Jumat, 26 Desember 2014

Mengenal Rasulullah SAW Lebih Dekat Lagi


Kebenaran kita dalam berIslam, sangat berkaitan dengan sejauh mana kita mengenal Rasulullah SAW. Apa yang kita ketahui tentang Rasulullah?

1. Nabi yang rahiim (sangat menyayangi ummatnya).
Tidak ada kebaikan yang diketahui Nabi, kecuali disampaikan pada ummatnya. Dan tidak ada keburukan, yang tidak diberitahukan kepada ummat manusia agar dijauhi.

QS At Taubah 128: Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.

QS Al Anbiya 107: Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.

Di sini digunakan ‘adabul khosr, seluruh kehidupan Nabi adalah rahmat. Pertama: ketika Nabi berumah tangga, maka seluruh rumah tangganya Nabi adalah rahmah (kasih sayang). Seluruh istri2 Nabi mengatakan bahwa beliau sangat romantis. Memanggil istrinya dengan panggilan menyenangkan, misalnya saja Aisyah dipanggil dengan panggilan “Ya Humairoh” (si pipi yang kemerah2an).

2. Risalah/misi yang dibawakannya adalah rahmat. Di antaranya adalah ukhuwwah. Tidak ada masyarakat yang lebih bersaudara daripada masyarakat yang dipimpin langsung oleh Nabi.

QS Al Hujurat 10: Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.

Bahkan sampai ke tingkatan itsar, mengutamakan saudaranya daripada dirinya sendiri. Memberikan rumahnya, tanahnya untuk saudaranya.

QS Al Hasyr 9: Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) mencintai orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung

3. Risalah dalam memerintah, di dalam bangsa dan bernergara. Kondisi Negara saat beliau memimpin, adalah adil dan aman. Kenapa? Karena mereka semua adalah orang2 yang beriman. Dan kalau orang itu imannya benar, jauh dari syirik, maka akan diberikan rasa aman.

Bandingkan dengan sebuah Negara yang tidak dipimpin oleh orang2 yang tidak adil, yang ada adalah keributan, keguncangan.

Kita ingat, sahabat yang sangat dicintai oleh Nabi, yaitu Usamah bin Zaid, ketika datang melobi Nabi supaya orang yang akan dihukum potong tangan supaya tidak dipotong, maka Nabi marah karena Allah. Beliau berkata, “demi Allah, seandainya Fathimah binti Muhammad mencuri, saya sendiri yang akan memotong tangannya.”

Itu lah keadilan Nabi dalam memimpin ummatnya, negaranya.

4. Nabi teladan. Nabi yang tidak cukup hanya dikagumi. Karena kalau sekedar kagum, orang kafir juga dikagumi. Bagi orang Muslim, tidak cukup dengan berkagum, tapi harus diteladani. Diteladani dalam kehidupan pribadinya, berumahtangganya, dalam bermasayarakat, berbangsa dan bernegara.

Bagaimana keteladanan bisa mewujud di tengah2 kehidupan kita:

1. Yang diteladani harus mempunyai nilai lebih. Nabi mempunyai keteladanan sehingga diikuti ummatnya, orang tua harus mempunyai nilai lebih sehingga diikuti anaknya. Guru harus mempunyai keteladanan sehingga diikuti muri2nya. Pemimpin harus memiliki nilai keteladanan sehingga diikuti oleh rakyatnya, dstnya.

2. Kesamaan. Nabi adalah manusia, dan ummatnya juga manusia. Itu sebabnya Allah tidak mengutus Rasul di dunia ini adalah malaikat seperti yang diminta oleh orang kafir

QS Al Furqan 7: Dan mereka berkata, "Mengapa Rasul (Muhammad) ini memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar[25]? Mengapa malaikat tidak diturunkan kepadanya (agar malaikat) itu memberikan peringatan bersama dia,

QS Al Furqan 8. Atau (mengapa tidak) diturunkan kepadanya harta kekayaan atau (mengapa tidak ada) kebun baginya, sehingga dia dapat makan dari (hasil)nya?" Dan orang-orang zalim itu berkata, "Kamu hanyalah mengikuti seorang lelaki yang kena sihir.” 

5. Nabi dakwah. Seluruh kehidupannya adalah dakwah. Allah mengutus Rasulullah adalah dai yang mengajak manusia agar taat mengikuti Allah, bukan untuk mengikuti dirinya. Ketika kita meneladani kehidupan Rasulullah, maka seluruh kehidupan kita adalah dakwah. Ketika sulit, berdakwah, ketika mudah, berdakwah. Ketika masih muda berdakwah, ketika sudah tua masih terus berdakwah. Sehingga seluruh hidupnya adalah dakwah.

6. Rumah tangga Nabi adalah rumah tangga dakwah. Maka rumah tangganya adalah teladan, termasuk keteladanan dalam dakwah. Karena dakwah itu keteladanan. Jika sedikit saja dalam rumah tangga Nabi yang mengurangi keindahan dakwah, maka sangat berat hukumannya, Allah langsung men gancam cerai istri Nabi.

Zainab binti Jahsy memberikan nabi di rumahnya, sedangkan Hafshahh tidak senang Nabi diebrikan madu di rumah Zainab. Hafshah mengajak Aisyah untuk berkata, “ini bau apa.” Karena ucapan istrinya itu, hampir2 Nabi mengharamkan madu, lalu Allah tegur. Wahay Nabi kenapa engkau haramkan apa-apa yang dihalalkan Allah atasmu.

QS At Tahrim 5: Jika dia (Nabi) menceraikan kamu, boleh Jadi Tuhan akan memberi ganti kepadanya dengan istri-istri yang lebih baik dari kamu, perempuan-perempuan yang patuh, yang beriman, yang taat, yang bertobat, yang beribadah, yang berpuasa, yang janda dan yang perawan.

Rumah tangga Nabi adalah rumah tangga dakwah, sedangkan rumah tangga dakwah adalah rumah tangga keteladanan.

Ketika di dalam rumah tangga Nabi ada sesuatu masalah, seorang sahabat Nabi berkata kepada Umar, "Gawat!" Umar bertanya kepadanya, “Adakah pasukan Ghassan telah tiba?” Jawabnya, “Jauh lebih besar dan lebih ngeri dari itu! Nabi SAW telah menceraikan isteri-isterinya!” Aku bergumam, “Alangkah rugi si Hafsah kalau begitu.” (Riwayat Al-Bukhari).

Rumah tangga Rasulullah dianggap lebih utama. Serangan pasukan Raja Ghassan yang saat itu paling ditakuti orang2 Arab, dianggap lebih kecil jika dibanding apa yang terjadi dengan rumahtangga Nabi SAW. Istri Nabi tidak taat pada Nabi, langsung Allah ancam dengan perceraian. Ini khusus untuk keluarga Nabi saja dikarenakan ketika di dalam keluarga terbaik ada suatu masalah, maka bahaya yang akan ditimbulkannya juga lebih besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar