An Nashru, kemenangan itu punya makna yang
luas, sehingga kita harus memahami dengan makna yang luas pula supaya tidak
salah dalam memahami dan bersikap.
A. Pertolongan adalah murka Allah terhadap
musuh2 para Nabi.
Murka Allah bisa berupa adzab Allah, terjadi
setelah wafatnya para Nabi. Artinya, hidup ini adalah perjuangan, pertarungan
antara haq dan bathil. Selesainya pertarungan bukan dengan meninggalnya para
Nabi dan Rasul, karena bisa jadi kemenangan itu terjadi setelah meninggalnya para Rasul dan para Nabi.
Bisa dilihat dalam sejarah orang2 Yahudi
yang kufur kepada Allah, mereka membunuh para Nabinya. Bisa membunuh ratusan
manusia, dan membunuh manusia2 terbaik (para Nabi).
QS Al Baqarah 61: Lalu ditimpahkanlah
kepada mereka nista dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah.
Hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh
para Nabi yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu (terjadi) karena mereka selalu
berbuat durhaka dan melampaui batas.
Kenapa Yahudi dilaknat Allah menjadi bangsa kera? Dosa2 apa yang telrah orang2 Yahudi lakukan? Ini dijelaskan di ayat atas:
1. Mengingkari ayat2 Allah
2. Membunuh para Nabi dan Rasul
Nabi, para Rasul, saja dibunuh, pasti
dengan mudah orang2 Yahudi itu membunuhi manusia.
Ungkapan "membunuh dengan benar" di ayat atas
justru maksudnya adalah penegasan bahwa tidak ada alasan apa pun yang dapat
dibenarkan untuk membunuh Nabi.
3. berbuat maksiat dan durhaka, mereka
melampaui batas.
Dari tiga dosa2 orang Yahudi itu, Allah
menjelaskan bahwa kemenangan yang diberikan oleh Allah adalah dengan dibinasakannya orang2 yang menentang Allah, dan itu justru terjadi
setelah meninggalnya para Nabi dan para Rasul.
Ternyata ayat2 Al Quran yang berbicara tentang al intiqom, yaitu Allah menghukum orang2 kafir setelah meninggalnya para Nabi, itu begitu banyak.
QS Ali Imran 21-22: Sesungguhnya
orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi yang
memamg tak dibenarkan dan membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat
adil, maka gembirakanlah mereka bahwa mereka akan menerima siksa yg pedih. Mereka
itu adalah orang-orang yang lenyap (pahala) amal-amalnya di dunia dan akhirat,
dan mereka sekali-kali tidak memperoleh penolong.
1. Orang2 Yahudi itu tidak hanya membunuh
para Nabi, tapi juga membunuh siapa pun yang menegakkan kebenaran. Siapa pun orang2 yang menyuruh berbuat adil kepada manusia. Mereka paling tidak senang dengan orang2 yang berbuat adil, bukan hanya membencinya, tapi juga menyuruh membunuh mereka.
2. Amal mereka dihapuskan.
2. Amal mereka dihapuskan.
Bisa jadi mereka mempunyai karya-karya yang hebat. Bisa jadi mereka dihormati dalam hal penciptaan, tapi itu menimbulkan kebencian, dan amal mereka di akhirat ditolak, karena sayarat diterima amal adalah iman. Orang2 Yahudi tidak hanya membenci orang
baik, tapi juga menyuruh orang2 membunuh manusia.
Ada pertanyaan, bukankah mereka hebat,
membuat gedung tinggi, pesawat terbang? Bisa jadi begitu. Tapi dunia tidak
selamanya menghormati mereka. Tidak selamanya yang kaya dihormati oleh yang
miskin. Tidak diterima amal mereka walau mereka melakukan berbagai charity.
3. Mereka tidak ada penolong.
Bisa jadi kalian bertanya, kenapa teman2
mereka banyak?
Katakanlah, meski seluruh dunia membela Yahudi, orang2 yang menentang ajaran Allah, itu tidak ada apa2 nya di mata Allah. Bukankah negara2 yang katanya maju, bisa dengan dikirimkan angin topan sedikit saja, sudah porak poranda. Angin bisa saja dikirimkan Allah menghancurkan. Angin, tsunami, tanah longsor,
semua adalah tentara2 Allah.
B. Bisa jadi. ketika sesuatu itu dipandang manusia sebagai sebuah
kekalahan, tapi itu sesungguhnya adalah kemenangan.
QS At Taubah 40: Jikalau kamu tidak
menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika
orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengusirnya (dari Mekah) sedang dia
salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia
berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah
beserta kita". Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan
membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan
orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi.
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Biasanya orang mengatakan bahwa yang menang
adalah yang mengusir dan yang diusir adalah yang kalah. Tapi dalam peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW, justru Nabi yang dikatakan oleh Allah, dimenangkan dengan hijrahnya Rasulullah ke Madinah.
Kenapa dikatakan menang? Iya, karena
kemenangan2 di Madinah, yaitu berdirinya Negara yang Madani, kemenangan perang
Badar, perang Khandak,perang Tabuk dan lainnya itu tidak terjadi jika Nabi tidak hijrah di
Madinah. Jadi hijrah itu adalah kemenangan yang sebenarnya.
Pertanyaan #1. Bila ada satu peristiwa terjadi kepada seseorang, itu kita sebut sebagai cobaan ataukah musibah. Bagaimana kategorinya? Ada orang yang merasa dia sudah berbuat baik, rajin ke
masjid, sedekah, dsbnya, tapi masih juga dapatkan ujian. Melihat hal itu bisa
melemahkan jiwa2 manusia.
Jawaban:
Jawaban:
Ujian adalah ketetapan Allah yang pasti berlaku kepada siapa pun di dalam kehidupan dunia ini. Orang beriman diuji, orang kafir juga diuji. Orang kaya diuji, dan orang miskin juga diuji.
QS Al Insan 2: Sesungguhnya Kami
menciptakan manusia dari nutfah yang berproses. Kami uji dia, lalu Kami jadikan
dia mendengar lagi melihat.
QS Al Mulk 2: Yang menjadikan mati dan
hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya.
Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun
Jangan sampai ada ungkapan: “enak sekali ya
menjadi orang kafir, karena kalau jadi orang Islam diuji melulu.”
Itu tidak benar. Orang muslim diuji, orang kafir juga diuji. Buktinya, yang kena banjir,
tsunami, tanah longsor dan sebagainya, bukan orang beriman saja, tapi orang kafir
juga.
Allah memberikan ujian kepada orang
beriman, adalah untuk mendidik mereka, agar mereka lebih matang dalam menjalani kehidupan ini, mengasahnya agar lebih baik lagi. Orang yang
paling dahsyat ujiannya adalah para Nabi, orang2 terbaik.
Hadist:
“Manusia yang paling dahsyat ujiannya adalah
para nabi, kemudian orang-orang yang shaleh, dan ketika mereka diuji dan kemudian tegar, maka ditambah ujiannya."
Seseorang akan diuji sesuai dengan kadar agamanya. Apabila agamanya kuat maka ujian baginya semakin berat. Namun bila agamanya lemah maka ia akan diuji sesuai dengan kadar agamanya tersebut. Dan ujian itu akan senantiasa menimpa seorang hamba hingga membiarkannya berjalan di muka bumi tanpa memiliki dosa sedikitpun.”
Seseorang akan diuji sesuai dengan kadar agamanya. Apabila agamanya kuat maka ujian baginya semakin berat. Namun bila agamanya lemah maka ia akan diuji sesuai dengan kadar agamanya tersebut. Dan ujian itu akan senantiasa menimpa seorang hamba hingga membiarkannya berjalan di muka bumi tanpa memiliki dosa sedikitpun.”
Dengan ujian itu, maka akan ditambah kebaikannya.
Tapi bukan berarti kita minta kepada Allah,
“ya Allah ujilah saya, jangan”
Jangan sampai suudzhon kepada Allah juga. Kalau
seorang mukmin sudah barang tentu ujian itu dia anggap sebagai cara supaya dia
bermuahasabah, merenungi, menghayati apa hikmah di balik kejadian itu, sehingga dia bertobat. Jangan
sampai musibah bertubi2 karena kemaksiatan kita.
Ujian kepada orang2 terbaik, berupa pengusiran, dsbnya itu adalah fakta sebuah pertolongan Allah.
Ujian kepada orang2 terbaik, berupa pengusiran, dsbnya itu adalah fakta sebuah pertolongan Allah.
Pertanyaan #2: Saat ini sedang menjadi
sorotan di masyarakat, bahkan sampai orang2 biasa pun berkomentar tentang dua lembaga penegak hukum di Indonesia sedang
bertengkar. Bagaimana sikap kita sebagai kaum muslimin. Di satu sisi kita ingin keadilan ditegakkan. Tapi kita tidak tahu mana yang benar. Wallahua’lam bish showwab. Hanya Allah yang Tahu, Lalu, sebagai muslim, bagaimana kita harus bersikap?
Jawaban:
Ini hal yang menggugah seluruh anak bangsa, maka kita harus menyikapi dengan benar.
Jawaban:
Ini hal yang menggugah seluruh anak bangsa, maka kita harus menyikapi dengan benar.
Pertama sekali lagi yang harus kita
sampaikan, bahwa tidak ada masalah, kecuali dalam Islam ada jawabannya. Karena Allah menurunkan Al Quran dan Sunnah bukan hanya menjadi solusi untuk di zaman Nabi Muhammad saja, tapi hingga akhir zaman. Karena Al Quran dijaga oleh ALlah. Tinggal permasalahannya, umat Islam mau atau tidak mau.
Kedua, bahwa bukti bahwa dia orang Islam,
maka tida boleh cuek, tidak boleh diam.
Hadist: "Siapa pun yang tidak peduli dengan ekadaan umat Islam, maka tidak termasuk golongannya."
Artinya, umat Islam harus cepat merespon keadaan ummat dan bangsa.
Hadist: "Siapa pun yang tidak peduli dengan ekadaan umat Islam, maka tidak termasuk golongannya."
Artinya, umat Islam harus cepat merespon keadaan ummat dan bangsa.
Sikap kita dalam menghadapi masalah apa pun, baik dalam tataran individu maupun kelembagaan, mengikuti instruksi Rasulullah SAW.
Beliau mengatakan: “Tolonglah, bantulah saudara kamu yang berbuat zholim dan yang dizholimi." Sahabat bertanya, kalau menolong saudara kita yang dizholomi kita tahu caranya, tapi bagaimana cara membela orang yang menzholimi?" Caranya, "cegahlah ia."
Beliau mengatakan: “Tolonglah, bantulah saudara kamu yang berbuat zholim dan yang dizholimi." Sahabat bertanya, kalau menolong saudara kita yang dizholomi kita tahu caranya, tapi bagaimana cara membela orang yang menzholimi?" Caranya, "cegahlah ia."
Kita punya peran yang signifikan dalam
berbangsa dan bernegara. Kita tidak boleh melarang orang yang mau menjaga
kebenaran. Justru kita harus menampilkan bahwa kita adalah umat terbaik. Umat
Islam ketika diberi amanah menjadi anggota dewan, menjadi seorang dosen, maka harus menampilkan yang terbaik untuk seluruh umat manusia. Kita disebut sebagai umat terbaik yang ditampilkan untuk seluruh umat manusia.
QS Ali Imran 110: Kamu adalah umat yang
terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma´ruf, dan
mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.
Kalau jadi penegak hukum harus yang
terbaik, seniman jadi yang terbaik, wakil rakyat yang terbaik, dosen yang
terbaik, dan seterusnya Jangan sampai bila diberi amanat, malah merusak citra Islam.
Kalau diberi amanat untuk membela
keaddilan, maka kita harus ikut membelanya. Dan kalau ada yang berbuat zholim,
maka kita harus ikut mencegahnya dari berbuat zholim.
Maka umat Islam harus kuat, secara kelembagaan, kepartaian, mempunyai potensi untuk menyuruh kepada kebaikan dan mencegah kejahatan.
Action yang dilakukan masyarakat, seperti surat terbuka, demo, dsbnya ini adalah bukti bahwa mereka tidak mendiamkan ketidakadilan.
Pertanyaan #3: Silakan disampaikan ayat2 Al Quran berkaitan dengan An Nashr.
Pertanyaan #3: Silakan disampaikan ayat2 Al Quran berkaitan dengan An Nashr.
Di antara makar dan tipu daya orang2 kafir
sepanjang masa yang diabadikan Al Quran adalah: menangkap, membunuh, mengusir.
QS Al Anfal 30: Dan (ingatlah), ketika
orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan tipu daya terhadapmu (Muhammad) untuk
menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka membuat
tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Allah adalah sebaik-baik
pembalas tipu daya.
Ulama tafsir mengingatkan kita, kalau ada ayat Al Quran dimulai dengan "idz", maka peristiwa itu akan terulang kembali di tempat mana pun dan di zaman kapan pun. Yaitu:
Ulama tafsir mengingatkan kita, kalau ada ayat Al Quran dimulai dengan "idz", maka peristiwa itu akan terulang kembali di tempat mana pun dan di zaman kapan pun. Yaitu:
1. Diusir
Ini terjadi terus sepanjang zaman. Apakah
ketika Nabi-nabi itu diusir, itu berarti mereka kalah? Tidak! Justru itu adalah bagian dari kemenangan, itu
kemenangan yang hakiki. Seperti kemenangan yang terjadi di Madinah, karena terjadi setelah diusir.
Walau kita tidak minta kepada Allah untuk
diusir.
2. Dibunuh, ditangkap.
Orang yang berjuang terbunuh di jalan
Allah, itu adalah syahid. Jihad yang benar itu adalah yang seusai aturan Allah dan contoh dari Nabi. Jihad itu membangun,sedangkan
teroris merusak. Mujahid itu menyatukan ummat sedangkan teroris memecah belah umat, Sehingga umat ini harus tahu perbedaan antara jihad dengan teror.
Ketika jihadnya benar kemudian dia tewas,
maka itu adalah kemenangan karena ia mendapatkan syahid. Bahkan kita tidak boleh mengatakan bahwa
mereka itu mati, karena sesungguhnya mereka hidup di mata Allah.
3. Kebenarannya lah yang menang, meski orangnya
mati.
Terjadi kepada hambah Allah, Al Ghulam,
dibunuh oleh raja yang zholim. Raja tidak senang dengan dakwah, maka dia bunuh Ghulam,
tapi ketika Ghulam mati, seluruh rakyatnya malah beriman semuanya. Kami beriman kepada Tuhannya aktifis dakwah ini. .
Kemenangan memang mahal. Kadang-kadang meregut sebuah korban dari perjuangan, tapi
itu bukan kekalahan, karena kemenagan ditebus dengan pengorbanan.
Apakah itu adalah ujian atau adzab, bisa
dilihat impact setelahnya, apakah kondisi setelahnya bertambah baik, atau
bertambah buruk.
Di dalam memahami Islam harus sihhatul
masdar (referensinya benar) dan sihhatul manhaj (metodologinya juga benar). Bukan
berdasakan opini yang dibangun di masyarakat. Itu berdasarkan Al Quran dan Sunnah.
Kalau tidak sesuai dengan Al Quran dan Sunnah, maka kita salah, meskipun orang mengatakan kita adalah pakar.
QS Al Hajj 40: Sesungguhnya Allah pasti
menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha
Kuat lagi Maha Perkasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar