Orang munafik sudah diberi peringatan,
“janganlah berbuat kerusakan di bumi,” tapi mereka mengatakan “sesungguhnya
justru kami melakukan perbaikan di muka bumi.” (QS Al Baqarah 11)
1. Kerusakan dalam kehidupan sosial
bermasyarakat
Terasa jelas bagi kita bahwa orang2 munafik
itu tidak punya sifat keimanan. Karena iman tentunya akan mencegah dirinya dari
berbuat kerusakan. Sedangkan orang yang tidak beriman, tidak punya kepekaan
keimanan, sehingga ia akan melakukan kerusakan yang korbannya adalah orang2 di
sekitarnya di bumi ini.
Watak nifaq ini menjadikan permasalahan
erornya timbangan di dalam masyarakat. Sesuatu yang ma’ruf menurut Allah,
justri dianggap mungkar, sedangkan yang mungkar yang sesungguhnya ditolak oleh
hati yang bersih, malah dianggap ma’ruf. Kemungkaran itu dipertahankan dengan
menggunakan istilah membela HAM, kearifan lokal yang belum tentu arif itu, dll.
Ini karena ada orang munafik yang mengatakan yang buruk itu adalah baik.
QS At Taubah 67: “Orang-orang munafik
laki-laki dan perempuan, satu dengan yang lain adalah sama, mereka menyuruh
berbuat yang mungkar dan mencegah perbuatan yang ma'ruf dan mereka menggenggamkan
tangannya (kikir). Mereka telah melupakan Allah, maka Allah melupakan mereka
(pula). Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik.”
Fasik berasal dari kata fasaqa yang artinya
keluar.
Orang2 munafik itu satu jenis, yang satu menyerupai
sebagian yang lain. Yaitu menyeru kemungkaran, dan bakhil (terhadap harta benda
yang dipergunakan untuk membela Allah). Dengan alasan, di negri ini juga perlu
bantuan, kenapa membela orang Negara lain. Padahal kita tahu, bahwa Innamal
mu’minuuna ikhwah (sesungguhnya setiap orang mukmin itu bersaudara).
Orang2 munafik akan saling bertemu dan
melakukan perbuatan yang sangat membahayakan di tengah2 masyarakat, yaitu
menyuruh kemungkaran, dan mencegah kebaikan. Dosanya dobel, yaitu otak
kemungkaran yaitu dengan menyuruh orang lain berbuat mungkar, dan melakukan
kemungkaran.
1. Dalam kehidupan berpolitik.
Kita mengimani bahwa petunjuk Allah dalam
berbangsa ini, ketika kita mengikuti Allah dalam berbangsa dan bernegara,
benar2 mengikuti petunjuk Allah, yaitu mengikuti jalan yang lurus. Apa jadinya,
di tengah2 kehidupan berbangsa dan bernegara, mereka mengaku beragama Islam,
tapi mereka berkomplot dnegan musuh2 Islam, mereka berkhianat. Padahal aslinya
politik itu suci, karena para Nabi yang suci
Hadist Shahih mengatakan: “Adalah bani
Israil di dalam berpolitiknya. Setiap Nabi yang meninggal dunia, ada lagi Nabi
yang baru dan yang terakhir adalah aku (Nabi Muhammad.).”
Setiap upaya untuk memperbaiki bangsa
adalah politik.
Maka politik itu ibadah, melayani
masyarakat. Lalu apa jadinya jika yang berpolitik itu orang2 munafik, kalau
berbicara ia bohong, kalau dia berjanjia dia berkhianat. Sehingga orang2
mengatakan bahwa politik itu kotor. Padahal yang kotor itu adalah orang2 yang
melakukannya.
Kenapa masyarakat mau dibohongi?
QS An Nisa 107-108: Dan janganlah kamu
berdebat (untuk membela) orang-orang yang mengkhianati dirinya. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat dan bergelimang dosa, Mereka
dapat bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak dapat bersembunyi dari
Allah, karena Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan
keputusan rahasia yang tidak diridai-Nya. Allah Maha Meliputi apa yang mereka
kerjakan.
Gambaran tentang jijiknya sifat orang
munafik. Mereka itu takut ketahuan manusia, tapi tidak takut ketahuan Allah.
Selalu yang dipertimbangkan oleh mereka itu manusia.
Lebih bahaya lagi nifaq dalam dunia
politik, ketika intel2 itu adalah orang munafik. Mereka mengaku beragama Islam,
masuk ke dalam Islam, mereka bisa menginteli lalu beritanya disebar ke orang2
kafir yang memusuhi Islam. Maka ini selalu berbahaya dalam kehidupan politik.
2. Dalam Dakwah
Karena dakwah itu bukan sekedar mengajak,
dakwah itu keteladanan. Maka ulama mengatakan, keteladanan sebelum mengajak
orang lain kepada Islam. Apalagi orang2 munafik bisa ceramah, bisa berdakwah,
padahal antara perkataan dengan perbuatan tidak sama
QS Shof 2-3: Wahai Orang2 beriman, kenapa
kamu katakana sesuatu yang kamu tidak lakukan? Sangat besar kebencian Allah
apabila kamu berkata padahal kamu tidak melakukannya.
Kebencian murka Allah yang sangat dahsyat,
bagi orang yang berkata, tapi tidak melakukan perkataannya.
Kenapa demikian besar dosanya? Karena
ketika seseorang berkata dia Islam, tapi perbuatannya tidak Islami, politiknya
tidak Islami, rumah tangganya tidak Isolami, maka orang seperti itu menutupi
indahnya Islam.
Umat ini tertarik dengan Islam bukan
semata2 karena ajarannya, tapi juga karena akhlaq para dai. Akhlaq yang jujur,
pemberani,k dermawan, sabar, melihat keindahan Islam dalam kehidupan Nabi dan
apra sahabatnya, mereka masuk ke dalam Islam dan berbondong.
Dan sungguh kamu Muhammad mempunyai akhlaq
agung dan mulia, sehingga manusia berbondong2 masuk ke dalam Islam (fasatub
shiruu wa yub shiruun).
Sementara orang yang berbeda antara apa
yang dia katakana dengan dia perbuat, adalah berbahaya. Disebut orang sebagai
pakar, cendekiawan, itu lebih berbahaya lagi. Biasanya orang awam itu tidak
melihat Al Quran dan Sunnah, tapi yang dilihat adalah tokoh, padahal sebenarnya
tokoh itu bukan patokan di dalam Islam.
Dibuat label bahwa fulan adalah tokoh,
fulan adalah pakar, padahal perbuatan si fulan ini berbeda dengan perbuatannya.
Sesungguhnya orang2 mnuafik di tempat
paling bawah dari api neraka, dan kamu tidak mendapatkan penolong.
Bahayanya orang munafik ini ketika ia ahli
berbicara.
Hadist riwayat Imam Ahmad, Rasulullah
bersabda: “sesungguhnya yang paling saya khawatirkan atas kalian setelah
zamanku adalah setiap munafik yang pintar berbicara.”
Itu yang berbahaya, karena pengaruhnya
sangat dahsyat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar