Selasa, 03 Maret 2015

Kehidupan di Dalam Qishash, Tayang 4 Januari dan 3 Maret 2015

Al Quran adalah kitab kehidupan dengan seluruh maknanya, dengan seluruh variannya, dnegan seluruh keindahannya. Di antara kehidupan itu adalah qisas.

QS Al Baqarah 178-179:
178. Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar (diat) kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih.

179. Dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa.

Dan untuk kalian, di dalam qisas ada kehidupan.

Allah memanggil kita semua dengan panggilan yang hangat, panggilan yang mesra, agar kita bersungguh-sungguh menjalankan qisas. Karena di dalam qisas itu ada kehidupan.

Allah SWT sangat memuliakan manusia, apa kemuliaannya itu?
1. terbuat dari unsur tanah
2. ditiupkan ruh
3. malaikat diperintahkan untuk sujud kepada manusia sebagai sujud penghormatan
4. seluruh isi bumi dan langit ditundukkan untuk manusia kebaikan dan kepentingan manusia
5. dimuliakan sebagai khalifah di muka bumi oleh Allah, bukannya malaikat yang ditunjuk.

Apakah manusia yang mulia seperti ini boleh dibunuh? Tidak boleh! Manusia yang dimuliakan oleh Allah, maka manusia adalah yang harus dijaga eksistensinya. Tidak boleh ada manusia menghilangkan nyawa manusia lainnya tanpa dengan alasan yang dibenarkan oleh Allah SWT.

QS Al Isra 70: Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.

Sungguh benar2 kami telah memuliakan anak2 bani adam..

Walaqad karramna, Allah yang memuliakan manusia. Manusia tidak mulia dengan sendirinya, jadi Allah lah yang memuliakan manusia, yaitu selama manusia benar2 taat kepada Allah, komitmen dengan aturan Allah dan Sunnah, maka selama itulah manusia menjadi mulia. Tapi sebaliknya, bila ia jahat seperti Bani Israil, meskipun manusia itu ganteng cantik, tapi bila tidak mengikuti aturan Allah, maka dia seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat.

Nyawa manusia, wajib hukumnya untuk dipelihara dan dimuliakan.

Tentang bagaimana mulianya manusia, sehingga tidak boleh diambil harta bendanya, dibunuh, dan disia-siakan dirinya. Sehingga tidak ada rasa aman kecuali di dalam Islam, kecuali dalam Al Quran, kecuali dalam As Sunnah.


Di hari Raya Haji, Nabi berkhutbah: “Ya Ayyuhannas, hari ini hari apa? Hari ini hari raya. Hari ini Negara Apa? Negri Haram. Nabi bersabda: "Sesungguhnya darah kalian, harta benda kalian, dan kehormatan-kehormatan kalian adalah haram sebagaimana haramnya hari ini. 

Risalah Nabi ini untuk seluruh manusia, jadi dunia ini akan aman bila tunduk pada aturan Islam.

Jadi manusia dimuliakan harta bendanya, kemuliaannya, dan darahnya sehingga manusia tidak boleh melecehkan manusia lainnya. Manusia tidak boleh menumpahkan darah saudaranya.

"Jangan sekalia-kali kalian kufur setelah aku. Kemudian membunuh saudaranya."

Jauh-jauh hari Rasulullah telah mengingatkan kita tentang larangan menumpahkan darah saudara sendiri. Ini menggambarkan betapa Islam menjaga kehidupan manusia.

Karena membunuh manusia, berarti membunuh makhluk Allah yang dimuliakan Allah.

Kalau ada manusia yang membunuh manusia lain, maka itu kriminal, dan hukumannya itu berat, yaitu qishash. Karena kalau setiap manusia menyadari bahwa jika dia membunuh, maka dia akan di-qishash, maka seseorang tidak berani membunuh. Sehingga di dalam qishash ada kehidupan.

Al Quran itu adalah untuk seluruh dunia, bukan cocok untuk orang Arab. Tidak ada satu pun ayat yang menyatakan Tabarakalladzi nazzalna furqaana alal abdihi liyaquuna quraana

Maka bangsa mana pun, Negara manapun, yang tidak menegakkan qishash, berarti di Negara itu akan terjadi pembunuhan, Jika yang dibunuh adalah bapaknya, maka istri dan anak2nya akan merasakan kehilangan. Itulah kenapa hukum membunuh sangat berat. Karena Islam sangat menghormati kehidupan.

Dari segi redaksi, Al Quran tidak bisa ditandingi oleh ungkapan mana pun. Tidak ada penyair mana pun yang bisa menandingi ungkapan Al Quran; Fil Qishaashi hayah (di dalam qisash ada kehidupan).

Walau sebenarnya kita tidak bisa membandingkan ungkapan manusia dengan Al Quran, karena hal itu menyebabkan seolah2 kita menyamakan manusia dengan Allah, tapi mari kita lihat dengan ungkapan terkenal dalam bangsa Arab tentang qisash: “al qatlu anfa lil qatli (pembunuhan meniadakan pembunuhan).” Maksudnya, pembunuhan melalui qisas meniadakan pembunuhan yang dholim. Mari kita bandingkan, meski sebenarnya tidak perlu dibandingkan juga kita sudah tahu, tapi kita bisa lebih semangat bila mengetahuinya.

1. Ungkapan Fil Qishashu hayah ini lebih sedikit hurufnya, hanya 10, sedangkan al qatlu anfa lil qatli ada 14 huruf. Kalau ada redaksi bahasa Arab yang jumlah hurufnya lebih sedikit ini lebih tinggi maknanya daripada yang lebih banyak. "Sebaik2nya redaksi adalah yang singkat tapi padat."

2. Meniadakan pembunuhan, tidak otomatis menciptakan kehidupan.
Sedangkan dengan ditegakkannya qishash, justru di sana akan lebih terjamin kehidupan. Sedangkan ungkapan meniadakan pembunuhan, belum tentu akan meniadakan pembunuhan.

3. Menggambarkan betapa besarnya kehidupan itu jika ada qisas.
Sudah terbukti di Negara manapun di dunia ini, ketika hukum qishash ditegakkan, sedikit sekali angka pembunuhan terjadi di Negara ini.

Ketika Rasulullah menegakkan hukum qisash, maka di negri itu tidak ada pembunuhan. Di zaman Umar sedikit sekali terjadi pembunuhan. Berbeda dengan negara saat ini yang tidak menegakkan qisas, pembunuhan terjadi di mana-mana.

4. Bila qisas ditegakkan, pasti terjamin kehidupan.
Ungkapan fil qishashi hayah, tidak ada kontradiksi.
Sedangkan al qatlu anfa lil qatli, ada kontradiksi, Bagaimana orang mau menyampaikan tentang kehidupan, tapi di situ tidak disebutkan ada kehidupan.

5. Tidak ada pengulangan.
Di dalam bahasa Arab, redaksi yang tidak ada pengulangan, itu lebih tinggi daripada yang ada pengulangan. Kecuali di Ar Rohman, yang ayatnya berulang-ulang, atau di Al Fatihah yang shiroth disebutkan dua kali, itu ada tujuan tertentu.

6. Ungkapan fil qishashi hayah, lebih menjanjikan, lebih menyenangkan, karena manusia di mana pun akan lebih senang mendengar kata kehidupan, daripada pembunuhan dua kali disebutkan. 

Betapa kayaknya Al Quran ketika berbicara tentang kehidupan, termasuk kehidupan di dalam qisas. Semoga kita segera merespon untuk mengamalkan hukum-hukum di dalam Al Quran.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar