Minggu, 01 Maret 2015

Tafsir Al Hayah Edisi Akhir Pekan: Makna Pertolongan dan Kemenangan (2) Tayang 8 Feb dan 1 Maret 2015

An Nashru, kemenangan itu punya makna yang luas, sehingga kita harus memahami dengan makna yang luas pula supaya tidak salah dalam memahami dan bersikap.

A. Pertolongan adalah murka Allah terhadap musuh2 para Nabi.

Murka Allah bisa berupa adzab Allah, terjadi setelah wafatnya para Nabi. Artinya, hidup ini adalah perjuangan, pertarungan antara haq dan bathil. Selesainya pertarungan bukan dengan meninggalnya para Nabi dan Rasul, karena bisa jadi kemenangan itu terjadi setelah meninggalnya para Rasul dan para Nabi.

Bisa dilihat dalam sejarah orang2 Yahudi yang kufur kepada Allah, mereka membunuh para Nabinya. Bisa membunuh ratusan manusia, dan membunuh manusia2 terbaik (para Nabi).

QS Al Baqarah 61: Lalu ditimpahkanlah kepada mereka nista dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para Nabi yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu (terjadi) karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas.

Kenapa Yahudi dilaknat Allah menjadi bangsa kera? Dosa2 apa yang telrah orang2 Yahudi lakukan? Ini dijelaskan di ayat atas:
1. Mengingkari ayat2 Allah

2. Membunuh para Nabi dan Rasul
Nabi, para Rasul, saja dibunuh, pasti dengan mudah orang2 Yahudi itu membunuhi manusia.

Ungkapan "membunuh dengan benar" di ayat atas justru maksudnya adalah penegasan bahwa tidak ada alasan apa pun yang dapat dibenarkan untuk membunuh Nabi.

3. berbuat maksiat dan durhaka, mereka melampaui batas.

Dari tiga dosa2 orang Yahudi itu, Allah menjelaskan bahwa kemenangan yang diberikan oleh Allah adalah dengan dibinasakannya orang2 yang menentang Allah, dan itu justru terjadi setelah meninggalnya para Nabi dan para Rasul.

Ternyata ayat2 Al Quran yang berbicara tentang al intiqom, yaitu Allah menghukum orang2 kafir setelah meninggalnya para Nabi, itu begitu banyak. 

QS Ali Imran 21-22: Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi yang memamg tak dibenarkan dan membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil, maka gembirakanlah mereka bahwa mereka akan menerima siksa yg pedih. Mereka itu adalah orang-orang yang lenyap (pahala) amal-amalnya di dunia dan akhirat, dan mereka sekali-kali tidak memperoleh penolong.

1. Orang2 Yahudi itu tidak hanya membunuh para Nabi, tapi juga membunuh siapa pun yang menegakkan kebenaran. Siapa pun orang2 yang menyuruh  berbuat adil kepada manusia. Mereka paling tidak senang dengan orang2 yang berbuat adil, bukan hanya membencinya, tapi juga menyuruh membunuh mereka.

2. Amal mereka dihapuskan.
Bisa jadi mereka mempunyai karya-karya yang hebat. Bisa jadi mereka dihormati dalam hal penciptaan, tapi itu menimbulkan kebencian, dan amal mereka di akhirat ditolak, karena sayarat diterima amal adalah iman. Orang2 Yahudi tidak hanya membenci orang baik, tapi juga menyuruh orang2 membunuh manusia.
Ada pertanyaan, bukankah mereka hebat, membuat gedung tinggi, pesawat terbang? Bisa jadi begitu. Tapi dunia tidak selamanya menghormati mereka. Tidak selamanya yang kaya dihormati oleh yang miskin. Tidak diterima amal mereka walau mereka melakukan berbagai charity.

3. Mereka tidak ada penolong.
Bisa jadi kalian bertanya, kenapa teman2 mereka banyak?
Katakanlah, meski seluruh dunia membela Yahudi, orang2 yang menentang ajaran Allah, itu tidak ada apa2 nya di mata Allah. Bukankah negara2 yang katanya maju, bisa dengan dikirimkan angin topan sedikit saja, sudah porak poranda. Angin bisa saja dikirimkan Allah menghancurkan. Angin, tsunami, tanah longsor, semua adalah tentara2 Allah.

B. Bisa jadi. ketika sesuatu itu dipandang manusia sebagai sebuah kekalahan, tapi itu sesungguhnya adalah kemenangan.

QS At Taubah 40: Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengusirnya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita". Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Biasanya orang mengatakan bahwa yang menang adalah yang mengusir dan yang diusir adalah yang kalah. Tapi dalam peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW, justru Nabi yang dikatakan oleh Allah, dimenangkan dengan hijrahnya Rasulullah ke Madinah.

Kenapa dikatakan menang? Iya, karena kemenangan2 di Madinah, yaitu berdirinya Negara yang Madani, kemenangan perang Badar, perang Khandak,perang Tabuk dan lainnya itu tidak terjadi jika Nabi tidak hijrah di Madinah. Jadi hijrah itu adalah kemenangan yang sebenarnya.

Pertanyaan #1. Bila ada satu peristiwa terjadi kepada seseorang, itu kita sebut sebagai cobaan ataukah musibah. Bagaimana kategorinya? Ada orang yang merasa dia sudah berbuat baik, rajin ke masjid, sedekah, dsbnya, tapi masih juga dapatkan ujian. Melihat hal itu bisa melemahkan jiwa2 manusia. 

Jawaban:

Ujian adalah ketetapan Allah yang pasti berlaku kepada siapa pun di dalam kehidupan dunia ini. Orang beriman diuji, orang kafir juga diuji. Orang kaya diuji, dan orang miskin juga diuji.

QS Al Insan 2: Sesungguhnya Kami menciptakan manusia dari nutfah yang berproses. Kami uji dia, lalu Kami jadikan dia mendengar lagi melihat.

QS Al Mulk 2: Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun

Jangan sampai ada ungkapan: “enak sekali ya menjadi orang kafir, karena kalau jadi orang Islam diuji melulu.” 

Itu tidak benar. Orang muslim diuji, orang kafir juga diuji. Buktinya, yang kena banjir, tsunami, tanah longsor dan sebagainya, bukan orang beriman saja, tapi orang kafir juga.

Allah memberikan ujian kepada orang beriman, adalah untuk mendidik mereka, agar mereka lebih matang dalam menjalani kehidupan ini,  mengasahnya agar lebih baik lagi. Orang yang paling dahsyat ujiannya adalah para Nabi, orang2 terbaik.

Hadist:
“Manusia yang paling dahsyat ujiannya adalah para nabi, kemudian orang-orang yang shaleh, dan ketika mereka diuji dan kemudian tegar, maka ditambah ujiannya." 

Seseorang akan diuji sesuai dengan kadar agamanya. Apabila agamanya kuat maka ujian baginya semakin berat. Namun bila agamanya lemah maka ia akan diuji sesuai dengan kadar agamanya tersebut. Dan ujian itu akan senantiasa menimpa seorang hamba hingga membiarkannya berjalan di muka bumi tanpa memiliki dosa sedikitpun.”

Dengan ujian itu, maka akan ditambah kebaikannya.

Tapi bukan berarti kita minta kepada Allah, “ya Allah ujilah saya, jangan”

Jangan sampai suudzhon kepada Allah juga. Kalau seorang mukmin sudah barang tentu ujian itu dia anggap sebagai cara supaya dia bermuahasabah, merenungi, menghayati apa hikmah di balik kejadian itu, sehingga dia bertobat. Jangan sampai musibah bertubi2 karena kemaksiatan kita.

Ujian kepada orang2 terbaik, berupa pengusiran, dsbnya itu adalah fakta sebuah pertolongan Allah.


Pertanyaan #2: Saat ini sedang menjadi sorotan di masyarakat, bahkan sampai orang2 biasa pun berkomentar tentang dua lembaga penegak hukum di Indonesia sedang bertengkar. Bagaimana sikap kita sebagai kaum muslimin. Di satu sisi kita ingin keadilan ditegakkan. Tapi kita tidak tahu mana yang benar. Wallahua’lam bish showwab. Hanya Allah yang Tahu, Lalu, sebagai muslim, bagaimana kita harus bersikap?

Jawaban:

Ini hal yang menggugah seluruh anak bangsa, maka kita harus menyikapi dengan benar.

Pertama sekali lagi yang harus kita sampaikan, bahwa tidak ada masalah, kecuali dalam Islam ada jawabannya. Karena Allah menurunkan Al Quran dan Sunnah bukan hanya menjadi solusi untuk di zaman Nabi Muhammad saja, tapi hingga akhir zaman. Karena Al Quran dijaga oleh ALlah. Tinggal permasalahannya, umat Islam mau atau tidak mau.

Kedua, bahwa bukti bahwa dia orang Islam, maka tida boleh cuek, tidak boleh diam. 

Hadist: "Siapa pun yang tidak peduli dengan ekadaan umat Islam, maka tidak termasuk golongannya."

Artinya, umat Islam harus cepat merespon keadaan ummat dan bangsa.

Sikap kita dalam menghadapi masalah apa pun, baik dalam tataran individu maupun kelembagaan, mengikuti instruksi Rasulullah SAW. 

Beliau mengatakan: “Tolonglah, bantulah saudara kamu yang berbuat zholim dan yang dizholimi." Sahabat bertanya, kalau menolong saudara kita yang dizholomi kita tahu caranya, tapi bagaimana cara membela orang yang menzholimi?" Caranya, "cegahlah ia."

Kita punya peran yang signifikan dalam berbangsa dan bernegara. Kita tidak boleh melarang orang yang mau menjaga kebenaran. Justru kita harus menampilkan bahwa kita adalah umat terbaik. Umat Islam ketika diberi amanah menjadi anggota dewan, menjadi seorang dosen, maka harus menampilkan yang terbaik untuk seluruh umat manusia. Kita disebut sebagai umat terbaik yang ditampilkan untuk seluruh umat manusia.

QS Ali Imran 110: Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma´ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.

Kalau jadi penegak hukum harus yang terbaik, seniman jadi yang terbaik, wakil rakyat yang terbaik, dosen yang terbaik, dan seterusnya Jangan sampai bila diberi amanat, malah merusak citra Islam. 

Kalau diberi amanat untuk membela keaddilan, maka kita harus ikut membelanya. Dan kalau ada yang berbuat zholim, maka kita harus ikut mencegahnya dari berbuat zholim.

Maka umat Islam harus kuat, secara kelembagaan, kepartaian, mempunyai potensi untuk menyuruh kepada kebaikan dan mencegah kejahatan. 

Action yang dilakukan masyarakat, seperti surat terbuka, demo, dsbnya ini adalah bukti bahwa mereka tidak mendiamkan ketidakadilan.

Pertanyaan #3: Silakan disampaikan ayat2 Al Quran berkaitan dengan An Nashr.

Di antara makar dan tipu daya orang2 kafir sepanjang masa yang diabadikan Al Quran adalah: menangkap, membunuh, mengusir.

QS Al Anfal 30: Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan tipu daya terhadapmu (Muhammad) untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka membuat tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Allah adalah sebaik-baik pembalas tipu daya.

Ulama tafsir mengingatkan kita, kalau ada ayat Al Quran dimulai dengan "idz", maka peristiwa itu akan terulang kembali di tempat mana pun dan di zaman kapan pun. Yaitu:

1. Diusir
Ini terjadi terus sepanjang zaman. Apakah ketika Nabi-nabi itu diusir, itu berarti mereka kalah? Tidak! Justru itu adalah bagian dari kemenangan, itu kemenangan yang hakiki. Seperti kemenangan yang terjadi di Madinah, karena terjadi setelah diusir.

Walau kita tidak minta kepada Allah untuk diusir.

2. Dibunuh, ditangkap.
Orang yang berjuang terbunuh di jalan Allah, itu adalah syahid. Jihad yang benar itu adalah yang seusai aturan Allah dan contoh dari Nabi. Jihad itu membangun,sedangkan teroris merusak. Mujahid itu menyatukan ummat sedangkan teroris memecah belah umat, Sehingga umat ini harus tahu perbedaan antara jihad dengan teror.

Ketika jihadnya benar kemudian dia tewas, maka itu adalah kemenangan karena ia mendapatkan syahid. Bahkan kita tidak boleh mengatakan bahwa mereka itu mati, karena sesungguhnya mereka hidup di mata Allah.

3. Kebenarannya lah yang menang, meski orangnya mati.
Terjadi kepada hambah Allah, Al Ghulam, dibunuh oleh raja yang zholim. Raja tidak senang dengan dakwah, maka dia bunuh Ghulam, tapi ketika Ghulam mati, seluruh rakyatnya malah beriman semuanya. Kami beriman kepada Tuhannya aktifis dakwah ini. .

Kemenangan memang mahal. Kadang-kadang meregut sebuah korban dari perjuangan, tapi itu bukan kekalahan, karena kemenagan ditebus dengan pengorbanan.

Apakah itu adalah ujian atau adzab, bisa dilihat impact setelahnya, apakah kondisi setelahnya bertambah baik, atau bertambah buruk.

Di dalam memahami Islam harus sihhatul masdar (referensinya benar) dan sihhatul manhaj (metodologinya juga benar). Bukan berdasakan opini yang dibangun di masyarakat. Itu berdasarkan Al Quran dan Sunnah. 

Kalau tidak sesuai dengan Al Quran dan Sunnah, maka kita salah, meskipun orang mengatakan kita adalah pakar.

QS Al Hajj 40: Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar