Rabu, 06 Mei 2015

Sunnatullah dalam Memenangkan Orang Beriman


Ketika orang beriman berjuang di jalan Allah di mana pun, di daerah mana pun, selalu kita mendapatkan maiyatullah (kebersamaan Allah), intervensi Allah.

Mari kita kaji ayat2 Al Quran yang mengatakan hal itu:

Terjemah QS Al Fath 22-23:
22. Dan sekiranya orang-orang yang kafir itu memerangi kamu, pastilah mereka akan berbalik melarikan diri (kalah) dan mereka tidak akan mendapatkan pelindung dan penolong.
23. (Demikianlah) sunnatullah yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tidak akan menemukan peubahan pada sunnatullah itu.

Di zaman Nabi Musa, di Nabi Isa, Nabi Muhammad, dan terus hingga para ulama kita saat berperang melawan penjajah Belanda, sudah kita saksikan sebagai bukti bahwa Allah berserta orang2 beriman.

Al Qurtubhi mengatakan di dalam tafsirnya ttg ayat ini, yaitu: merupakan jalan yang digariskan oleh Allah, untuk menolong hamba2Nya,

Ini merupakan sunnatullah (ketentuan Allah), jalan yang sudah ditentukan oleh Allah yang tidak akan berubah, yang sudah Allah tetapkan pada mahklukNya, tidaklah saat orang beriman bertarung kecuali Allah pasti akan memenangkan seperti pada Perang Badar. Nabi, yang perlengkapan perangnya lebih sedikit, pasukannya lebih sedikit, tapi Allah memenangkan pasukan kaum muslimin.

Terjemah QS Al An ‘am 34: Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Allah kepada mereka. Tak ada seorangpun yang dapat mengubah kalimat-kalimat (janji-janji) Allah.

Ibnu Katsir menafsirkan firman Allah “tidak ada yang bisa mengubah kalimat2 Allah”, itu maksudnya, tidak ada satu pun yang bisa mengganti kalimat2 Allah, yaitu ketentuan Allah yang sudah tertulis terhadap kaum muslimin di dunia dan di akhirat. Sebagaimana para Ulama, yang menafsirkan Al Quran dengan Al Quran.
As Shaaffaat 171-173:
171. Dan sesungguhnya telah tetap janji Kami kepada hamba-hamba Kami yang menjadi rasul,

172. (yaitu) sesungguhnya mereka itulah yang pasti mendapat pertolongan.

173. Dan sesungguhnya tentara Kami itulah yang pasti menang.

Agar sunnatullah ini benar2 memenangkan kita, ada beberapa penekanan dalam ayat di atas:
1. inna
2. lam tauhid
3. tetap dan kotinyu

Maka keraguan apa lagi yang bisa mengganggu keyakinan kita terhadap janji Allah, kecuali orang yang masih bergelimpangan dengan dosa. Orang2 yang hatinya bersih, insya Allah akan mudah memahami ayat2 Allah.

Maksud dari ayat ini adalah janji Allah untuk meninggikan kaum muslimin, mengalahkan musuhnya. Ini di dunia dan di akhirat. Kaum muslimin ketika berjuang membela kebenaran, sebelum mengetahui menang atau kalah, umat Islam sudah mengetahui pasti akan menang. Kalau tidak mendapatkan kemenangan di dunia, pasti menang di akhirat. Sedangkan kalau mendapatkan kemenangan di dunia, bukan bersenang2, tapi justru ia muhasabah (introskpeksi) dirinya, jangan2 ini adalah istidraj (pembiaran dari Allah untuk bersenang dengan kemenangan sesaat).

Ini bisa kita lihat dari Umar bin Khattab ketika menang terhadap Persia, apa yang beliau katakan? “Ya Alah aku berlindung kepadaMu jangan sampai kemenangan ini berupa istidraj, dibiarkan bersenang2 dengan kemenangan sesaat.”

Kita tetap harus muhasabah ketika diberi kemenangan dunia. Jangan seperti sebagian orang ketika menang secara politik, tender ekonomi dsbnya, ia bersenang2 bahkan dengan cara yang maksiat.

Kalau seseorang diberikan kesenangan, kemenangan, bertambah rezeki, tapi kok tidak bertambah keimanannya, jangan2 kemenangannya itu adalah berupa istidraj. Seperti Firaun yang dibiarkan di muka bumi, tapi akhirnya ditenggelamkan di dalam laut.

Ini beberapa ayat Al Quran yang menegaskan janji Allah terhadap kaum muslimin yang tidak akan berubah, yang terjadi sejak zaman dahulu, lalu zaman Rasulullah, zaman para Sahabat, tabiit tabiin, terus hingga sekarang.

Meskipun Islam sejak kecil, meskipun di antara kita ada yang seorang ustadz, ulama, tapi kadang kita lupa. Kenapa kaum muslimin itu dibiarkan kalah. Kalah terus dalam politiknya, ekonominya, dsbnya?

Jawabannya: bisa jadi kemenangan kaum muslimin ditangguhkan, dan tidak sesuai dengan keinginan kita, karena memang wataknya manusia ingin buru2. Bisa jadi kemenangannya ditangguhkan, ada kesan terlambat, sehingga sebagian Sahabat Nabi ada yang bertanya, “kapan datang pertolongan Allah?”

Ketika kaum muslimin merasa terjepit dalam menghadapi orang2 yang menyerang mereka itu, tapi ingat pasti ada hikmahnya. Yaitu dalam rangka kemenangan yang lebih besar.

Bukankah Allah mampu untuk memenangkan Rasulullah dan para sahabat selama 13 tahun di Mekkah, bahkan ada yang terbunuh seperti Sumayyah ra. Kenapa Nabi dan para Sahabat seolah2 terdesak, terdzholimi. Sampai2 Ibnu Mas’ud bertanya, “Ya Rasulullah kami dahulu sebelum masuk Islam itu punya ‘izzah (gengsi), tapi kenapa setelah masuk Islam, kami seperti ini?” Rasulullah menjawab, “saya belum diperintahkan untuk perang.”

Karena Nabi dipersiapkan untuk kemenangan lebih besar, yaitu Fathu Mekkah. Nabi SAW sangat menyintai tanah kelahiran, dan Nabi kembali dengan menaklukkan Mekkah, tanpa ada pertumpahan darah. Ini digambarkan dalam QS An Nashr.

Terjemah QS An Nashr: Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong,maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.

Ketika seandainya kemenangan kaum muslimin itu terhambat, kita bermuhasabah, karena bisa jadi:
1. itu adalah kemenangan yang tertunda yang lebih besar lagi, atau
2. karena kita masih berbuat maksiat

Dalam peristiwa Hijrah, Nabi sudah menyebutkan kata kemenangan.

Terjemah QS At Taubah 40: Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita". Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Ketika manusia berbondong2 masuk Islam, perintah Allah adalah fasabbih, bertasbih lah dan minta ampunlah. Kenapa?
1. karena kita khawatir kita lupa bersyukur saat mendapatkan kemenangan
2. karena bisa jadi ketika kita melakukan usaha2 untuk menang, ada maksiat yang kita lakukan.


Semoga kita menjadi orang2 beriman yang berhak dimenangkan oleh Allah. Aamiin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar