Kamis, 06 November 2014

Jalan Kehidupan yang Baik (5)

Tidak ada kebaikan dalam hidup ini, melainkan pasti Allah memberikan petunjukNya menuntun kita kepada jalan yang benar, agar kita bahagia dunia dan akhirat. Di antaranya:

1. Dalam masalah2 yang bersifat materi, kebendaan, kita harus melihat orang di bawah kita, jangan melihat orang di atas kita. Meskipun kita sudah kaya, tapi kalau kita selalu melihat,menonton orang di atas kita, maka kita akan selalu merasa kurang.

Sesuatu yang bersifat materi adalah sarana untuk menuju kebahagiaan. Tidak bisa kita pungkiri, karena Nabi sendiri yang mengatakan: “Ada tiga perkara yang merupakan kebahagiaan dan ada tiga perkara yang merupakan penderitaan. Yang membahagiakan adalah:

1. Istri ketika kamu memandangnya, istri itu menyenangkan kamu, dan apabila kamu tidak ada, istri itu amanah, menjaga dirinya dan menjaga harta bendamu. Itulah istri yang membuat suami mendapatkan kebahagiaan duniawi

2. Kendaraan. Meskipun kendaraan sepanjang masa berkembang, mulai dari onta, kuda, mobil, apa pun namanya, kendaraan yang bagus bisa mengantarkan kita untuk bertemu teman2 kita.

3. Rumah yang luas, yang isinya bisa membantu kebutuhan kita. Tidak bisa kita pungkiri, rumah yang besar membahagiakan kita.

Tiga hal yang merupakan penderitaan:
1. istri yang tidak sholehah
2. rumah yang sempit
3. kendaraan yang mogok.

Tapi meskipun demikian, itu bukan segala2nya. Jangan sampai kita menjadikan rumah, kendaraan, dsbnya itu, menjadi sesuatu yang tinggi. Jangan sampai dunia ini menjadi obsesi yang terbesar.
Iman adalah asset terbesar dalam hidup ini.

Nabi memberikan petunjuknya agar kita tidak melihat dalam masalah bendawi kepada orang yang lebih daripada kita.
"Lihatlah kepada orang yang berada di bawahmu dan jangan melihat orang yang berada di atasmu, karena yang demikian lebih patut, agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu"

2. Yakin seyakin2nya bahwa kebahagiaan seorang mukmin yang sebenar2nya itu di akhirat.
Kalau kita mengatakan “saya bahagia,” itu sebatas kebahagiaan dunia yang ada batasnya. Jadi kita tidak perlu mengejar2nya, karena kebahagiaan yang hakiki itu baru akan kita dapatkan di akhirat nanti.

Ali Imran 185: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”

Ada empat pelajaran yang sangat berarti dari ayat di atas:
1. setiap jiwa pasti akan merasakan kematian. Ini bukan semata2 pengumuman dari Allah bahwa kita semua akan mati. Tapi ketika “setiap manusia pasti mati”, pertanyaannya, apakah kita mau mati seperti para Nabi, para Rasul, atau mau mati seperti Firaun, Abu Jahal, Abu Lahab yang menentang Islam?
Karena orang mukmin mati, orang kafir pun bisa mati. Tapi kita ingin mati dengan husnul khotimah.

2. Balasan bagimu akan dibalas dengan utuh di akhirat.
Tidak sedikit orang yang jujur dan bersungguh2 berjuang di jalan Allah, demi bangsa dan Negara, tapi justru orang2 seperti ini ditangkap, dimusuhi, dan tidak dihargai. Media memberitakan yang buruk tentangnya, dan kemudian dipenjarakan.

Nabi juga seperti itu, menyerukan kebaikan, tapi beliau malah mau dibunuh, mau dipenjara, dan kemudian diusir oleh kafir Quraisy (QS Al Anfal 30).
Maka ketika kita berbuat baik, mau membangun bangsa ini, ingat! Orientasi kita adalah akhirat. Karena dunia ini bukan darul jaza’ (negeri pembalasan) tapi ini adalah negeri penuh cobaan.
Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke syurga, itulah orang yang sukses. Kesuksesan yang sesungguhnya adalah ketika masuk syurga.

3. Dalam ayat ini, makna “jauh” tidak disampaikan dalam ungkapan “ba’id/’ub ida” tapi “zuh ziha”. Kenapa? Al Quran itu indah. Indah bahasanya, indah maknanya, apalagi bila diamalkan. Kata zuh ziha berasal dari “zah zaha”, mengandung makna “daya tarik sangat kuat,” menggambarkan neraka dan kemaksiatan mempunyai daya tarik yang amat kuat, terutama bagi mereka yang menyukai maksiat. Ketika kita mampu menjauhi acara2 kemaksiatan yang akan mengantarkan pada neraka, maka kita akan bahagia. Manusia akan dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke syurga

4. Dunia ini guhurur (melenakan), dalam kajian2 kita sebelum ini hal sudah sering kita bahas.
QS At Taubah 20-22:
“Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. (9:20)

Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat dari padaNya, keridhaan dan surga, mereka memperoleh didalamnya kesenangan yang kekal, (9:21)
mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar. (9:22)
Kebahagiaan yang sebenar2nya adalah ketika manusia masuk syurga, seolah2 kebahagiaan dunia itu tidak ada apa2nya dibandingkan kebahagiaan masuk syurga. Memang benar, punya harta yang banyak itu bahagia, punya anak yang baik itu membahagiakan. Tapi kebahagiaan yang sempurna adalah saat masuk syurga.

Maalikiyaumiddin (Raja di hari pembalasan). Kenapa akhirat itu disebut sebagai hari pembalasan? Bukankah di dunia ini ada juga pembalasan? Karena:
1. Balasan di dunia itu belum tentu adil
2. Ketika ia didzholimi di dunia, ia tidak perlu sedih, karena balasan yang sebenar2nya adalah di akhirat. Meskipun seluruh dunia tidak menyukainya, tapi ia tidak sedih, karena dalam pengadilan Allah SWT akan sejelas2nya dibalas.

Mendidik umat Islam untuk memandang kebahagiaan di dunia ini, bukanlah kebahagiaan yang hakiki. Meskipun tidak memiliki kebahagiaan duniawi tapi mereka adalah orang2 yang bahagia, karena mereka orang2 beriman, yang meyakini sepenuhnya bahwa kebahagiaan yang hakiki di akhirat nanti.
Hadist: “Dunia itu penjara orang beriman dan syurganya orang kafir.”

Setiap mukmin di dunia ini dipenjara, karena dilarang melakukan syahwat, maka ketika ia meninggal dunia, ia istirahat, bebas dari bentuk2 penjara di dunia ini, dan ia memasuki kebahagiaan yang hakiki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar