Selasa, 19 Mei 2015

Peran Perempuan dalam Meningkatkan Ketahanan Keluarga

Kepedulian Islam terhadap perempuan. Ini bisa kita lihat bagaimana kondisi makhluk Allah sebelum datangnya Islam, tidak ada harganya, padahal dia sama2 makhluk Allah yang laki2. Perempuan di zaman sebelum Islam tidak bisa menjadi ahli waris, dan bahkan dijadikan warisan, seperti barang. Ketika seseorang meninggal dunia, dan seseorang itu meninggalkan istri, itu diwarisi oleh anak2nya, dan bisa ditinggalkan di depan rumah, dan silakan siapa yang mau mengambilnya.

Ada juga laki2 yang memiliki perempuan sampai dengan 10, bagaimana bisa berlaku adil. Setelah datangnya Islam, “kawinilah kalian 1, 2, 3, atau sampai 4.” Saat itu ada yang punya 10, maka oleh Rasulullah diperintahkan supaya pilih 4 saja.

Betapa perhatiannya Al Quran terhadap perempuan, sampai2 ada surat di dalam Al Quran bernama An Nisa. Jadi, kalau ada sesuatu dijadikan nama di dalam Al Quran, itu menggambarkan betapa tingginya urgensinya. Tidak ada surat Ar Rijal, tidak ada. Juga ada nama2 surat yang berhubungan dengan perempuan, seperti Al Mujaadalah, Al Mumtahanah.

Kita ingat ketika para sahabat bertanya kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah, siapa orang yang paling utama kita layani?” Rasulullah menjawab sampai 3 kali, “Ibu kamu” baru kemudian, “bapak kamu.”

Ini menggambarkan bahwa kedudukan ibu kita dibandingkan ayah kita adalah 3 banding 1.

Peran perempuan, dalam meningkatkan ketahanan keluarga ini sangat penting, mengingat kondisi keluarga zaman sekarang. Karena tidak semua keadaannya dalam ridho Allah SWT. Kita mendengar dan melihat KDRT, suami membunuh istri atau istri membunuh suami, orang tua membunuh anak atau anak membunuh orang tua. Walau jumlahnya tidak banyak, tapi berguncang Arsy ketika ada satu nyawa yang terbunuh.

2. Kebaikan sebuah masyarakat tergantung pada kebaikan sebuah keluarga.
Ketika kita bersama2 belajar bagaimana peran perempuan meningkatkan ketahanan keluarga, itu adalah peran perempuan dalam masyarakatnya juga.

3. Keluarga adalah lembaga kemanusiaan yang terpenting.
Kalau di dunia ini ada banyak lembaga2 kemanusiaan, maka yang terpenting adalah keluarga.

Kalau dalam keluarga itu sudah terbiasa dzholim, mendzholimi, terdholimi, atau cuek tidak peduli, maka akan muncul di masyarakat ini manusia2 yang tidak peduli dengan kemanusiaan, dengan urusan dunia ini.

Itu lah sebabnya, keluarga harus mendapatkan skala prioritas.

Apa peran seorang perempuan dalam meningkatkan ketahanan keluarga?

Ketika kita berbicara tentang perempuan berarti dia adalah, Ibu, istri, anak perempuan. Apa peran mereka ini, dalam meningkatkan ketahanan keluarga dan sekaligus ketahanan bangsa. Karena pahlawan2 di dunia ini, ulama2 besar, lahir dari keluarga2.

1. Sebagai madrasah.
Menjadi sebuah madrasah, menjadi institusi pendidikan, emnjadi perguruan tinggi. Ketika seorang istri, seorang ibu yang lebih banyak waktunya di rumah dibandingkan bapaknya, dia mampu mentarbiyah anak2nya mempunyai manfaat keilmuwan, ilmu2 syar’I yang sangat penting dalam kehidupan, maka perempuan2 kita telah berjasa dalam membangun bangsa.

Al Ummu madrosatul ‘ula, iza a’dadtaha a’dadta sya’ban thayyibal a’raq“,
Ibu adalah sekolah utama, bila engkau mempersiapkannya, maka engkau telah mempersiapkan generasi terbaik.

Jika kita ingin menghasilkan mahasiswa2 yang hebat,

Bukankah generasi terbaik, yang dipimpin oleh pemimpin terbaik, RasulullahSAW, mereka sibuk dalam masyarakatnya, berdakwah, mencari nafkah, dsbnya, lalu siapa yang mendidik anak2nya, sedangkan bapak2nya berdakwah keluar rumah? Jawabannya adalah istrinya.

2. Sebagai mitra suami

Mitra dalam menegakkan syariat Allah yang penuh rahmat buat alam semesta dimulai dari rumahnya. Seperti apa peran seorang istri bermitra dengan suami yang soleh seperti itu.

Memang, keluarga itu seperti sebuah perusahaan, dan harus ada pemimpinnya. Siapa mitra direkturnya itu? Dia adalah istri. Ketika ada pembagian tugas, itu bukan berarti ekdudukan istri di bawah suami. Ketika dia mampu menjalankan roda keluarganya, maka

An Nisa 24: Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.

Redaksi nya seolah2 peran suami lebih, tapi kemudian di ayat itu memakai sama2 mudzakkar, ba’dhuhum ‘ala ba’dhu, sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), untuk menyatakan laki2 dan perempuan.

Rijal, laki2 atau suami itu harus qowwamu na alan nisa, memimpin, mengayomi istrinya. Peran istri memang diayomi suami, tapi tidak bisa dipandang kecil.

2. Istri adalah potret keindahan hamba2 Allah yang memilih kesenangan akhirat daripada dunia.

Nabi mampu membuat senang istri2nya, tapi ternyata istri yang menjadi orang terbaik dalam rumah tangganya, adalah rumah tangga Rasulullah

Al Ahzab 28-29:
28. Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, "Jika kamu mengingini kehidupan di dunia dan perhiasannya, maka kemarilah agar kuberikan kepadamu mut'ah dan aku ceraikan kamu dengan cara yang baik.

29. Dan jika kamu menginginkan (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya dan (kesenangan) di negeri akhirat, maka sesungguhnya Allah menyediakan pahala yang besar bagi siapa yang berbuat baik di antara kamu.

Ketika istri2 Nabi, perempuan2 yang mulia di sisi orang paling mulia, disuruh memilih kesenangan dunia atau akhirat, mereka memilih kesenangan akhirat. Rumah tangga mereka adalah rumah tangga paling kokoh. Di situ mereka mempunyai obsesi2 akhirat.

3. Ibu yang tangguh yang afiifah (benteng) dari keluarganya

Seperti kisah Maryam as, sampai2 Maryam adalah satu2nya perempuan yang disebut jelas di dalam Al Quran, supaya dunia tahu bahwa Isa adalah anak Maryam, bukan anak tuhan, karena itu disebut secara jelas nama Maryam di dalam Al Quran.

Semoga rumah tangga kita diberikan kekokohan, yang menjadi panutan bagi keluarga2 yang lain. Aamiin..




Tidak ada komentar:

Posting Komentar