Kita sudah pelajari bahwa kedzholiman
merupakan sebab kehancuran sebuah bangsa. Maka kita harus bersungguh2, tidak
diam saja terhadap kedzholiman.
Setelah mentadabburi ayat2 Al Quran, semoga
kita diberikan ilmu oleh Allah tentang bagaimana cara menghadapi kedzholiman.
Dikarenakan Allah sayang pada kita, maka Allah berikan petunjuk agar kita
selamat dari hukuman.
1. Mengingkari/menolak setiap bentuk
kedzholiman
Jangan sekali2 diam bila melihat
kedhzoliman. Karena dalam Bahasa agama, diam dalam melihat kedzholiman adalah
seperti setan yang bisu.
QS Al Maidah 105: Hai orang2 yang beriman,
waspadalah pada diri kamu. Orang yang dholim itu tidak akan mengganggu diri
kalian bila kalian telah mendapatkan petunjuk.
Hadist: Wahai manusia, sesungguhnya kamu
membaca ayat ini (Al Maidah 105), sesungguhnya masyarakat apabila melihat orang
yang berbuat dzholim, lalu mereka diam tidak mengubahnya, hampir2 Allah akan
meratakan seluruh masyarakat itu dengan siksaNya.
QS Al Anfal 25: Dan peliharalah dirimu dari
pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zhalim saja diantara
kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya,
Kita lihat saja, di masyarakat di
Indonesia, setiap malam Ahad berpacaran di sebuah Situ (danau) tertentu, lalu
Situ itu jebol dan air bahnya menimpa banyak orang, karena masyarakat
membiarkan kedzholiman terjadi di Situ tersebut. Akibatnya menimpa bukan kepada
orang2 yang dhzolim saja, tapi semua orang.
Takutlah kalian pada malapetaka yang
menimpa bukan hanya pada orang yang dzholim saja, tapi
Hadist: Apa bila masyarakat tidak mencegah
kedzholiman, padahal dia mampu melakukannya, maka Allah melaksanakan siksaNya.
Bentuk adzab itu begitu banyak. Bukan hanya
gunung meletus, tanah longsor saja. Tapi juga anak tidak hormat pada orang tua,
orang tua tidak sayang pada anak, ada begal semua orang cuek. Anak didik yang
mestinya baik, yang harusnya menjadi pemimpin bangsa, tapi malah kena narkoba,
melakukan pesta bikini bigitu. Masyarakat yang anarkis, dsbnya.
2. Jangan Menyerah/Tunduk terhadap orang
yang dzholim
Walaupun dia adalah pemimpin kita, walaupun
dia adalah orang tua kita. Karena tunduk kepada orang tua, pemimpin, guru, itu
dibatasi. Tidak boleh taat kepada makhluk yang berbuat maksiat kepada Allah.
Kita tidak boleh tunduk kepada orang yang
berbuat dholim.
QS Syuuro 39: dan (bagi) orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan zalim, mereka membela diri.
Jangan sampai dengan alasan kita bangsa
yang santun, lemah lembut, pemaaf, kita tidak menolak perbuatan dzholim. Apa
jadinya bangsa kita bila para Ulama kita zaman dulu tidak bangkit berjuang melawan
Belanda?
Ketika Azzamah melawan, tidak melampaui.
Para pahlawan kita, ulama kita melawan
ketika dijajah, maka itu adalah sesuatu yang terpuji.
Yang tidak boleh itu adalah melampaui
batas. Jangan dengan alasan berjuang, tapi kita melampui batas.
Imam Qurtubi dalam tafsirnya mengatakan, “Ketika
mereka didzholimi oleh orang yang dzholim, mereka tidak akan menyerah dengan
kedzholimannya.”
Itulah generasi2 terbaik. Jadi sahabat2
nabi itu paling anti dihinakan, tapi ketika mereka mampu untuk memaafkan, maka
mereka maafkan.
Itulah aktifitas terbaik, yaitu tidak
menyerah terhadap orang2 yang dzholim.
3. Tidak sedikit pun Membela Orang2 yang
Dzholim
Allah SWT adalah Tuhan kita semua yang
sayang pada seluruh manusia, dengan cara memberikan petunjuk agar kita tidak
Huud 113: Dan janganlah kamu cenderung kepada orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, sedangkan kamu tidak mempunyai seorang penolong pun selain Allah, sehingga kamu tidak akan diberi pertolongan.
Ketika kita membela orang yang dzholim,
memilih pemimpin yang dzholim, maka kita bisa mendatangkan murka Allah.
Ayat 113 ini berhubungan dengan ayat
sebelumnya, yaitu berbicara tentang istiqomah. Istiqomah itu oleh ulama
didefinisikan sebagai komitmen, taat dengan seluruh ajaran agama Islam.
Ajaran Islam yang berhubungan dengan
berbagai aspek kehidupan.
Lalu pada ayat 113 ini kita dilarang untuk
mendukung orang2 yang dzholim. Apa korelasi kedua ayat ini?
Di antara tanda2 bahwa kita istiqomah
adalah, kita tidak cenderung terhadap orang2 yang dzholim.
Maka, agar anak bangsa ini diselamatkan
oleh malapetaka kedhzoliman, jangan sekali2 mendukung orang yang dzholim. Walau
pun dapat uang, dapat jabatan, dapat kesempatan untuk tenar. Allah katakan,
kalian akan mendapat adzab neraka, dan tidak akan ditolong oleh Allah.
Di dalam tafsir Azzamah Syarif mengatakan, “Larangan
di sini (jangan kamu condong), maksudnya, jangan sampai kaum muslimin mengikuti
selera orang2 yang dzholim.”
Sekedar datang, duduk bersenang senang,
ketawa ketiwi dengan mereka, sudah termasuk bentuk kecenderungan terhadap
mereka.
Ar Rukun, dalam condong itu, yang sedikit
saja, sudah dianggap mendukung. Apalagi kalau membela mati2an.
Semoga kita dijadikan orang2 yang mempunyai
harga diri, merdeka, tidak mau condong terhadap orang2 yang dzholim. Itu
sebabnya para Nabi para Rasul tidak mau cenderung kepada orang2 yang dzholim,
meski harus berhadapan dengan tentara2 orang2 yang dzholim itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar