Jumat, 07 November 2014

Menghadirkan Kepahlawanan

Ketika manusia menghadapi masalah2 besar, dunia membutuhkan kepahlawanan. Bagaimana Al Quran menghadirkan kepahlawanan di dunia ini?

1. As sajaa’ah (keberanian)
Jangan bermimpi bangsa ini ada yang menjadi pahlawan, jika tidak ada yang mempunyai keberanian. Bagaimana Al Quran berjanji kepada seluruh umat manusia. Seandainya ada yang murtad, maka akan ada generasi baru. Generasi baru yang bagaimana? Yaitu seperti yang di jelaskan di QS Al Maidah 54.

QS Al Maidah 54: “Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.”

Kepahlawanan itu tidak akan terjadi bila tidak ada keberanian, dan keberanian adalah anugrah Allah. Pertanyaannya, apakah kita bersungguh2 melanjutkan kepahlawanan ini.

2. Tsabat (berteguh pendirian)
Al Anfal (8) 45: “Hai orang2 yang beriman, apabila kamu bertemu dengan musuh2mu, maka tsabatlah dan berdzikir lah yang banyak, agar kamu menang.”
Tidak tergoda dengan sanjungan manusia, tidak tergoda dengan gelombang fitnah atas dirinya. Dia terus berteguh pada pendiriannya.

Seluruh orang beriman meminta hidupnya selalu tsabat di jalan Allah. Jangankan kita, yang perlu selalu berdoa untuk mendapatkan tsabat, Rasulullah, hamba yang paling disayang Allah pun, di antara doa yang selalu dibacakan beliau adalah, “yaa muqollibal quluuub tsabbit qolbii ala diinik” (Ya Allah yang menguasai hati, tetapkan lah hati ini dalam agamaMu).

3. Cita2 yang kuat, semangat yang tinggi, dan dibarengi dengan tujuan yang mulia.
Pahlawan di dunia ini tidak mengenal sesuatu yang murah. Hidupnya untuk sesuatu yang mahal. Ketahuilah bahwa dagangan Allah itu mahal. Dan dagangan Allah itu adalah syurga.

QS At Taubah 111: “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.”
Dari QS At Taubah 111 di atas, ada sekian banyak pelajaran kehidupan terutama bagi calon2 pahlawan.

Ada suatu uslub (gaya Bahasa) di Al Quran yang mendahulukan dan didahulukan. Ulama tafsir mengatakan, seseorang tidak mengetahui indahnya Al Quran bila tidak tahu mana yang mendahulukan dan mana yang didahulukan.

Pada sebagian besar ayat di Al Quran, dalam mengorbankan, selalu mendahulukan mengorbankan harta lalu jiwa. Tapi di dalam ayat ini, yang didahulukan adalah jiwa terlebih dulu, barulah harta.
Para pahlawan itu membunuh musuhnya dan merekapun gugur dalam perjuangan. Tapi di ayat ini disebutkan “fayuqtaluuna fayaqtuluun” maka mereka terbunuh, dan mereka membunuh. Bagaimana dengan hal ini?

Ulama tafsir mengatakan: para pahlawan itu ketika mereka keluar dari rumahnya untuk berjuang di jalan Allah, cita2nya tidak ingin mendapatkan harta benda, tapi semata2 karena rindu dengan Allah, dan itu tidak akan ada yang memisahkan kecuali dengan kematian. Sehingga niat yang mulia ini disamakan dengan “terbunuh” dan jihad mereka itulah yang “membunuh.”

Pahlawan bukanlah seseorang yang bisa dibeli dengan dunia, mereka hanya menginginkan ridho Allah.
Hadist: “Barangsiapa yang berperang dengan tujuan agar Islam mendapatkan nilai yang paling tinggi, itu lah pahlawan.”

4. Kejujuran dan benar2 memenuhi janjinya pada Allah
Pahlawan menyadari betul bahwa ketika masih di dalam kandungan ibunya, setiap muslim telah berjanji kepada Allah, bahwa Rabb (Tuhan)nya hanyalah Allah.

Ketika Allah menginstruksikan perintah, dan bagi sebagian manusia perintah itu terasa sangat berat, maka para pahlawan membuktikan janjinya kepada Allah, untuk mengikuti perintah Allah itu.

Al Ahzab 23: “Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak mengubah (janjinya),”

Di ayat di atas, Allah menambah pujian kepada orang2 yang berjuang di jalan Allah, dengan sebutan rijal. Di antara orang2 beriman ada rijal. Kata rijal di sini bukan sebatas laki2, tapi itu mengungkapkan kepahlawanan.

‘Adamuttaqdim, para pahlawan itu tidak mengubah janjinya kepada Allah. Ini menggambarkan ada pelajaran aqidah, bahwa orang yang berjuang, jangan punya persepsi yang salah, bahwa kalau ia berjuang pasti akan mati. Belum tentu. KEmatian bisa datang kepada siapa saja, bukan hanya kepada orang yang berjuang. Orang berjuang belum tentu mati dalam keadaan berjuang. Bahkan ada pula orang yang hanya di rumah saja juga bisa meninggal. Kalau memang kita semua akan meninggal, kenapa kita tidak memilih cara mati yang mulia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar