Jumat, 28 November 2014

Kehidupan Orang-Orang Kafir di Dunia (Perhiasan)

Seseorang yang mentadabburi Al Quran, dengan menghayatinya secara mendalam, maka dia tahu bahwa kehidupan ini cepat sirnanya, kesenangan yang menipu. Karena manusia memang tertipu oleh dunia. Ayat-ayat di bawah ini adalah beberapa contohnya, tanpa maksud membatasi, karena sebenarnya ayat tentang kehidupan dunia itu banyak:

QS An Nisa 77: “Katakanlah (wahai Muhammad), "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dizalimi sedikitpun.”

QS Ali Imran 185: “Dan tidaklah kehidupan dunia itu kecuali kesenangan yang menipu.”

Sudah barang tentu bagi orang-orang beriman yang mengenali Al Quran, memahami hal ini. Tapi bagaimana dengan orang-orang kafir?

Kufur itu maknanya tertutup. Kenapa tertutup? Karena orang kafir hidupnya tertutup, yaitu tertutup dari ajaran Allah, tertutup dari kenikmatan besar, yaitu Islam.

Mereka melihat dunia adalah segala-galanya. Mereka melihat dunia sebagai sebuah ukuran yang harus dipertahankan.

Mereka hidup dengan cara mengimani kebathilan dan mengkufuri kebenaran.

Al Ankabut 67-68:Tidakkah mereka memperhatikan, bahwa Kami telah menjadikan (negeri mereka) tanah suci yang aman, padahal manusia sekitarnya saling merampok. Mengapa (setelah nyata kebenaran) mereka masih percaya kepada yang batil dan ingkar kepada nikmat Allah? Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan kebohongan kepada Allah atau orang yang mendustakan yang hak ketika (yang hak) itu datang kepadanya? Bukankah dalam neraka Jahanam ada tempat bagi orang-orang kafir?”

Kalau kita melihat ayat-ayat lainnya, kenapa orang kafir hidupnya bisa terbalik, yaitu menyukai kebatilan dan membenci kebenaran, sehingga salah melihat kehidupan dunia? Karena orang-orang kafir itu selalu mengikuti hawa nafsunya.

QS Al Qashash 50: “Jika mereka tidak memenuhi panggilanmu Muhammad, maka ketahuilah mereka mengikuti hawa nafsunya.”

Itulah sudut pandang orang kafir terhadap kehidupan dunia. Mereka bersenang2 seperti binatang. Mereka itu seperti binatang bahkan lebih sesat daripada binatang.

Kenapa? Karena binatang masih punya ghoriiza (insting), sehingga tahu bagaimana supaya tidak tersesat. Sedangkan orang kafir mempunya akal, tapi tidak mereka pergunakan agar tidak tersesat.

Bagaimana pandangan orang2 kafir terhadap kehidupan dunia ini.

Al Quran mengulang-ulang penjelasannya tentang pandangan orang kafir terhadap kehidupan dunia. Kenapa berulang-ulang? Agar orang-orang beriman tidak mengikuti mereka. Tidak mengikuti selera mereka. Karena keimanan tidak sebatas pengakuan, tapi harus dibuktikan.

Jika orang-orang beriman mengikuti mereka, maka Allah tidak akan menolong mereka.

QS Al Baqarah 120: “Dan tidak akan ridho kepadamu Yahudi dan Nashara, sebelum kamu mengikuti millah mereka. Katakan bahwa petunjuk Allah itu petunjuk yang sebenarnya. Jika kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah ilmu datang padamu, maka tidak aka nada yang menolong kecuali Allah.”

Nabi saja bila mengikuti mereka, maka Nabi tidak akan ditolong oleh Allah, apalagi kita.

Meskipun status kita beragama Islam, tapi orang2 kafir mengiginkan kita mengikuti jalan mereka, baik itu gaya hidupnya, politiknya, dll.

Al Baqoroh 112: “Dipandang indah untuk orang-orang kafir, kehidupan dunia. Dan mereka mengejek orang-orang beriman, padahal orang-orang beriman bertaqwa itu di atas mereka di hari kiamat.”

Orang-orang kafir itu melihat dunia, di mana mereka terjebak dalam kehidupan dunia. Karena ziinah (hiasan) itu bisa menipu sehingga perbuatan buruk itu seolah-olah indah. Mereka melakukan kejahatan-kejahatan yang merupakan pelanggaran-pelanggaran di mata Allah, diperindah dengan alasan HAM, seni budaya, dan banyak istilah-istilah yang padahal perbuatan itu adalah perbuatan yang membahayakan dirinya dan orang lain.

Ziinah itu bukan sesuatu yang hakiki, namanya juga perhiasan. Diperlihatkan seolah-olah indah. Bukan sesugguhnya indah.

Orang-orang kafir tidak mengetahui, bahwa di dunia ini yang seolah-olah dipandang indah, itu sekedar ujian (ikhtibaar).

QS Al Kahfi 7-8: “Sesungguhnya kami jadikan segala apa saja yang ada di muka bumi ini. Agar kami menguji mereka siapa yang terbaik amalnya.”

Orang beriman sadar betul bahwa hidup ini ujian. Sehingga orang-orang beriman ini selamat. Orang-orang kafir tidak tahu bahwa ini ujian, sehingga orang-orang kafir tidak akan lulus di akhirat nanti.

Apakah semua hiasan (ziinah) itu tercela?

Ketika sudah mengetahui bahwasanya orang-orang kafir itu tertipu oleh ziinah kehidupan dunia, maka pertanyaannya apakah seluruh ziinah ini jelek, buruk? Ternyata tidak.

Kalau kita baca aya-ayat Al Quran tentang ziinah, ternyata statusnya banyak.

1. Hiasan yang tertolak, tercela.
Hiasan yang dibikin oleh setan.

QS Al Anam 43: “Dan setan telah memperindah bagi orang2 kafir apa yang mereka kerjakan.”
Mereka menyembah berhala seolah-olah berhala itu sesuatu yang indah.

Ketika orang-orang kafir memerangi kaum muslimin, dibuat indah seolah-olah itu demi ketertiban dunia. Seolah-olah negara itu sebagai polisi dunia. Semua terlihat indah, padahal itu semua perbuatan tercela. Dan setan memang sudah bersumpah untuk menggoda umat manusia agar berbuat perbuatan jahat. Sehingga hal2 yang menyerupai orang-orang kafir itu terlihat indah, seolah-olah ini HAM, dan sebagainya.

QS Al Hijr 39-40: Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka"

Setan sudah berjanji akan menyihir muka pikiran otak manusia, sehingga sesuatu yg jahat seolah-olah terlihat indah. Yang tidak bisa ditipu oleh setan hanyalah orang-orang yang ikhlas.

2. Sesuatu yang memang indah, disenangi, terpuji.
Memperindah keimanan, di mana orang-orang beriman melihat iman itu indah, aman, izzah kehormatan kebanggaan. Keindahan seperti ini adalah ziinah muhabbabah.

QS Al Hujuraat 7-8: “Akan tetapi Allah membikin senang kepadamu iman. Dan Allah perindah, hiasi iman itu di hati kalian.”

Ziinah seperti ini adalah sesuatu yang diharuskan karena ini adalah keindahan yang hakiki.

Orang-orang yang beriman tidak boleh mengharamkan sesuatu yang indah dari Allah.

QS Al A’rof 32: “Katakanlah: "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki yang baik?" Katakanlah: "Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat". Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui.”

3. Keindahan Alam.
Keindahan alam yang sudah barang tentu tidak dilarang oleh Allah untuk kita nikmati.


Semoga kita diselamatkan oleh Allah dari menyerupai orang-orang kafir. Aamiin.

1 komentar: