berlapang dada juga melahirkan kelancaran komunikasi. Komunikasi lebih cair. Dalam berumah tangga, dalam berbangsa dan bernegara, mungkin juga ada masalah. Tapi kalau seluruhnya itu dijalani dengan berlapang dada, akan terjadi komunikasi yang baik. Bayangkan kalau setiap orang punya dendam, ingin mencelakakan saudaranya Maka berlapang dada, jalan menuju kehidupan yang baik.

2. Komunikasi/ungkapan yang mudah dipahami.
Begitu Musa menghadapi Firaun berlapang dada, lalu mengkomunikasikannya dengan lancar, maka diharapkan Firaun dapat memahami inti2 yang akan disampaikan.

3. Berlapang dada adalah anugrah Allah yang sangat besar
Allah memberikan nikmat yang sangat besar, sampai2 tentang lapang dada ini menjadi satu nama surat di dalam Al Quran, yaitu Al Insyiroh (berlapang dada): “Bukankah telah kami sudah lapangkan dadamu (Muhammad)?”

Redaksi ini oleh orang yang sudah dipahamkan oleh Allah SWT tentang tafsir ayat ini, memberikan pengetahuan kepada kita, bahwa Rasulullah, walaupun beliau seorang nabi, tapi tetap beliau tidak bisa lepas dari unsur kemanusiaannya. Dalam berdakwah, ada orang2 yang dekat (baik dari sisi lokasi maupun dekat kekerabatannya), tapi begitu Muhammad diangkat oleh Allah sebagai Nabi, kaumnya menyakiti, memusuhi Nabi. Begitu juga yang dihadapi pewaris risalah para Nabi, yaitu para da’i saat ini, yang menghadapi tindakan keras.

2. Berbuat baik kepada seluruh manusia, bukan hanya kepada golongan saja, keluarganya saja, tapi seluruh manusia.
Kita bahagia, tidak perlu mengimpor kebahagiaan dari luar, karena kebahagiaan bisa kita produksi sendiri. Caranya, dengan menyucibersihkan hati kita dari sifat2 iri, dengki.

Dalil bahwa berbuat baik akan membuat hidup bahagia, ada di QS An Nisa 114:
“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar”.

Tiga hal yang akan membuat bahagia:
Menyuruh saudaranya untuk bersedekah, agar meringankan beban saudara, agar tidak ada kefakiran, menyuruh berbuat baik, dan mendamaikan manusia
Barang siapa yang melakukan tiga hal tersebut semata2 mencari Mardhotillah (ridho Allah), pasti akan Allah berikan pahala yang besar.

Anugrah kepada orang2 yang memproduksi kebaikan2 itu sangat besar.

Apa saja urgensi berbuat ihsan yang diterangkan dalam AQ?
1. Untuk mengetahui seberapa besar manfaat yang ditimbulkan pada manusia, Al Quran memerintahkan agar berbuat baik kepada seluruh manusia
QS Al Qashash 77: “berbuat baiklah sebagaimana Allah berbuat baik kepada kamu.”

Ketika Allah menyebutkan “berbuat baik,” ini tidak ditujukkan berbuat baik kepada siapa. Hal ini menunjukkan perintah berbuat baik kepada siap saja. Tidakkah kita merasa hebat, ketika bangsa ini memproduksi kebaikan sebanyak2nya, berbuat kebaikan untuk seluruh umat manusia, inilah Islam yang diajarkan Allah.

2. Berbuat baik kepada kedua orang tua.
Kenapa disebut secara khusus kepada kedua orang tua. Ini menggambarkan urgensi berbuat baik kepada orang tua, dan juga karena kebanyakan manusia itu lupa. Karena manusia biasanya memikirkan hal yang jauh. Ketika ditanya, “untuk apa Anda mencari uang?” Biasanya menjawab untuk anak dan istri. Jarang yang menjawab untuk orang tua.

Itu lah di Al Quran dipertegas, berbuat baiklah pada orang tua. Kita berbuat baik kepada anak dan istri itu juga wajib, tapi itu sudah fitrahnya, menafkahi anak istri. Tapi manusia sering lupa untuk berbuat baik pada orang tua, maka dari itu Allah ingatkan di dalam Al Quran.

Berapa banyak dari kita yang menganggarkan mengirimkan uang bulanan untuk orang tua kita, menyediakan waktu bercengkerama dengan orang tua kita. Di hari tua mereka, mereka merasa kesepian. Sudah menjadi kewajiban kita untukberbuat baik kepada mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar