Rabu, 24 Desember 2014

Sifat2 Orang Munafik dalam Kehidupan Dunia (2)


Tema ini masih kita bahas karena memang dibahas secara panjang lebar di Al Quran. Karena nifak ini penyakit yang membahayakan.

1. Menipu dan Riya’

Ketika beramal kebaikan, mereka ingin dilihat, dipuji oleh manusia. Mereka menipu Allah, menipu orang2 beriman. Logikanya, kalau Allah saja yang menciptakan manusia, mereka tipu, apalagi manusia. Mereka mengira dengan menipu Allah, dan menipu orang2 beriman, mereka merasa berhasil, seolah2 mereka hebat. Supaya dianggap bagian dari orang2 beriman, mereka ikutan sholat supaya dilihat oleh manusia. Atau sholatnya malas2an, dan ketika orang2 tidak melihat, dia tidak sholat.

2. Bermalas-malasan dalam sholat

QS An Nisa 142: Sesungguhnya orang-orang munafik itu hendak menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit.

Ini renungan bagi saudara2 kita yang sholatnya malas2an, disebut sebagai munafikin oleh Allah. Lalu, bagaimana dengan saudara2 kita yang tidak sholat? Apa statusnya di hadapan Allah?

QS Al Baqarah 9: Mereka menipu Allah dan orang2 beriman, dan mereka tidak menipu, kecuali untuk dirinya sendiri.

Allah membalas tipuan mereka, tidak mungkin Allah biarkan. Ketahuilah, perbuatan tercela itu kembali ke pada diri mereka sendiri.

Kenapa Allah pakai ungkapan menipu? Karena mereka menganggap ketika bisa menipu Allah, menipu orang2 beriman, seolah2 mereka hebat, padahal mereka menipu diri mereka sendiri.

Orang munafik itu berpura2 beragama Islam (taqiyyah). Taqiyyah itu berpura2 Islam, padahal dia bukan Islam. Dia melakukan ini semata2 untuk mencari keselamatan di dunia saja. Padahal di dunia saja dia sudah mendapatkan kehinaan, karena orang2 beriman sudah tidak percaya lagi pada mereka, apalagi di akhirat.

Sangat keras permusuhan mereka terhadap Allah dan orang2 beriman. Mereka sangat bangga dengan perbuatan dosa2nya. Berbuat zina, bangga. Mempersempit ruang gerak umat Islam, mereka bangga.

QS Al Baqarah 204-206: Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dia bersaksi kepada kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal dia adalah penentang yang paling keras. Dan apabila dia berpaling (dari kamu), dia berusaha untuk berbuat kerusakan di bumi, serta merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, sedangkan Allah tidak menyukai kerusakan. Dan apabila dikatakan kepadanya: "Bertakwalah kepada Allah", bangkitlah kesombongannya untuk berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya) neraka Jahannam. dan sungguh neraka Jahannam itu tempat tinggal yang terburuk.

Mereka berupaya menghiasi ungkapan2 yang bathil itu, dengan ucapan2 yang menggiurkan umat manusia. Dengan Bahasa demi HAM, kebebasan, bahasa2 yang seolah menarik, padahal seluruh ajaran Allah ditentang, kecuali ajaran yang menguntungkan, dibiarkan.

Bertaqwalah kepada Allah, jangan mendzholimi umat manusia, jangan mengaitkan nama2 Islam dengan perbuatan kejahatan. Apa yang dia katakana? Dia bangga dengan dosanya.

Di zaman Nabi sudah ada, hingga kini. Tidak menutup aurat, dia bangga. Menjelek-jelekkan umat Islam dia merasa bangga, seolah2 dia pahlawan. Dia berupaya untuk menyakiti umat Islam. Tidak senang dengan umat Islam yang membacakan ayat2 Al Quran.

QS Al Hajj 72: Dan apabila dibacakan di hadapan mereka ayat-ayat Kami yang terang, niscaya engkau akan melihat (tanda-tanda) keingkaran pada wajah orang-orang yang kafir itu. Hampir-hampir mereka menyerang orang-orang yang membacakan ayat-ayat Kami di hadapan mereka. Katakanlah (Muhammad), "Apakah akan aku kabarkan kepadamu (mengenai sesuatu) yang lebih buruk daripada itu, (yaitu) neraka?" Allah telah mengancamkannya (neraka) kepada orang-orang kafir. Dan (neraka itu) seburuk-buruk tempat kembali.

3. Tidak memenuhi janji

QS At Taubah 75-78: Dan di antara mereka (orang munafik) ada orang yang telah berjanji kepada Allah, "Sesungguhnya jika Allah memberikan sebagian dari karunia-Nya kepada kami, niscaya kami akan bersedekah dan niscaya kami termasuk orang-orang yang saleh.” Ketika Allah memberikan kepada mereka sebagian dari karunia-Nya, mereka menjadi kikir dan berpaling (dari ketaatan), dan selalu menentang (kebenaran). Maka Allah menanamkan kemunafikan dalam hati mereka sampai pada waktu mereka menemui-Nya (hari kiamat), karena mereka telah mengingkari janji yang telah mereka ikrarkan kepada-Nya dan (juga) karena mereka selalu berdusta. Tidakkah mereka (orang-orang munafik) mengetahui bahwa Allah mengetahui rahasia dan bisikan mereka, dan bahwa Allah mengetahui segala yang ghaib

Di antara orang2 munafik ada yang berjanji, kalau Allah memberikan karunia-Nya pada kami, kami benar2 akan bersodakoh. Tapia pa yang terjadi? Mereka kikir dan selalu berpaling menentang.

Ketika orang munafik tidak memenuhi janjinya, apakah Allah akan diam? Tidak!

Orang munafik itu ketika miskin, punya cita2nya sangat bagus. Kalau nanti saya kaya, saya akan sodakoh. Tapi apakah dia akan sedekah ketika kaya?

Maka Allah menanamkan sifat nifak di dalam hati mereka sampai hari kiamat nanti. Naudzubillahi min dzalik.

Jadi ayat ini menjelaskan kepada kita semua. Bahwasanya orang2 munafik itu jika diberi apa2 yang mereka minta, mereka berjanji akan bersedekah dan menjadi orang soleh, tapi apa yang terjadi? Harta benda yang diberikan kepada mereka, dijadikan alat untuk menyombongkan dirinya atas orang2 miskin. Ketika diberikan jabatan, jabatannya dipergunakan untuk memusuhi Islam. Di zaman Nabi saja dijalankan, apalagi di zaman sudah tidak ada Nabi lagi, jumlah orang2 seperti ini semakin banyak.

Kita bukan menuduh orang lain, tapi kita menuduh diri sendiri. Seperti Umar bin Khattab begitu waspada bila ia termasuk dalam daftar orang2 munafik.

QS Al Ahzab 13-16: Dan (ingatlah) ketika segolongan di antara mereka berkata, "Wahai penduduk Yatsrib (Madinah)! Tidak ada tempat bagimu, maka kembalilah kamu.” Dan sebahagian dari mereka meminta izin kepada Nabi (untuk kembali pulang) dengan berkata, "Sesungguhnya rumah-rumah kami terbuka (tidak ada penjaga).” Padahal rumah-rumah itu tidak terbuka, mereka hanyalah hendak lari. Dan kalau (Madinah) diserang dari segala penjuru, dan mereka diminta agar melakukan fitnah, niscaya mereka mengerjakannya; dan hanya sebentar saja mereka menunggu. Dan sungguh, mereka sebelum itu telah berjanji kepada Allah, tidak akan berbalik ke belakang (mundur). Dan perjanjian dengan Allah akan diminta pertanggungjawabannya. Katakanlah (Muhammad), "Lari tidaklah berguna bagimu, jika kamu melarikan diri dari kematian atau pembunuhan, dan jika demikian (kamu terhindar dari kematian) kamu hanya akan mengecap kesenangan sebentar saja.”

Mereka pernah janji pada Allah tidak akan lari dari perang, tapi mereka lari. Seolah2 kalau lari dari perang itu selamat dari kematian. Padahal kematian ada di mana2.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar