Rabu, 25 Maret 2015

Shodaqoh dan Taubat


Hidup di bawah naungan Al Quran adalah sangat indah, di antaranya, kesalahan2 kita ditutup dan dihapus oleh Allah SWT. Di antara amalan yang menjadikannya adalah shodaqoh dan taubat,

Diberi kemudahan untuk shodaqoh ini, adalah sebuah hal yang luar biasa. Karena sebagian manusia ada yang merasa berat mengeluarkan shodaqoh dengan alasan bahwa ia sudah capek bekerja tapi kenapa uangnya diberikan untuk shodaqoh.

QS Al Baqarah 271: Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Ash shodaqoh bisa menghapuskan dosa2 kita. Bukankah kita manusia pernah melakukan dosa? Dan kita ingin dosa kita dihapuskan Allah. Tidak ada di dunia ini orang yang bershodaqoh menjadi jatuh miskin. Harta tidak akan berkurang dengan shodaqoh, justru dengan bershodaqoh harta semakin bertambah dan shodaqoh juga akan membawa kebersihan diri kita dari dosa2.

Allah memberikan kemudahan2 kepada kita dalam bershodaqoh, yaitu bisa dengan cara rahasia, dan bisa juga dengan secara terang2an.

Tapi di sini juga dijelaskan, jika kita mengeluarkan shodaqoh, lebih baik kepada saudara dan tetangga terdekat, dan lebih afdol dengan cara rahasia. Karena itu lebih selamat dari penyakit riya’. Tapi itu tidak mutlak, karena bisa jadi mengeluarkan shodaqoh secara terang2an itu lebih mulia. Ketika kita membayar zakat itu niatnya agar saudara2 lain bersemangat mengikuti kita, dan maka kita mendapat pahala dua, yaitu pahala shodaqoh dan pahala memberikan contoh agar diikuti.

Ada banyak hadist yang berbicara tentang keutamaan2 amal. Ada yang mengatakan, amal yang paling uatam adalah menuntut ilmu, ada juga memberi makan orang miskin, ada juga jihad.

Ulama2 seperti Ibnul Qoyyim memberikan penjelasan kepada kita cara memahaminya. Yaitu melihat kondisinya. Ketika kita tinggal di masyarakat yang beragama Islam, tapi tidak paham Islam, maka tholabul ilmi (menuntut ilmu) adalah lebih utama dari amal2  yang lain. Ada juga kondisi yang di mana orang2 kelaparan, bahkan orang bisa murtad karena kemiskinan, maka memberi makan orang miskin lebih utama dari amal yang lain. Ketika kaum muslimin tinggal di wilayah di mana orang2 Islam dibunuhi, maka jihad adalah amal yang utama.

Pada dasarnya menyembunyikan ketika bershodaqoh itu lebih utama. Juga berdasarkan hadist riwayat Bukhari dan Muslim, ada tujuh golongan yang dilindungi oleh Allah, di antaranya adalah seorang yang memberikan shodaqoh dia sembunyikan sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang dilakukan oleh tangan kanannya.”

Tapi melihat konsederannya, di mana ia melihat orang lain pada malas sodaqoh, maka terang2an bershodaqoh adalah lebih utama, agar orang2 meneladaninya.

Ketika kita dulu belum aktif ikut pengajian, ketika kita belum bertemu dengan orang2 yang salih, kita banyak berbuat dosa. Lalu bagaimana agar dosa-dosa kita dihapus oleh Allah?

QS At Tahrim 8: Wahai orang-orang yang beriman! Bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapuskan kesalahan-kesalahanmu, dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak mengecewakan Nabi dan orang-orang yang beriman yang bersama dengannya; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka berkata, "Ya Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan ampunilah kami; sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu."

Ayat ini dengan jelas, Allah SWT menjamin dan jaminan Allah adalah pasti, agar kita segera bertobat, agar kembali kepada Allah agar dihapuskan dosa2 kita.

Jangan menunggu waktu tua, jangan menunggu waktu pension, jangan menunggu ketika kita tidak ada pilihan lagi. Jangan!

Yang harus kita pahami, bahwa yang menjadikan dosa2 kita diampuni oleh Allah adalah taubatan nasuha (taubat yang murni, yang sebenar2nya).

1. Kenapa bunyinya taubatan nasuha, kenapa bukan taubatan nasuhatan. Secara Bahasa, harus komitmen dengan dua perkara, yaitu jika yang di depannya berupa mu’annats (perempuan), maka yang bagian belakang juga harus mu’annats.

2. Ungkapan ‘asa robbukum, ketika diisnatkan kepada Allah, ini bukan berarti barangkali (seperti ketika dinisbatkan kepada manusia), tapi ketika dinisbatkan kepada Allah, maka ia berarti adalah sebuah kepastian.

3. Betapa besarnya pahala orang yang bertobat dan minta ampun kepada Allah SWT, di sini Allah menggunakan kata jamak, dan Allah juga menggunakan kata Jannaat (surga2).

Pertanyaannya, apa syaratnya bahwa taubat kita itu betul2 disebut nasuh? Apa tandanya bahwa taubat kita diterima Allah?

1. Kita mengakui bahwa kita berbuat dosa, berbuat dzholim.
Karena tidak sedikit di dunia ini ketika orang berbuat dosa, malah bangga dengan perbuatannya. Ada yang bangga kalau dia bisa menjelek2kan Islam, ada yang bangga kalau umat Islam dijerumuskan, dsbnya.

2. Menyesali
Jangan sampai mengulangi lagi. Dia mengoreksi diri lagi, kenapa dulu dia berzina, kenapa dia korupsi, dsbnya, dia menyesali itu semua.

3. Mencabut
Seseorang itu bertobat, maka tandanya dia cabut perbuatan itu. Dia akan meninggalkan dengan mencari yang halal. Ketika dia membuka auratnya dengan profesinya, maka dia tinggalkan profesi itu.

4. Memperbaiki
Kalau dulu tidak sholat, sekarang menjadi sholat, kalau dulu tidak sholat berjamaah, sekarang sholat berjamaah, dstnya.

5. Menjelaskan
Ketika dia berbuat sesuatu atau mempunyai kebijakan yang merugikan umat Islam, atau mengatakan hal yang menyesatkan umat Islam dengan mengatakan bahwa lintas agama itu boleh dsbnya. Maka dia harus menjelaskan kepada bangsa.
Jangan sampai mendzholimi umat Islam bertahun2 , dan dia mengatakan bahwa saya sudah tobat dengan menjalani haji dan umrah… Itu adalah salah! Dia harus menjelaskan kembali kepada umat bahwa dulu dia adalah salah.
Sebagaimana ulama yang menulis buku yang berjudul Ath Tho’tu (saya bersalah), untuk menjelaskan kesalahannya.

QS Al Baqarah 159-160:
159. Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat melaknati,
160. kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itulah Aku menerima taubatnya dan Akulah Yang Maha Menerima taubat lagi Maha Penyayang.

Kalau dosanya kepada orang, bukan kepada Allah, maka dia harus meminta maaf kepada orang yang dia dholimi. Kalau itu berupa korupsi, maka ia harus mengembalikan uang itu. Kalau memenjarakan seseorang, tobatnya harus mengeluarkan orang itu dari penjara. Kalau ada yang menjatuhkan nama baik seseorang, maka tobatnya adalah ia harus menjelaskan dengan mengembalikan nama baik orang yang dia jatuhkan itu.

Tidak bisa mengatakan saya sudah bertobat dengan sudah berhaji dan umrah. Tidak!

Semoga kita senantiasa mendapatkan rahmat dan ridho Allah. Aamiin..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar