Tema ini masih kita bahas karena memang
dibahas secara panjang lebar di Al Quran. Karena nifak ini penyakit yang
membahayakan.
1. Menipu dan Riya’
Ketika beramal kebaikan, mereka ingin
dilihat, dipuji oleh manusia. Mereka menipu Allah, menipu orang2 beriman.
Logikanya, kalau Allah saja yang menciptakan manusia, mereka tipu, apalagi
manusia. Mereka mengira dengan menipu Allah, dan menipu orang2 beriman, mereka
merasa berhasil, seolah2 mereka hebat. Supaya dianggap bagian dari orang2
beriman, mereka ikutan sholat supaya dilihat oleh manusia. Atau sholatnya
malas2an, dan ketika orang2 tidak melihat, dia tidak sholat.
2. Bermalas-malasan dalam sholat
QS An Nisa 142: Sesungguhnya orang-orang
munafik itu hendak menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Apabila
mereka berdiri untuk shalat, mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud riya
(dengan shalat) di hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali
sedikit.
Ini renungan bagi saudara2 kita yang
sholatnya malas2an, disebut sebagai munafikin oleh Allah. Lalu, bagaimana
dengan saudara2 kita yang tidak sholat? Apa statusnya di hadapan Allah?
QS Al Baqarah 9: Mereka menipu Allah dan
orang2 beriman, dan mereka tidak menipu, kecuali untuk dirinya sendiri.
Allah membalas tipuan mereka, tidak mungkin
Allah biarkan. Ketahuilah, perbuatan tercela itu kembali ke pada diri mereka
sendiri.
Kenapa Allah pakai ungkapan menipu? Karena
mereka menganggap ketika bisa menipu Allah, menipu orang2 beriman, seolah2
mereka hebat, padahal mereka menipu diri mereka sendiri.
Orang munafik itu berpura2 beragama Islam
(taqiyyah). Taqiyyah itu berpura2 Islam, padahal dia bukan Islam. Dia melakukan
ini semata2 untuk mencari keselamatan di dunia saja. Padahal di dunia saja dia
sudah mendapatkan kehinaan, karena orang2 beriman sudah tidak percaya lagi pada
mereka, apalagi di akhirat.
Sangat keras permusuhan mereka terhadap
Allah dan orang2 beriman. Mereka sangat bangga dengan perbuatan dosa2nya.
Berbuat zina, bangga. Mempersempit ruang gerak umat Islam, mereka bangga.
QS Al Baqarah 204-206: Dan di antara
manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan
dia bersaksi kepada kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal dia
adalah penentang yang paling keras. Dan apabila dia berpaling (dari kamu), dia
berusaha untuk berbuat kerusakan di bumi, serta merusak tanam-tanaman dan
binatang ternak, sedangkan Allah tidak menyukai kerusakan. Dan apabila
dikatakan kepadanya: "Bertakwalah kepada Allah", bangkitlah kesombongannya
untuk berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya) neraka Jahannam. dan sungguh
neraka Jahannam itu tempat tinggal yang terburuk.
Mereka berupaya menghiasi ungkapan2 yang bathil
itu, dengan ucapan2 yang menggiurkan umat manusia. Dengan Bahasa demi HAM,
kebebasan, bahasa2 yang seolah menarik, padahal seluruh ajaran Allah ditentang,
kecuali ajaran yang menguntungkan, dibiarkan.
Bertaqwalah kepada Allah, jangan
mendzholimi umat manusia, jangan mengaitkan nama2 Islam dengan perbuatan
kejahatan. Apa yang dia katakana? Dia bangga dengan dosanya.
Di zaman Nabi sudah ada, hingga kini. Tidak
menutup aurat, dia bangga. Menjelek-jelekkan umat Islam dia merasa bangga,
seolah2 dia pahlawan. Dia berupaya untuk menyakiti umat Islam. Tidak senang
dengan umat Islam yang membacakan ayat2 Al Quran.
QS Al Hajj 72: Dan apabila dibacakan di hadapan
mereka ayat-ayat Kami yang terang, niscaya engkau akan melihat (tanda-tanda)
keingkaran pada wajah orang-orang yang kafir itu. Hampir-hampir mereka
menyerang orang-orang yang membacakan ayat-ayat Kami di hadapan mereka.
Katakanlah (Muhammad), "Apakah akan aku kabarkan kepadamu (mengenai
sesuatu) yang lebih buruk daripada itu, (yaitu) neraka?" Allah telah
mengancamkannya (neraka) kepada orang-orang kafir. Dan (neraka itu)
seburuk-buruk tempat kembali.
3. Tidak memenuhi janji
QS At Taubah 75-78: Dan di antara mereka
(orang munafik) ada orang yang telah berjanji kepada Allah, "Sesungguhnya
jika Allah memberikan sebagian dari karunia-Nya kepada kami, niscaya kami akan
bersedekah dan niscaya kami termasuk orang-orang yang saleh.” Ketika Allah
memberikan kepada mereka sebagian dari karunia-Nya, mereka menjadi kikir dan
berpaling (dari ketaatan), dan selalu menentang (kebenaran). Maka Allah
menanamkan kemunafikan dalam hati mereka sampai pada waktu mereka menemui-Nya
(hari kiamat), karena mereka telah mengingkari janji yang telah mereka ikrarkan
kepada-Nya dan (juga) karena mereka selalu berdusta. Tidakkah mereka
(orang-orang munafik) mengetahui bahwa Allah mengetahui rahasia dan bisikan
mereka, dan bahwa Allah mengetahui segala yang ghaib
Di antara orang2 munafik ada yang berjanji,
kalau Allah memberikan karunia-Nya pada kami, kami benar2 akan bersodakoh.
Tapia pa yang terjadi? Mereka kikir dan selalu berpaling menentang.
Ketika orang munafik tidak memenuhi
janjinya, apakah Allah akan diam? Tidak!
Orang munafik itu ketika miskin, punya
cita2nya sangat bagus. Kalau nanti saya kaya, saya akan sodakoh. Tapi apakah
dia akan sedekah ketika kaya?
Maka Allah menanamkan sifat nifak di dalam
hati mereka sampai hari kiamat nanti. Naudzubillahi min dzalik.
Jadi ayat ini menjelaskan kepada kita
semua. Bahwasanya orang2 munafik itu jika diberi apa2 yang mereka minta, mereka
berjanji akan bersedekah dan menjadi orang soleh, tapi apa yang terjadi? Harta
benda yang diberikan kepada mereka, dijadikan alat untuk menyombongkan dirinya
atas orang2 miskin. Ketika diberikan jabatan, jabatannya dipergunakan untuk
memusuhi Islam. Di zaman Nabi saja dijalankan, apalagi di zaman sudah tidak ada
Nabi lagi, jumlah orang2 seperti ini semakin banyak.
Kita bukan menuduh orang lain, tapi kita
menuduh diri sendiri. Seperti Umar bin Khattab begitu waspada bila ia termasuk
dalam daftar orang2 munafik.
QS Al Ahzab 13-16: Dan (ingatlah) ketika
segolongan di antara mereka berkata, "Wahai penduduk Yatsrib (Madinah)!
Tidak ada tempat bagimu, maka kembalilah kamu.” Dan sebahagian dari mereka
meminta izin kepada Nabi (untuk kembali pulang) dengan berkata,
"Sesungguhnya rumah-rumah kami terbuka (tidak ada penjaga).” Padahal
rumah-rumah itu tidak terbuka, mereka hanyalah hendak lari. Dan kalau (Madinah)
diserang dari segala penjuru, dan mereka diminta agar melakukan fitnah, niscaya
mereka mengerjakannya; dan hanya sebentar saja mereka menunggu. Dan sungguh,
mereka sebelum itu telah berjanji kepada Allah, tidak akan berbalik ke belakang
(mundur). Dan perjanjian dengan Allah akan diminta pertanggungjawabannya. Katakanlah
(Muhammad), "Lari tidaklah berguna bagimu, jika kamu melarikan diri dari
kematian atau pembunuhan, dan jika demikian (kamu terhindar dari kematian) kamu
hanya akan mengecap kesenangan sebentar saja.”
Mereka pernah janji pada Allah tidak akan
lari dari perang, tapi mereka lari. Seolah2 kalau lari dari perang itu selamat
dari kematian. Padahal kematian ada di mana2.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar