Senin, 18 Mei 2015

Kiat2 Agar Tidak Terkena Hukuman dari Allah Gara2 Perbuatan Dzholim

Kita sudah pelajari bahwa kedzholiman merupakan sebab kehancuran sebuah bangsa. Maka kita harus bersungguh2, tidak diam saja terhadap kedzholiman.

Setelah mentadabburi ayat2 Al Quran, semoga kita diberikan ilmu oleh Allah tentang bagaimana cara menghadapi kedzholiman. Dikarenakan Allah sayang pada kita, maka Allah berikan petunjuk agar kita selamat dari hukuman.

1. Mengingkari/menolak setiap bentuk kedzholiman
Jangan sekali2 diam bila melihat kedhzoliman. Karena dalam Bahasa agama, diam dalam melihat kedzholiman adalah seperti setan yang bisu.

QS Al Maidah 105: Hai orang2 yang beriman, waspadalah pada diri kamu. Orang yang dholim itu tidak akan mengganggu diri kalian bila kalian telah mendapatkan petunjuk.

Hadist: Wahai manusia, sesungguhnya kamu membaca ayat ini (Al Maidah 105), sesungguhnya masyarakat apabila melihat orang yang berbuat dzholim, lalu mereka diam tidak mengubahnya, hampir2 Allah akan meratakan seluruh masyarakat itu dengan siksaNya.

QS Al Anfal 25: Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zhalim saja diantara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya,

Kita lihat saja, di masyarakat di Indonesia, setiap malam Ahad berpacaran di sebuah Situ (danau) tertentu, lalu Situ itu jebol dan air bahnya menimpa banyak orang, karena masyarakat membiarkan kedzholiman terjadi di Situ tersebut. Akibatnya menimpa bukan kepada orang2 yang dhzolim saja, tapi semua orang.

Takutlah kalian pada malapetaka yang menimpa bukan hanya pada orang yang dzholim saja, tapi

Hadist: Apa bila masyarakat tidak mencegah kedzholiman, padahal dia mampu melakukannya, maka Allah melaksanakan siksaNya.

Bentuk adzab itu begitu banyak. Bukan hanya gunung meletus, tanah longsor saja. Tapi juga anak tidak hormat pada orang tua, orang tua tidak sayang pada anak, ada begal semua orang cuek. Anak didik yang mestinya baik, yang harusnya menjadi pemimpin bangsa, tapi malah kena narkoba, melakukan pesta bikini bigitu. Masyarakat yang anarkis, dsbnya.

2. Jangan Menyerah/Tunduk terhadap orang yang dzholim

Walaupun dia adalah pemimpin kita, walaupun dia adalah orang tua kita. Karena tunduk kepada orang tua, pemimpin, guru, itu dibatasi. Tidak boleh taat kepada makhluk yang berbuat maksiat kepada Allah.

Kita tidak boleh tunduk kepada orang yang berbuat dholim.

QS Syuuro 39: dan (bagi) orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan zalim, mereka membela diri.

Jangan sampai dengan alasan kita bangsa yang santun, lemah lembut, pemaaf, kita tidak menolak perbuatan dzholim. Apa jadinya bangsa kita bila para Ulama kita zaman dulu tidak bangkit berjuang melawan Belanda?

Ketika Azzamah melawan, tidak melampaui.

Para pahlawan kita, ulama kita melawan ketika dijajah, maka itu adalah sesuatu yang terpuji.

Yang tidak boleh itu adalah melampaui batas. Jangan dengan alasan berjuang, tapi kita melampui batas.

Imam Qurtubi dalam tafsirnya mengatakan, “Ketika mereka didzholimi oleh orang yang dzholim, mereka tidak akan menyerah dengan kedzholimannya.”

Itulah generasi2 terbaik. Jadi sahabat2 nabi itu paling anti dihinakan, tapi ketika mereka mampu untuk memaafkan, maka mereka maafkan.

Itulah aktifitas terbaik, yaitu tidak menyerah terhadap orang2 yang dzholim.

3. Tidak sedikit pun Membela Orang2 yang Dzholim
Allah SWT adalah Tuhan kita semua yang sayang pada seluruh manusia, dengan cara memberikan petunjuk agar kita tidak

Huud 113: Dan janganlah kamu cenderung kepada orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, sedangkan kamu tidak mempunyai seorang penolong pun selain Allah, sehingga kamu tidak akan diberi pertolongan.

Ketika kita membela orang yang dzholim, memilih pemimpin yang dzholim, maka kita bisa mendatangkan murka Allah.

Ayat 113 ini berhubungan dengan ayat sebelumnya, yaitu berbicara tentang istiqomah. Istiqomah itu oleh ulama didefinisikan sebagai komitmen, taat dengan seluruh ajaran agama Islam.

Ajaran Islam yang berhubungan dengan berbagai aspek kehidupan.

Lalu pada ayat 113 ini kita dilarang untuk mendukung orang2 yang dzholim. Apa korelasi kedua ayat ini?

Di antara tanda2 bahwa kita istiqomah adalah, kita tidak cenderung terhadap orang2 yang dzholim.

Maka, agar anak bangsa ini diselamatkan oleh malapetaka kedhzoliman, jangan sekali2 mendukung orang yang dzholim. Walau pun dapat uang, dapat jabatan, dapat kesempatan untuk tenar. Allah katakan, kalian akan mendapat adzab neraka, dan tidak akan ditolong oleh Allah.

Di dalam tafsir Azzamah Syarif mengatakan, “Larangan di sini (jangan kamu condong), maksudnya, jangan sampai kaum muslimin mengikuti selera orang2 yang dzholim.”

Sekedar datang, duduk bersenang senang, ketawa ketiwi dengan mereka, sudah termasuk bentuk kecenderungan terhadap mereka.

Ar Rukun, dalam condong itu, yang sedikit saja, sudah dianggap mendukung. Apalagi kalau membela mati2an.

Semoga kita dijadikan orang2 yang mempunyai harga diri, merdeka, tidak mau condong terhadap orang2 yang dzholim. Itu sebabnya para Nabi para Rasul tidak mau cenderung kepada orang2 yang dzholim, meski harus berhadapan dengan tentara2 orang2 yang dzholim itu.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar