Sabtu, 28 Maret 2015

Edisi Akhir Pekan: Kekokohan Keluarga

Tayangan video:
Di Indonesia tiap tahunnya 7.000 anak di bawah umur harus dihadapkan dengan hukum, bukan hanya sebagai pelaku kejahatan, tapi juga sebagai saksi, atau pun korban.

"Rasulullah mengajarkan bahwa mengajar anak itu dengan lembut. Ada juga dengan keras, bukan dengan emosi, tapi juga dengan pendidikan. Kalau ibunya doyan ngaji, maka sebandel2nya anak, pasti anak bisa ngaji. Kalau orangtuanya berantem terus, sudah barang tentu anak akan mencari jalan yang negatif," papar Ustadzah Tatu.

Host Rere Az Zahra: Kita lihat tadi tayangan tentang keluarga dan permasalahnnya.

Penjelasan Ustadz Ahzami:

Di antara tema kehidupan yang sangat penting adalah Al Makaanah al ‘Usroiyyah (kekokohan keluarga). Islam sangat memperhatikan keluarga, sehingga seolah2 Al Quran itu adalah kitab keluarga. Urgensi Keluarga di dalam Al Quran bisa dilihat sebagai berikut:

1. Betapa banyak surat yang berbicara ttg kekokohan keluarga. 

Yaitu seperti surat Ali Imran, An Nisa, An Nur, Luqman, dsbnya. Bahkan ada 1 surat, yaitu Surat At Tahrim, yang seluruh ayatnya berbicara ttg keluarga. Ayat 1-5 bicara tentang keluarga Nabi Muhammad. Ayat 6-9 bicara tentang keluarga kaum muslimin. Ayat 10-12 berbicara tentang keluarga Nuh as, Luth as, Mariam as. Ini merupakan kepedulian Al Quran terhadap keluarga.

2. Keluarga secara Bahasa maknanya adalah benteng. Apa korelasi antara keduanya?

a. keluarga disebut benteng karena keluarga itu yang membentengi anggota2nya dari bahaya2 yang membahayakan, bahaya pergaulan, dsbnya. Itu semua dijauhkan dari keluarga. Ketika seseorang berasal dari keluarga yang kokoh keimanannya, akan dijaga oleh Allah dari bahaya kehidupan ini.

b. benteng bagi sebuah jamaah.
Karekteristik ajaran Islam adalah ajaran yang mengajarkan kita berjamaah. Allah emnyintai hamba2Nya yang berperang di jalan Allah dalam keadaan shaf (barisan yang rapi dan kokoh).
Biasanya jamaah yang kuat itu adalah jamaah yang anggota2nya berasal dari keluarga terbaik.

c. Sebuah masyarakat yang anggota2nya berasal dari kokoh akidahnya, benar ibadahnya, benar wawasannya, maka segala tawuran, begal dsbnya itu tidak akan berkembang.

d. Benteng Negara.
Ketika menginginkan Negara yang kuat, kokoh, yang tidak mudah diintervensi oleh Negara, maka keluarga ini mempunyai peran yang sangat besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Keluarga merupakan lembaga kemanusiaan yang termahal. Rasulullah adalah pemimpin yang terbaik, karena beliau adalah pemimpin terbaik di keluarganya.

e. Keluarga adalah benteng dakwah.
Islam adalah agama dakwah. Kita menyeru seluruh umat manusia agar mendengar Islam. Agar rahmat Allah hanya bukan kita saja yang menikmati. Islam tidak diutus untuk bangsa Arab saja, atau kelompok tertentu saja, tapi untuk seluruh alam semesta.
Dakwah ini akan kokoh, akan indah, sehingga manusia berbondong2 masuk ke dalam Islam, ketika aktifis dakwah ini berasal dari keluarga yang kokoh, di mana aturan Allah ditegakkan, sehingga yang terjadi adalah rumahku syurgaku.

3. Prioritas dalam mendidik adalah dimulai dari keluarga.
Dan berilah peringatan dimulai dari keluarga-keluarga kalian.

QS At Tahrim 6: Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;

Bangsa yang baik dimulai dari pendidikan. Pendidikan bukan segala2nya, tapi segala2nya dimulai dari pendidikan.

Sahabat2 Rasulullah adalah manusia2 terbaik karena dididik oleh Rasulullah SAW.

Orang yang paling wajib mendidik anak adalah orang tuanya. Guru yang kita cintai adalah sebatas asisten, yang membantu meringankan beban orang tua dalam mendidik anak2 sehingga orang tua tidak boleh menyalahkan para guru ketika ada hal yang tidak beres pada anaknya.

Apa urgensi keluarga yang kokoh (al usroh al makiinah)?

1. Di tengah2 keluarga yang kokoh ini akan muncul pemimpin yang diridhoi oleh Allah, yang membawa rakyatnya kepada kesejahteraan yang hakiki, yang membawa rakyatnya kepada yang diridhoi Allah SWT. Itu lah ketika kita berdoa, agar anak2 kita, istri kita agar menjadi qurrota a’yun, lalu ditutup dengan waj ‘alnaa lil muttaqiina imaamaa (QS Al Furqan 74).

QS Al Furqan 74: Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.

Jadi kita akan mendapatkan pemimpin terbaik karena mereka berasal dari keluarga terbaik.

Pertanyaan #1. Kementrian agama mengeluarkan data, terjadi 400 ribu perceraian tiap tahun di Indonesia. Kemiskinan yang tinggi, salah satunya factor ekonomi yang memicu perceraian. Bagaimana Al Quran memandang hal ini?

Jawab:

Ini adalah berita yang membuat kita bersedih. Meski penduduk Indonesia jumlahnya banyak, tapi angka 400 ribu tidak boleh kita anggap sedikit.

Memang perceraian itu bukan berarti kiamat, karena thalaq adalah bagian dari ajaran Islam. Cerai itu bukan solusi awal. Ia adalah solusi terakhir.

Kalau dikaitkan dengan ekonomi lemah, tidak semua keluarga yang bercerai itu karena miskin. Banyak juga yang dulunya miskin mereka rukun, lalu ketika sudah menjadi kaya malah bercerai. Jadi artinya, faktor ekonomi bisa saja menjadi penyebab perceraian, tapi sebab utamanya, adalah karena pemahaman yang tidak benar tentang keluarga. Anak putra dan anak putri yang mau dikawinkan perlu dipersiapkan.

Ulama mengatakan, usia 15 tahun sudah baligh itu, bukan secara fisik saja, tapi sudah dipersiapkan untuk mencari nafkah. Tidak dikatakan anak laki2 itu harus kaya, tapi siap mencari nafkah. Begitu juga yang anak perempuan, ia siap menjadi mitra laki2 yang akan menjadi suaminya. Dikatakan dalam hadist bahwa perempuan adalah saudara kandungnya laki2. Ini pertanda bahwa perempuan adalah mitranya laki-laki.

Bagaimana mau menjadi keluarga yang kokoh, jika pertemuan pertamanya di tempat2 tidak terpuji. Apalagi jika diketahui istrinya dulu berpacaran, atau istrinya tahu suaminya dulu berpacaran, sehingga ketika suaminya pergi ke luar negri, hatinya was2 memikirkan apakah istrinya akan berkhianat apakah tidak, atau pun sebaliknya.

Rumah tangga itu bukan sekedar untuk memenuhi kebutuhan biologis. Tidak! Ini adalah ikatan hingga di akhirat nanti. Ini adalah proyek Robbani yang sangat besar. Ini membutuhkan persiapan mental, pemahaman, dan ekonomi. Ketika dia kawin, ini adalah perkawinan dua keluarga besar, sehingga ada kesungguhan dalam menjaganya.


Pertanyaan #2. Rasulullah pernah menyatakan baiti jannati. Tentunya kita semua ingin menjadikan rumah tangga kita itu syurga kita. Faktor2 apa yang bisa menjadikan hal itu terwujud?

Jawab:
Kalau kita berbicara tentang keluarga yang kokoh, sudah barang tentu di dalam Al Quran dan As Sunnah sudah ada contohnya. Keluar

1. Uswah hasanah
“Laqod kaana lakum fii rosulillahu uswatun hasanah, liman kaana yarjullaaha wal yaumal aakhira wadzakarallaaha katsiira”
QS. Al Ahzab 21: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

Seorang suami harus menjadi uswatun hasanah (teladan yang baik). Ketika suami memberikan nasehat kepada istrinya, maka ia harus lebih dahulu melakukannya. Ketika menyeru kepada anak2nya untuk melakukan kebaikan, maka dia yang terdepan melakukannya. Keteladanan adalah yang terdepan.

Ada ungkapan Bahasa Arab yang artinya “setiap anak perempuan itu membanggakan bapaknya.” Karena bapaknya, ketika berbicara, ia bicara yang baik. Ketika dia bekerja, bekerjanya tidak asal-asalan. Ketika dia mengajar, dia mengajarkan yang terbaik.

2. Manajerial yang benar
Jangan bermimpi keluarga kita akan kokoh ketika manajerialnya tidak benar.
Keluarga itu seperti perusahaan. Seorang direktur, setinggi apa pun akademisnya, kalau tidak punya mitra, maka tidak akan maju.
Mitra kerja suami adalah istrinya.

QS An Nisa 34-35:
34. Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Maka perempuan-perempuan yang saleh, adalah mereka yang taat kepada Allah dan menjaga diri ketika suaminya tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka). Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi, jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Mahatinggi lagi Mahabesar.

35. Dan jika kamu khawatirkan terjadi persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam (juru damai) dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-istri itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti.

Di ayat 34, “bi maa fadhdholalloohu” ada kata “maa”. Di dalam Bahasa Arab, “maa” itu adalah isim mausul yang paling universal. Jadi, ketika laki2 diangkat menjadi pemimpin keluarga, maka hal itu tidak gratis.

Laki2 itu menjadi pemimpin bagi istrinya, bukan karena sekedar jenis kelaminnya yaitu laki2, tapi karena dia punya nilai lebih. Nilai lebih akidahnya, nilai lebih akhlaqnya, nilai lebih ibadahnya.

Kaburo maktan indallahi antaquluu maalaa taf ‘aluun”
QS As-Shaf 3: Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.

Jangan sampai sebatas menjadi suami yang pandai ceramah, tapi tidak pandai menjalankan apa yang ia ceramahi.

3. Memberikan nafkah kepada istri2 dan anak2nya
Bagaimana bisa kokoh rumah tangganya, kalau istrinya menyuci pakaian tetangganya demi mencari nafkah, lalu suaminya sibuk menikah dengan perempuan lain. Ini memberi efek yang buruk pada poligami. Seolah2 poligami itu salah. Padahal .yang salah bukan poligaminya, tapi pelaksananya.

Suami sehebat apa pun, ia tidak akan bisa sendirian. Ketika ada suami yang menjadi orang besar, maka di belakangnya ada juga orang yang besar, yaitu istrinya.

Seorang istri yang disebut solihah itu punya dua sifat:
1. qonut, bukan sekedar taat.
Taat itu bersifat umum. Sedangkan qonut itu taat yang sebenar2nya taat. Sehingga tidak ada lagi ketakutan2 perselingkuhan ketika suaminya sedang tidak ada
2. haafidzhot, menjaga kehormatan

Manajemen yang baik adalah suami bertanggung jawab,menjadi contoh, dan istrinya sholihat.

4. Tarbiyah (Pendidikan)
Tarbiyah bukan segala2nya tapi semua kehidupan ini dimulai dengan tarbiyah.
Tarbiyah yang seperti apa?
a. pendidikan secara prefentif,

QS At Tahrim 6: yaa ayyuhalladziina aamanu quu anfusakum wa ahliikum naaro

Jangan sampai setelah anak, naudzubillahi mindzalik, hamil, barulah orang tuanya geger bertanya ke ustadz.. Kenapa sebelum2nya tidak bertanya kepada para ulama, “wahai ustadz bagaiamana pendidikan buat anak perempuan saya?”

QS Al-Israa’ 32: Dan janganlah kalian mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.

Mendekati saja sudah diharamkan, apalagi melakukannya.

Rumah tangga kita kokoh karena dilakukan tarbiyah pencegahan.

QS Al An’am 152: Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat,.

Ini pelajaran agar anak tidak mengambil harta orang lain. Tidak akan terjadi dalam rumah tangga kita

Rasulullah ketika akan membagikan harta berupa kurma, ketika cucunya mengambil kurma, beliau berkata, “wahai cucuku jangan kau mengambil harta

Jadi dari kecil sudah diajarkan, untuk tidak dibiarkan mengambil harta orang lain, sehingga tidak akan menjadi koruptor ketika sudah besarnya.

Demikian pelajaran kita hari ini tentang kekohohan keluarga. Tidak sekedar menjadi wacana, tapi akan lahir masyarakat2 yang mulia dari keluarga2 ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar