Beriman sepotong-sepotong, karena beriman
kepada Nabi yang satu, tapi kufur terhadap Nabi yang lainnya. Beriman kepada
ajaran yang satu, tapi kufur terhadap ajaran yang lainnya.
QS An
Nisa 150-151: “Sesungguhnya
orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud
memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan
mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap
sebahagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil
jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir), merekalah orang-orang
yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang
kafir itu siksaan yang menghinakan.”
Mana ajaran yang dia senangi, maka dia
beriman, dan mana ajaran yang dia tidak senangi, maka dia kufur.
Bisa jadi dia masih beragama Islam, tapi
terjangkit penyakit orang kafir, yaitu memotong-motong keimanan, tidak utuh.
Padahal seluruh ajaran yang datang dari Nabi mana pun, semua sumbernya sama
yaitu dari Allah, walaupun ada perbedaan yang detil-detil seusai dengan
zamannya, tapi ingat! Nabi Muhammad adalah yang terakhir, yang isi ajarannya
tidak ada perbedaan sama sekali.
Orang-orang yang meskipun mengaku beriman,
tapi sementara ia kufur kepada Nabi yang lainnya, maka ia kafir. Karena
keimanan itu harus utuh.
Di ayat di atas, sampai-sampai Allah
menguatkan hal ini dengan kalimat “Mereka itu adalah orang-orang yang kafir,
yang sebenar2nya kafir (haqqah). Dan kami sediakan untuk orang-orang kafir,
adzab yang memedihkan.”
QS Al
Baqarah 85-86: “Kemudian
kamu (Bani Israil) membunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir segolongan
daripada kamu dari kampung halamannya, kamu bantu membantu terhadap mereka
dengan membuat dosa dan permusuhan; tetapi jika mereka datang kepadamu sebagai
tawanan, kamu tebus mereka, padahal mengusir mereka itu (juga) terlarang
bagimu. Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar
terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat
demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari
kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah
dari apa yang kamu perbuat. Itulah orang-orang yang membeli kehidupan dunia
dengan (kehidupan) akhirat, maka tidak akan diringankan siksa mereka dan mereka
tidak akan ditolong.”
Ketika kita mengetahui bahwa sifat orang
kafir itu memotong-motong keimanan, maka pelajaran yang harus kita petik adalah
kaum muslimin jangan sampai mengikuti orang-orang kafir. Jangan sampai ada
seseorang yang mengaku beriman, tapi imannya itu sesuai dengan hawa nafsunya.
Jangan sampai hanya mau menerima ajaran Islam tentang toleransi, tapi tidak mau
menerima ajaran Islam tentang jihad. Islam mengajarkan toleransi, tapi juga
mengajarkan jihad ketika kaum muslimin diinjak-injak, ajaran Islam dilecehkan.
Orang-orang kafir itu saling membantu,
saling melindungi satu sama lainnya. Apa pun agamanya, orang-orang kafir itu
akan saling mendukung dalam mempertahankan kekufurannya dan dalam memerangi
kaum muslimin. Orang muslim tidak boleh meragukan tentang hal ini, karena Allah
yang menciptakan manusia yang paling tahu tentang manusia.
QS Al
Maidah 51: “Hai orang-orang
yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi
pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang
lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka
sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.”
Orang yang beriman harus berpihak pada
Allah dan RasulNya. Jangan sampai mengaku beriman tapi berpihak pada orang
kafir. Al Wala wal Bara’. Cinta karena orang itu mencintai Allah, dan benci
karena orang itu membenci Allah. Walau demikian, kita tetap harus berlaku adil
kepada orang-orang di luar agama Islam.
Kalau ada orang mengaku beragama Islam,
tapi kok mengangkat pemimpin orang kafir, maka Allah tidak akan memberikan
hidayah kepada orang-orang dzalim (orang-orang yang tidak menempatkan pada
tempatnya) itu. Meskipun seluruh dunia mengatakan bahwa pilihannya itu benar.
QS Al
Anfal 73: “Adapun
orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang
lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah
diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan
kerusakan yang besar.”
Orang kafir dijelaskan di Al Quran, bahwa
mereka saling tolong menolong. Jadi, jangan sampai sesama orang beriman malah saling
bercakar-cakaran. Kalau itu terjadi, maka akan terjadi fitnah di muka bumi yang
besar.
2. Mengingkari janji
Kita harus waspada ketika mengadakan
perjanjian dengan orang-orang kafir. Jangankan janji kepada manusia, janji
kepada Tuhannya saja ia rusak.
QS Al
Baqarah 26-27: “Sesungguhnya
Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari
itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu
benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakah
maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?". Dengan perumpamaan itu
banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak
orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali
orang-orang yang fasik, (yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah
sesudah perjanjian itu teguh, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah
(kepada mereka) untuk menghubungkannya dan membuat kerusakan di muka bumi.
Mereka itulah orang-orang yang rugi.”
Di dalam ayat ini dengan jelas disebut: Alladziina (menujukkan keumuman dari
orang yang dimaksud), sehingga maksudnya, orang kafir mana pun di dunia ini,
baik di dalam negri, maupun di luar negri, adalah sama. Mereka meminta damai,
tapi belum juga selesai masa yang dijanjikan, mereka sudah rusak kembali
janjinya, yaitu membunuhi kaum muslimin,
Apa janji yang dirusak itu?
1. Wasiat Allah pada makhlukNya, yang
berupa perintah yang harus dilaksanakan, dan larangan yang harus dicegah, maka
mereka langgar.
2. Orang kafir ahlil kitab dan orang munafik,
yaitu mereka tidak mengaku kenabian Muhammad SAW, padahal di kitab suci mereka
sudah dituliskan bahwa akan ada Nabi di akhir zaman yang bernama Ahmad. Jadi
bukan karena mereka tidak tahu, tapi semata-mata karena iri dan dengki,
sehingga mereka tidak mau mengakui kenabian Muhammad SAW.
3. Seluruh orang yang syirik, kufur dan
nifaq, mereka semua merusak janji pada Allah (tauhid/iman)
QS Al
A’raf 172: “Dan (ingatlah),
ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan
Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):
"Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau
Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di
hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah
orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)"
Manusia itu dulunya berjanji bahwa ia
beriman pada Allah, tapi setelah itu kenyataannya mereka merusak janjinya,
ingkar pada Allah.
4. Perdamaian.
QS Al
Anfal 55-57: “Sesungguhnya
binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang yang
kafir, karena mereka itu tidak beriman. (Yaitu) orang-orang yang kamu telah
mengambil perjanjian dari mereka, sesudah itu mereka mengkhianati janjinya pada
setiap kalinya, dan mereka tidak takut (akibat-akibatnya). Jika kamu menemui
mereka dalam peperangan, maka cerai beraikanlah orang-orang yang di belakang
mereka dengan (menumpas) mereka, supaya mereka mengambil pelajaran.”
Seburuk-buruknya makhluk adalah orang
kafir. Kenapa? Karena mereka tidak beriman.
Janji dengan Allah dan Nabi saja dirusak,
apalagi janji dengan manusia. Jangan sampai kita terlena dalam pergaulan dunia
ini, sehingga kita tertipu. Karena sejarah telah mencatat tidak sedikit kaum
muslimin tertipu oleh perjanjian dengan orang kafir.
Allah menjelaskan sifat-sifat ini secara
panjang lebar di dalam Al Quran, agar kita tidak mengikutinya. Semoga kita
semua diselamatkan oleh Allah dari sifat-sifat tidak terpuji itu. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar