Kamis, 07 Mei 2015

Fitnah dan Ibtila (Ujian dan Cobaan)


Di antara tema2 penting dalam Al Quran adalah tentang Fitnah, dan Ibtila. Disebut dalam Al Quranul Karim berulang2 dalam berbagai bentuk kalimatnya. Tema2 ini sangat berhak untuk dikaji agar kita memahami tentang Fitnah dan Ibtila.

Dalam karangan Ibnu Mamzur, dikatakan bahwa di dalam Al Quran, bila ada kata fitnah, akan diikuti dengan kata al ibtila, al imtihaan.

Asal usul kata fitnah itu berasal dari “aku fitnah emas dan perak dengan api agar Nampak jelas perbedaan antara yang buruk dengan yang baik. Mana yang Ashli dan mana yang bagian2 buruk yang tidak Ashli.”

Sehingga seseorang bisa tahu mana yang baik dan tidak baik, mana seseorang yang jujur dalam keimanannya dan mana orang yang munafik.

Di antara penjelasan yang lain, arti fitnah artinya:
1. membakar
2. berdosa
3. perbedaan manusia dalam berpendapat.
Ketika pendapat itu begitu banyak, dan tidak dimanage secara baik. Tidak sedikit orang2 yang tidak punya pemahaman yang mendalam, sehingga melahirkan fitnah.
4. gila.
Ketika seseorang diakatkan sudah terkena fitnah, itu maknanya dia sudah gila.
5. menghapus
Sekalipun mereka benar2 hampir menghilangkan/menjauhkan engkau ya Muhammad dari yang Kami wahyukan kepadamu.

Orang2 kafir di zaman Rasulullah selalu berusaha menjauhkan Rasulullah dari Al Quran. Dan begitu pula yang dilakukan orang2 kafir sepanjang masa, menjauhkan umat Islam dari Al Quran. Mereka tidak mempermasalahkan nama2 yang Islami, tapi mereka akan berusaha agar orang2 Islam ini jauh dari perbuatan Islami. Sehingga ada orang2 yang bernama Islam, tapi tidak bersikap Islami.

Setelah kita mengetahui asal usul makna Fitnah, selanjutnya kita kaji ayat2 Al Quran tentang makna2 fitnah.

1. Kufur (QS Al Baqarah 217)
Sebagian saudara kita, ketika berbicara tentang fitnah, tapi maknanya tidak sesuai dengan AL Quran.
Misal: jangan begitu dong, karena fitnah lebih sadis daripada pembunuhan

QS Al Baqarah 217: Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh.

Wal fitnatu asyaddu minal qotli
Fitnah itu lebih kejam daripada

Al Anfal  waqootiluuhum
Dan perangilah mereka (orang2 kafir yang berbuat dholim itu), sehingga tidak ada fitnah (kekufuran dan syirik).

Tindakan yang paling membahayakan bangsa, dan dunia, adalah kufur, syirik. Kenapa? Karena kalau di dunia ini dominan kekufuran, maka merampas hak prerogative Allah. Karena dunia ini harusnya mengabdi kepada Allah. Ketika manusia tidak mengabdi kepada Allah, tapi mengaku mengabdi pada Allah tapi juga mengabdi kepada yang lainnya.

Kita semua berperang melawan begal motor, tapi tidak waspada terhadap begal aqidah. Di mana kaum muslimin terjatuh pada kekufuran syirik.

2. Al Qatlu (pembunuhan)

An Nisa 101: Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, Maka tidaklah Mengapa kamu men-qashar sembahyang(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu.

fatana, yaftinu, maknanya membunuh. Sehingga fitnah ini maknanya pembunuhan.

Islam adalah agama yang benar2 tidak ada tempat bagi orang berbuat anarkis, membunuh.

Seluruh ajaran Islam itu rahmat.

Bahkan ayat pertama kit abaca pertama kali, bunyinya adalah Bismillahirrohmaanirrohiim..

3. Ujian

Dan kami mencoba dengan ujian keburukan dan kebaikan.

4. Adzab

At Taubah: Ketauhilah di dalam kesulitan (adzab), mereka orang2 munafik jatuh.

Untuk membedakan mana yang asli dan mana yang palsu, adalah adzab. Ketika orang2 beriman menghadapi kesulitan2 dalam hidup ini, mereka tetap komitmen di dalam adzabnya. Mereka tidak tulus dalam tugas2 agama yang berat, sehingga jatuh dalam adzab.

5. Dahsyat
Dahsyatnya hukuman, dahsyatnya ujian,

Kamu menjatuhkan diri2 kamu itu dalam bahaya dan adzab.

Setelah kita selesai memahami makna fitnah, maka ada kata lain yang berbunyi Al Ibtila. Di dalam memahami bahasa2 Al Quran, terutama yang gharib,

Summiyah al taklifu balaa an.
Beban untuk orang2 beriman disebut ujian (balaa’)
Kenapa demikian?
1. Seluruh kewajiban itu berat bagi fisik manusia.
Kewajiban yang bernama sholat, puasa, haji, berjihad, amar maruf nahi munkar.
Tidak bisa kita pungkiri itu berat bagi fisik kita. Maka dari sisi ini, tugas2 itu disebut sebagai balaa’. Maka disebut tugas manusia, adalah untuk diuji siapa yang terbaik amalnya.
Ketika imannya benar, ia mampu memikul beban itu.
Ketika imannya palsu, ia tidak mampu memikul beban itu.

Kewajiban2 itu semuanya adalah ujian. Bukankah kita diuji untuk sholat subuh, dan juga Qiyamul Lail, sementara orang lain sedang tidur.

Sebentar lagi bulan Ramadhan. Orang yang imannya benar, ia bisa puasa full 1 bulan. Ada juga orang yang tidak benar imannya, yang berpuasa hanya di bagian2 awal saja. Diuji oleh Allah, ia tidak lulus.

Jihad, kewajiban yang berat. Kita diuji. Allah tahu, kita tidak menyenangi perang. Tapi ini ujian dari Allah.

Juga ujian Allah SWT untuk hamba2Nya, untuk menguji sejauh mana kualitas hamba2Nya.

Dan benar2 kami uji kalian, sehingga kami mengetahui orang2 yang berjuang di jalan kami dan orang yang2 sabar.

Ini lah dalil bahwa Al Ibtila berkaitan dengan Kewajiban kita sebagai hamba Allah SWT.

Semoga keimanan kita diakui oleh Allah. Karena tanda keimanan kita diakui oleh Allah, kita tetap tegar di jalan Islam.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar