Selasa, 05 Mei 2015

Kebenaran Harus Mempunyai Kekuatan yang Melindungi

Ketika kita diperintahkan oleh Allah menjadi hamba yang melindungi, menjaga kebenaran, berbahagialah.

Terjemah QS Al Anfal 60: Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya.

Hikmah yang bisa kita petik dari ayat di atas:

1. Kebenaran itu tidak mungkin berjalan sendiri.
Al Quran tidak berjalan sendiri, harus ada yang menggerakkannya. Islam tidak mungkin berjalan sendiri, harus ada yang menjalankannya agar dapat dinikmati oleh umat manusia di seluruh dunia. Itulah sebabnya, kebenaran harus ada yang melindunginya, merawatnya.

2. Kebenaran itu harus mempunyai kekuatan yang melindungi dari kebathilan yang melampaui batas.
Kebathilan itu tidak cukup puas dengan eksisnya saja, tapi ia akan berusaha dengan seluruh kekuatan yang ada untuk melemahkan kebenaran, dan bahkan menghabisi kebenaran.

Kalau kita bertanya, siapa manusia yang paling lemah lembut di dunia ini?
Jawabannya tentu adalah Rasulullah.

Terjemah QS At Taubah 128: Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.

Ketika Nabi yang penyantun penyayang dan lemah lembut itu, didholimi selama 13 tahun di Mekkah dan juga di Madinah, apakah kemudian berkata, silakan jajah umat Islam di Madinah..?
Tidak ada seperti itu.

Ulama kita adalah orang2 yang lemah lembut. Tapi ketika didzholimi Belanda, apakah para ulama kita berkata, silakan Belanda menjajah Indonesia? Tidak!

Ayat 60 QS Al Anfal ini juga mempunyai pelajaran:

3. kewajiban kaum muslimin untuk mempunyai kekuatan maksimal dalam menghadapi yang bathil.
Dosa bagi orang beriman, jika tidak mempunyai persiapan. Kekuatan dalam bentuk apa saja.

Disebutkan kekuatan memanah, menembak, dsbnya, bukan untuk membatasi. Ketika pasukan kita kuat, negara2 lain tidak akan mengintervensi.

Dan pasukan2 berkuda, kenapa disebut secara khusus? Padahal sudah termasuk dalam kekuatan yang disebut sebelumnya? Ini menunjukkan urgensinya pasukan berkuda.

Kalau kita jujur, sampai sekarang pun pasukan berkuda itu sebuah kebanggaan. Di negara2 Eropa ketika menjemput tamu Negara lalu dijemput dengan pasukan berkuda, itu menandakan suatu kehormatan.

Atau juga di bagian2 tertentu Negara ini tidak bisa dilawati oleh mobil, tapi bisa dilalui dengan berkuda.

Ketika Allah telah menyatakan bahwa kebenaran membutuhkan kekuatan yang melindunginya, maka perintah Allah setelahnya adalah berjihad. Jihad berbeda dengan terorisme. Umat Islam harus mempunyai pemahaman yang benar tentang jihad.

Jangan sampai kaum muslimin melakukan kerusakan dengan alasan jihad. Atau juga sebaliknya, takut dengan jihad karena dikira itu adalah terorisme.

Padahal jihad itu maknanya luas, termasuk di dalamnya toleransi, berumah tangga, berbangsa dan bernegara

At Taubah 41: Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.

Dzaalikum khoirul lakum (Yang demikian itu khoir bagi kalian).

Seluruhnya adalah khoir. Jihad itu khoir, sholat itu khoir, membayar zakat itu khoir, dstnya. Jangan sampai Allah mengatakan jihad itu khoir tapi kita malah mengatakan jihad itu radikal.

Terjemah QS Al Baqaarah 216: Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.

Kita memang senang dengan santai2 saja di rumah. Tapi apa jadinya anak bangsa jika bangsa itu dijajah bangsa lain?

Dari ayat di atas ada ungkapan ‘asaa. Ini menandakan bahwa dalam menjalankan agama Islam, tidak cukup dengan perasaan saja. Jika tidak diikuti dengan dalil, tentu siapa pun tidak suka dengan peperangan. Tapi faktanya, kebathilan tidak akan pernah berhenti memerangi kebenaran, maka dari itu jihad dibutuhkan.

Perasaan ini bukan sekedar di bab jihad saja. Juga di bab hukum warisan. Ada yang mengatakan, “tidak adil warisan anak perempuan setengah dari anak laki2. Padahal ada yang laki-lakinya hanya bermain burung saja, dan perempuannya malah pergi berjualan jamu.”

Saya bertanya, ini yang salah adalah Al Qurannya, atau contohnya? Kenapa laki2 itu hanya main burung saja? Mestinya laki2 bekerja, ar rijaalu qowwamu na alannisa.”

Ini berangkat dari perasaan dan dari pemahaman yang tidak lengkap.

Laki2 memang mendapat 2 bagian, sementara dia punya istri, punya anak, mencari nafkah, berzakat, dsbnya.

Sedangkan perempuan tidak mempunyai kewajiban menafkahi orang lain. Ketika anak perempuan mendapatkan harta warisan, ia memiliki sepenuhnya.

Maka jangan mendahulukan perasaan. Perasaan yang lemah lembut harus dibarengi dengan pemahaman yang benar.

Terjemah QS Al Anfal 39: Dan perangilah mereka itu, sampai tidak ada lagi fitnah dan agama hanya bagi Allah semata. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.

Sehingga tidak terjadi fitnah. Ketika kekuatan melindungi al haqq, itu tujuannya bukan untuk kekerasan, bukan untuk balas dendam, tapi untuk mencegah fitnah. Jangan sampai di dunia ini syirik merajalela. Itu adalah fitnah terbesar.

Bukankah kita melihat fenomena syirik ada di mana2, tapi orang2 tidak waspada dengan syirik.

Bukankah ancaman terbesar di dunia ini adalah syirk, karena syirk adalah dosa yang tidak diampuni.

4. Kemenangan itu adalah milik kebenaran dan pendukungnya.

5. Allah pasti menghapus kebathilan dan memenangkan kebenaran (haq)

Terjemah QS Al Anbiya 18: Sebenarnya Kami melemparkan yang haq kepada yang batil (tidak benar) lalu yang haq itu menghancurkannya, maka seketika itu yang batil lenyap.

Terjemah QS Asyu Syuura 24: dan Allah menghapuskan yang batil dan membenarkan yang haq dengan kalimat-kalimat-Nya (Al Quran).

Allah menghapus kebathilan dan Allah memenangkan kebenaran dengan kalimat2Nya

Kenapa dalam sejarah umat Islam pernah kalah?
Itu pasti ada hikmahnya

Maka dari itu Umar bin Khattab berkata, “kemaksiatan kaum muslimin lebih aku takuti daripada musuh”

Kalau kita mendholimi anak istri, kita tidak akan ditolong oleh Allah. Kalau kita mendholimi rakyat, kita tidak akan ditolong oleh Allah.


Semoga kita diberikan kekuatan oleh Allah untuk menegakkan kebenaran. Aamiin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar