Ketika kita diperintahkan oleh Allah
menjadi hamba yang melindungi, menjaga kebenaran, berbahagialah.
Terjemah QS Al Anfal 60: Dan siapkanlah
untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda
yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan
musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak
mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya.
Hikmah yang bisa kita petik dari ayat di
atas:
1. Kebenaran itu tidak mungkin berjalan
sendiri.
Al Quran tidak berjalan sendiri, harus ada
yang menggerakkannya. Islam tidak mungkin berjalan sendiri, harus ada yang
menjalankannya agar dapat dinikmati oleh umat manusia di seluruh dunia. Itulah
sebabnya, kebenaran harus ada yang melindunginya, merawatnya.
2. Kebenaran itu harus mempunyai kekuatan
yang melindungi dari kebathilan yang melampaui batas.
Kebathilan itu tidak cukup puas dengan eksisnya
saja, tapi ia akan berusaha dengan seluruh kekuatan yang ada untuk melemahkan
kebenaran, dan bahkan menghabisi kebenaran.
Kalau kita bertanya, siapa manusia yang
paling lemah lembut di dunia ini?
Jawabannya tentu adalah Rasulullah.
Terjemah QS At Taubah 128: Sungguh telah
datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya
penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat
belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.
Ketika Nabi yang penyantun penyayang dan
lemah lembut itu, didholimi selama 13 tahun di Mekkah dan juga di Madinah,
apakah kemudian berkata, silakan jajah umat Islam di Madinah..?
Tidak ada seperti itu.
Ulama kita adalah orang2 yang lemah lembut.
Tapi ketika didzholimi Belanda, apakah para ulama kita berkata, silakan Belanda
menjajah Indonesia? Tidak!
Ayat 60 QS Al Anfal ini juga mempunyai
pelajaran:
3. kewajiban kaum muslimin untuk mempunyai
kekuatan maksimal dalam menghadapi yang bathil.
Dosa bagi orang beriman, jika tidak
mempunyai persiapan. Kekuatan dalam bentuk apa saja.
Disebutkan kekuatan memanah, menembak,
dsbnya, bukan untuk membatasi. Ketika pasukan kita kuat, negara2 lain tidak akan
mengintervensi.
Dan pasukan2 berkuda, kenapa disebut secara
khusus? Padahal sudah termasuk dalam kekuatan yang disebut sebelumnya? Ini
menunjukkan urgensinya pasukan berkuda.
Kalau kita jujur, sampai sekarang pun
pasukan berkuda itu sebuah kebanggaan. Di negara2 Eropa ketika menjemput tamu Negara
lalu dijemput dengan pasukan berkuda, itu menandakan suatu kehormatan.
Atau juga di bagian2 tertentu Negara ini
tidak bisa dilawati oleh mobil, tapi bisa dilalui dengan berkuda.
Ketika Allah telah menyatakan bahwa
kebenaran membutuhkan kekuatan yang melindunginya, maka perintah Allah
setelahnya adalah berjihad. Jihad berbeda dengan terorisme. Umat Islam harus
mempunyai pemahaman yang benar tentang jihad.
Jangan sampai kaum muslimin melakukan kerusakan
dengan alasan jihad. Atau juga sebaliknya, takut dengan jihad karena dikira itu
adalah terorisme.
Padahal jihad itu maknanya luas, termasuk di
dalamnya toleransi, berumah tangga, berbangsa dan bernegara
At Taubah 41: Berangkatlah kamu baik dalam
keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan
dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu
mengetahui.
Dzaalikum khoirul lakum (Yang demikian itu
khoir bagi kalian).
Seluruhnya adalah khoir. Jihad itu khoir,
sholat itu khoir, membayar zakat itu khoir, dstnya. Jangan sampai Allah
mengatakan jihad itu khoir tapi kita malah mengatakan jihad itu radikal.
Terjemah QS Al Baqaarah 216: Diwajibkan
atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci.
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi
(pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui,
sedang kamu tidak mengetahui.
Kita memang senang dengan santai2 saja di
rumah. Tapi apa jadinya anak bangsa jika bangsa itu dijajah bangsa lain?
Dari ayat di atas ada ungkapan ‘asaa. Ini
menandakan bahwa dalam menjalankan agama Islam, tidak cukup dengan perasaan
saja. Jika tidak diikuti dengan dalil, tentu siapa pun tidak suka dengan
peperangan. Tapi faktanya, kebathilan tidak akan pernah berhenti memerangi
kebenaran, maka dari itu jihad dibutuhkan.
Perasaan ini bukan sekedar di bab jihad
saja. Juga di bab hukum warisan. Ada yang mengatakan, “tidak adil warisan anak
perempuan setengah dari anak laki2. Padahal ada yang laki-lakinya hanya bermain
burung saja, dan perempuannya malah pergi berjualan jamu.”
Saya bertanya, ini yang salah adalah Al
Qurannya, atau contohnya? Kenapa laki2 itu hanya main burung saja? Mestinya
laki2 bekerja, ar rijaalu qowwamu na alannisa.”
Ini berangkat dari perasaan dan dari
pemahaman yang tidak lengkap.
Laki2 memang mendapat 2 bagian, sementara
dia punya istri, punya anak, mencari nafkah, berzakat, dsbnya.
Sedangkan perempuan tidak mempunyai
kewajiban menafkahi orang lain. Ketika anak perempuan mendapatkan harta
warisan, ia memiliki sepenuhnya.
Maka jangan mendahulukan perasaan. Perasaan
yang lemah lembut harus dibarengi dengan pemahaman yang benar.
Terjemah QS Al Anfal 39: Dan perangilah
mereka itu, sampai tidak ada lagi fitnah dan agama hanya bagi Allah semata.
Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa
yang mereka kerjakan.
Sehingga tidak terjadi fitnah. Ketika
kekuatan melindungi al haqq, itu tujuannya bukan untuk kekerasan, bukan untuk
balas dendam, tapi untuk mencegah fitnah. Jangan sampai di dunia ini syirik
merajalela. Itu adalah fitnah terbesar.
Bukankah kita melihat fenomena syirik ada
di mana2, tapi orang2 tidak waspada dengan syirik.
Bukankah ancaman terbesar di dunia ini
adalah syirk, karena syirk adalah dosa yang tidak diampuni.
4. Kemenangan itu adalah milik kebenaran
dan pendukungnya.
5. Allah pasti menghapus kebathilan dan memenangkan
kebenaran (haq)
Terjemah QS Al Anbiya 18: Sebenarnya Kami
melemparkan yang haq kepada yang batil (tidak benar) lalu yang haq itu
menghancurkannya, maka seketika itu yang batil lenyap.
Terjemah QS Asyu Syuura 24: dan Allah
menghapuskan yang batil dan membenarkan yang haq dengan kalimat-kalimat-Nya (Al
Quran).
Allah menghapus kebathilan dan Allah
memenangkan kebenaran dengan kalimat2Nya
Kenapa dalam sejarah umat Islam pernah
kalah?
Itu pasti ada hikmahnya
Maka dari itu Umar bin Khattab berkata, “kemaksiatan
kaum muslimin lebih aku takuti daripada musuh”
Kalau kita mendholimi anak istri, kita
tidak akan ditolong oleh Allah. Kalau kita mendholimi rakyat, kita tidak akan
ditolong oleh Allah.
Semoga kita diberikan kekuatan oleh Allah untuk
menegakkan kebenaran. Aamiin..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar