Rabu, 17 Desember 2014

Kerusakan yang diperbuat Orang Munafik di Muka Bumi


Orang munafik sudah diberi peringatan, “janganlah berbuat kerusakan di bumi,” tapi mereka mengatakan “sesungguhnya justru kami melakukan perbaikan di muka bumi.” (QS Al Baqarah 11)

1. Kerusakan dalam kehidupan sosial bermasyarakat

Terasa jelas bagi kita bahwa orang2 munafik itu tidak punya sifat keimanan. Karena iman tentunya akan mencegah dirinya dari berbuat kerusakan. Sedangkan orang yang tidak beriman, tidak punya kepekaan keimanan, sehingga ia akan melakukan kerusakan yang korbannya adalah orang2 di sekitarnya di bumi ini.

Watak nifaq ini menjadikan permasalahan erornya timbangan di dalam masyarakat. Sesuatu yang ma’ruf menurut Allah, justri dianggap mungkar, sedangkan yang mungkar yang sesungguhnya ditolak oleh hati yang bersih, malah dianggap ma’ruf. Kemungkaran itu dipertahankan dengan menggunakan istilah membela HAM, kearifan lokal yang belum tentu arif itu, dll. Ini karena ada orang munafik yang mengatakan yang buruk itu adalah baik.

QS At Taubah 67: “Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, satu dengan yang lain adalah sama, mereka menyuruh berbuat yang mungkar dan mencegah perbuatan yang ma'ruf dan mereka menggenggamkan tangannya (kikir). Mereka telah melupakan Allah, maka Allah melupakan mereka (pula). Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik.”

Fasik berasal dari kata fasaqa yang artinya keluar.

Orang2 munafik itu satu jenis, yang satu menyerupai sebagian yang lain. Yaitu menyeru kemungkaran, dan bakhil (terhadap harta benda yang dipergunakan untuk membela Allah). Dengan alasan, di negri ini juga perlu bantuan, kenapa membela orang Negara lain. Padahal kita tahu, bahwa Innamal mu’minuuna ikhwah (sesungguhnya setiap orang mukmin itu bersaudara).

Orang2 munafik akan saling bertemu dan melakukan perbuatan yang sangat membahayakan di tengah2 masyarakat, yaitu menyuruh kemungkaran, dan mencegah kebaikan. Dosanya dobel, yaitu otak kemungkaran yaitu dengan menyuruh orang lain berbuat mungkar, dan melakukan kemungkaran.

1. Dalam kehidupan berpolitik.
Kita mengimani bahwa petunjuk Allah dalam berbangsa ini, ketika kita mengikuti Allah dalam berbangsa dan bernegara, benar2 mengikuti petunjuk Allah, yaitu mengikuti jalan yang lurus. Apa jadinya, di tengah2 kehidupan berbangsa dan bernegara, mereka mengaku beragama Islam, tapi mereka berkomplot dnegan musuh2 Islam, mereka berkhianat. Padahal aslinya politik itu suci, karena para Nabi yang suci

Hadist Shahih mengatakan: “Adalah bani Israil di dalam berpolitiknya. Setiap Nabi yang meninggal dunia, ada lagi Nabi yang baru dan yang terakhir adalah aku (Nabi Muhammad.).”

Setiap upaya untuk memperbaiki bangsa adalah politik.

Maka politik itu ibadah, melayani masyarakat. Lalu apa jadinya jika yang berpolitik itu orang2 munafik, kalau berbicara ia bohong, kalau dia berjanjia dia berkhianat. Sehingga orang2 mengatakan bahwa politik itu kotor. Padahal yang kotor itu adalah orang2 yang melakukannya.

Kenapa masyarakat mau dibohongi?

QS An Nisa 107-108: Dan janganlah kamu berdebat (untuk membela) orang-orang yang mengkhianati dirinya. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat dan bergelimang dosa, Mereka dapat bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak dapat bersembunyi dari Allah, karena Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang tidak diridai-Nya. Allah Maha Meliputi apa yang mereka kerjakan.

Gambaran tentang jijiknya sifat orang munafik. Mereka itu takut ketahuan manusia, tapi tidak takut ketahuan Allah. Selalu yang dipertimbangkan oleh mereka itu manusia.

Lebih bahaya lagi nifaq dalam dunia politik, ketika intel2 itu adalah orang munafik. Mereka mengaku beragama Islam, masuk ke dalam Islam, mereka bisa menginteli lalu beritanya disebar ke orang2 kafir yang memusuhi Islam. Maka ini selalu berbahaya dalam kehidupan politik.

2. Dalam Dakwah

Karena dakwah itu bukan sekedar mengajak, dakwah itu keteladanan. Maka ulama mengatakan, keteladanan sebelum mengajak orang lain kepada Islam. Apalagi orang2 munafik bisa ceramah, bisa berdakwah, padahal antara perkataan dengan perbuatan tidak sama

QS Shof 2-3: Wahai Orang2 beriman, kenapa kamu katakana sesuatu yang kamu tidak lakukan? Sangat besar kebencian Allah apabila kamu berkata padahal kamu tidak melakukannya.

Kebencian murka Allah yang sangat dahsyat, bagi orang yang berkata, tapi tidak melakukan perkataannya.

Kenapa demikian besar dosanya? Karena ketika seseorang berkata dia Islam, tapi perbuatannya tidak Islami, politiknya tidak Islami, rumah tangganya tidak Isolami, maka orang seperti itu menutupi indahnya Islam.

Umat ini tertarik dengan Islam bukan semata2 karena ajarannya, tapi juga karena akhlaq para dai. Akhlaq yang jujur, pemberani,k dermawan, sabar, melihat keindahan Islam dalam kehidupan Nabi dan apra sahabatnya, mereka masuk ke dalam Islam dan berbondong.

Dan sungguh kamu Muhammad mempunyai akhlaq agung dan mulia, sehingga manusia berbondong2 masuk ke dalam Islam (fasatub shiruu wa yub shiruun).

Sementara orang yang berbeda antara apa yang dia katakana dengan dia perbuat, adalah berbahaya. Disebut orang sebagai pakar, cendekiawan, itu lebih berbahaya lagi. Biasanya orang awam itu tidak melihat Al Quran dan Sunnah, tapi yang dilihat adalah tokoh, padahal sebenarnya tokoh itu bukan patokan di dalam Islam.

Dibuat label bahwa fulan adalah tokoh, fulan adalah pakar, padahal perbuatan si fulan ini berbeda dengan perbuatannya.

Sesungguhnya orang2 mnuafik di tempat paling bawah dari api neraka, dan kamu tidak mendapatkan penolong.

Bahayanya orang munafik ini ketika ia ahli berbicara.

Hadist riwayat Imam Ahmad, Rasulullah bersabda: “sesungguhnya yang paling saya khawatirkan atas kalian setelah zamanku adalah setiap munafik yang pintar berbicara.”


Itu yang berbahaya, karena pengaruhnya sangat dahsyat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar