1. Menurunkan malaikat-malaikat Nya
membantu perjuangan orang-orang beriman, dan peristiwa-peristiwa alam yang
sudah diatur oleh Allah.
Ketika kita memahami janji Allah seperti
ini, maka kita menjadi semangat. Bahwa dalam perjuangannya, orang beriman tidak
sendirian. Intervensi Allah dalam perjuangan kaum muslimin adalah keniscayaan.
QS Al
Anfal 9-10: (Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu
diperkenankan-Nya bagimu: "Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan
kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut". Dan Allah
tidak menjadikannya (mengirim bala bantuan itu), melainkan sebagai kabar
gembira dan agar hatimu menjadi tenteram karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah
dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Di awal ayat ini digunakan kata “idz” yang
artinya ingatlah, Ulama tafsir mengingatkan kalau ada ayat Al Qur’an yang
dimulai dengan “idz”, maka ini menandakan sunnatullah (ketentuan Allah) yang
akan berlangsung sepanjang masa.
Antara permintaan hamba Allah untuk
diberikan kemenangan, dan dengan turunnya kemenangan, hanya berjarak sekejap
saja. Pertolongan Allah yang segera datang ini, tujuannya agar kita tsiqoh (percaya)
kepada Allah. Ini bukan terjadi pada perang Badar saja, tapi juga pada
kejadian2 lain.
Agar orang Islam sadar, bahwa lambatnya
pertolongan umat Islam itu dikarenakan umat Islam bercerai berai.
Datangnya para malaikat adalah agar hati
kamu merasa tentram.
Ingat! Kaum muslimin tidak boleh ghurur!
Karena kemenangan semuanya datangnya dari Allah. Yang menciptakan hasil adalah
Allah.
QS Al
Ahzab 9: “Hai orang-orang
yang beriman, ingatlah akan nikmat Allah (yang telah dikurniakan) kepadamu
ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin
topan dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya. Dan adalah Allah Maha
Melihat akan apa yang kamu kerjakan.”
Cara Allah menghancurkan orang kafir dengan
cara menurunkan bala tentaranya, seperti angin dan malaikat. Di antara pasukan
Allah bukan hanya malaikat tapi juga angin (ar riih). Allah SWT bedakan
maknanya, ketika dia disebut Riih (sebagai kata tunggal) maka itu adalah adzab.
Tapi ketika dalam bentuk jamak, yaitu Riyaah, itu adalah angin yang berupa
rahmat, yang meniupkan pohon-pohon dengan sepoi-sepoi.
Pemahaman bagi kaum muslimin, bahwa
perjuangan mereka tidak sendirian.
Yang lainnya adalah hujan adzab. Hujan
tidak selamanya rahmat, tapi ada juga hujan yang menghancurkan
QS Al
Furqan 40: Sungguh benar2 mereka mendatangi sebuah negri yang dihujani dengan
hujan adzab.
Di antara bentuk tentara yang diterangkan
oleh Allah adalah hujan. Bagi orang-orang beriman, itu adalah sebuah peringatan
agar orang-orang beriman tidak meniru pola kehidupan orang-orang kafir. Ketika
orang beriman tidak mau bertobat, mengikuti orang kafir,
QS An
Nisa 123: “(Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong
dan tidak (pula) menurut angan-angan Ahli Kitab. Barangsiapa yang mengerjakan
kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak
mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah.”
Tidak ada basa basi bagi manusia. Bukan
angan-angan kosong kamu wahai orang-orang beriman, dan bukan angan-angan kosong
bagi kamu wahai ahli kitab. Semuanya tegas Allah jelaskan dalam Al Quran.
QS At
Taubah 40: Jika kamu tidak mau menolong Nabi, maka ketahuilah Allah akan
menolong Nabi dan memenangkan Nabi, ketika Nabi diusir oleh orang-orang kafir.
Kita tahu Nabi diusir oleh orang-orang
kafir. Di antara cara orang-orang kafir melampiaskan kebencian terhadap
orang-orang Islam, adalah dengan cara mengusir. Meskipun diusir itu dikesankan
bahwa rasulullah kalah, tapi di dalam Al Quran diterangkan bahwa Rasulullah
dimenangkan oleh Allah.
Logika sebagian masyarakat adalah, yang
diusir itu kalah, yang mengusir itu menang, tapi dalam logika Al Quran tidak
demikian. Ketika 13 tahun d Mekkah diteror, tapi justru di Madinah justru
terasa luas. Kemenangan ini tidak akan terjadi kalau tidak ada peristiwa
hijrah.
Perang Hunain, ketika kaum muslimin di
awalnya kalah, karena terkena penyakit ujub dnegan dirinya. Ini terjadi setelah
Fathu Mekkah (Penaklukan kota Mekkah), dan ada orang2 yang belum matang
keimanannya, dengan mengatakan bahwa kita tidak akan dikalahkan karena jumlah
kita banyak, Allah tegur dengan kekalahan di awal.
Kocar kacirnya orang2 kafir adalah karena
Allah turunkan bala tentaranya berupa malaikat. Bukan atas usaha kaum muslimin.
QS At
Taubah 25-26: Dan
Allah menghalau orang-orang yang kafir itu yang keadaan mereka penuh
kejengkelan, (lagi) mereka tidak memperoleh keuntungan apapun. Dan Allah
menghindarkan orang-orang mukmin dari peperangan. Dan adalah Allah Maha Kuat
lagi Maha Perkasa.
2. Dengan bencana demi bencana
Di dalam Al Quran disebut
Ar
Ra’d 31: Dan orang2 kafir senantiasa akan ditimpa oleh bencana yang besar yang
disebabkan oleh perbuatan mereka sendiri, sehingga datang janji Allah.
Yang dimaksud dengan janji Allah, adalah
kemenangan kaum muslimin. Allah berikan informasi kepada kita, bahwa orang
kafir senantiasa akan ditimpa dengan bencana demi bencana. Karena mereka kufur
terhadap Allah.
3. Allah menyiksa dengan melemparkan
permusuhan di antara mereka.
Memang benar bahwa ketika memusuhi kaum
muslimin mereka bersatu, tapi ketika sedang tidak memusuhi kaum muslimin,
mereka saling memusuhi.
Hati mereka bercerai berai
QS Al
Maidah 14: “Dan diantara orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya kami
ini orang-orang Nasrani", ada yang telah kami ambil perjanjian mereka,
tetapi mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diberi
peringatan dengannya; maka Kami timbulkan di antara mereka permusuhan dan kebencian
sampai hari kiamat. Dan kelak Allah akan memberitakan kepada mereka apa yang
mereka kerjakan.”
Mereka punya harta, anak, tapi justru itu
menambah siksa mereka. Tersiksa ketika kehilangan emreka, tersiksa untuk jaga
emreka. Berbeda dengan orang beriman, ketika ada anak, mereka gunakan dalam
rangka beribadah kepada Allah.
QS At Taubah 55: Maka janganlah
harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki
dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam
kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam
keadaan kafir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar