Ketika orang beriman berjuang di jalan Allah
di mana pun, di daerah mana pun, selalu kita mendapatkan maiyatullah (kebersamaan
Allah), intervensi Allah.
Mari kita kaji ayat2 Al Quran yang
mengatakan hal itu:
Terjemah QS Al Fath 22-23:
22. Dan sekiranya orang-orang yang kafir
itu memerangi kamu, pastilah mereka akan berbalik melarikan diri (kalah) dan
mereka tidak akan mendapatkan pelindung dan penolong.
23. (Demikianlah) sunnatullah yang telah
berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tidak akan menemukan peubahan pada
sunnatullah itu.
Di zaman Nabi Musa, di Nabi Isa, Nabi
Muhammad, dan terus hingga para ulama kita saat berperang melawan penjajah
Belanda, sudah kita saksikan sebagai bukti bahwa Allah berserta orang2 beriman.
Al Qurtubhi mengatakan di dalam tafsirnya
ttg ayat ini, yaitu: merupakan jalan yang digariskan oleh Allah, untuk menolong
hamba2Nya,
Ini merupakan sunnatullah (ketentuan
Allah), jalan yang sudah ditentukan oleh Allah yang tidak akan berubah, yang
sudah Allah tetapkan pada mahklukNya, tidaklah saat orang beriman bertarung
kecuali Allah pasti akan memenangkan seperti pada Perang Badar. Nabi, yang
perlengkapan perangnya lebih sedikit, pasukannya lebih sedikit, tapi Allah memenangkan
pasukan kaum muslimin.
Terjemah QS Al An ‘am 34: Dan sesungguhnya
telah didustakan (pula) rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar
terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai
datang pertolongan Allah kepada mereka. Tak ada seorangpun yang dapat mengubah
kalimat-kalimat (janji-janji) Allah.
Ibnu Katsir menafsirkan firman Allah “tidak
ada yang bisa mengubah kalimat2 Allah”, itu maksudnya, tidak ada satu pun yang
bisa mengganti kalimat2 Allah, yaitu ketentuan Allah yang sudah tertulis
terhadap kaum muslimin di dunia dan di akhirat. Sebagaimana para Ulama, yang
menafsirkan Al Quran dengan Al Quran.
As Shaaffaat 171-173:
171. Dan sesungguhnya telah tetap janji
Kami kepada hamba-hamba Kami yang menjadi rasul,
172. (yaitu) sesungguhnya mereka itulah
yang pasti mendapat pertolongan.
173. Dan sesungguhnya tentara Kami itulah
yang pasti menang.
Agar sunnatullah ini benar2 memenangkan
kita, ada beberapa penekanan dalam ayat di atas:
1. inna
2. lam tauhid
3. tetap dan kotinyu
Maka keraguan apa lagi yang bisa mengganggu
keyakinan kita terhadap janji Allah, kecuali orang yang masih bergelimpangan
dengan dosa. Orang2 yang hatinya bersih, insya Allah akan mudah memahami ayat2
Allah.
Maksud dari ayat ini adalah janji Allah
untuk meninggikan kaum muslimin, mengalahkan musuhnya. Ini di dunia dan di
akhirat. Kaum muslimin ketika berjuang membela kebenaran, sebelum mengetahui
menang atau kalah, umat Islam sudah mengetahui pasti akan menang. Kalau tidak
mendapatkan kemenangan di dunia, pasti menang di akhirat. Sedangkan kalau
mendapatkan kemenangan di dunia, bukan bersenang2, tapi justru ia muhasabah (introskpeksi)
dirinya, jangan2 ini adalah istidraj (pembiaran dari Allah untuk bersenang
dengan kemenangan sesaat).
Ini bisa kita lihat dari Umar bin Khattab
ketika menang terhadap Persia, apa yang beliau katakan? “Ya Alah aku berlindung
kepadaMu jangan sampai kemenangan ini berupa istidraj, dibiarkan bersenang2
dengan kemenangan sesaat.”
Kita tetap harus muhasabah ketika diberi
kemenangan dunia. Jangan seperti sebagian orang ketika menang secara politik,
tender ekonomi dsbnya, ia bersenang2 bahkan dengan cara yang maksiat.
Kalau seseorang diberikan kesenangan,
kemenangan, bertambah rezeki, tapi kok tidak bertambah keimanannya, jangan2 kemenangannya
itu adalah berupa istidraj. Seperti Firaun yang dibiarkan di muka bumi, tapi
akhirnya ditenggelamkan di dalam laut.
Ini beberapa ayat Al Quran yang menegaskan
janji Allah terhadap kaum muslimin yang tidak akan berubah, yang terjadi sejak
zaman dahulu, lalu zaman Rasulullah, zaman para Sahabat, tabiit tabiin, terus
hingga sekarang.
Meskipun Islam sejak kecil, meskipun di
antara kita ada yang seorang ustadz, ulama, tapi kadang kita lupa. Kenapa kaum
muslimin itu dibiarkan kalah. Kalah terus dalam politiknya, ekonominya, dsbnya?
Jawabannya: bisa jadi kemenangan kaum
muslimin ditangguhkan, dan tidak sesuai dengan keinginan kita, karena memang wataknya
manusia ingin buru2. Bisa jadi kemenangannya ditangguhkan, ada kesan terlambat,
sehingga sebagian Sahabat Nabi ada yang bertanya, “kapan datang pertolongan Allah?”
Ketika kaum muslimin merasa terjepit dalam
menghadapi orang2 yang menyerang mereka itu, tapi ingat pasti ada hikmahnya.
Yaitu dalam rangka kemenangan yang lebih besar.
Bukankah Allah mampu untuk memenangkan
Rasulullah dan para sahabat selama 13 tahun di Mekkah, bahkan ada yang terbunuh
seperti Sumayyah ra. Kenapa Nabi dan para Sahabat seolah2 terdesak,
terdzholimi. Sampai2 Ibnu Mas’ud bertanya, “Ya Rasulullah kami dahulu sebelum
masuk Islam itu punya ‘izzah (gengsi), tapi kenapa setelah masuk Islam, kami
seperti ini?” Rasulullah menjawab, “saya belum diperintahkan untuk perang.”
Karena Nabi dipersiapkan untuk kemenangan
lebih besar, yaitu Fathu Mekkah. Nabi SAW sangat menyintai tanah kelahiran, dan
Nabi kembali dengan menaklukkan Mekkah, tanpa ada pertumpahan darah. Ini
digambarkan dalam QS An Nashr.
Terjemah QS An Nashr: Apabila telah datang
pertolongan Allah dan kemenangan,dan kamu lihat manusia masuk agama Allah
dengan berbondong-bondong,maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah
ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.
Ketika seandainya kemenangan kaum muslimin
itu terhambat, kita bermuhasabah, karena bisa jadi:
1. itu adalah kemenangan yang tertunda yang
lebih besar lagi, atau
2. karena kita masih berbuat maksiat
Dalam peristiwa Hijrah, Nabi sudah
menyebutkan kata kemenangan.
Terjemah QS At Taubah 40: Jikalau kamu
tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu)
ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang
dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia
berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah
beserta kita". Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan
membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan
orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi.
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Ketika manusia berbondong2 masuk Islam,
perintah Allah adalah fasabbih, bertasbih lah dan minta ampunlah. Kenapa?
1. karena kita khawatir kita lupa bersyukur
saat mendapatkan kemenangan
2. karena bisa jadi ketika kita melakukan
usaha2 untuk menang, ada maksiat yang kita lakukan.
Semoga kita menjadi orang2 beriman yang
berhak dimenangkan oleh Allah. Aamiin..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar