Jumat, 13 Maret 2015

Fiqih Penyikapan

Realitas kehidupan kita sekarang membutuhkan pemahaman yang benar tentang bagaimana bersikap. Di hari-hari belakangan ini kita mengikuti realita yang membutuhkan sikap yang jelas. Penyikapan ini sangat dibutuhkan, karena manusia itu tidak hidup sendirian, tapi manusia itu bermasyarakat. Di dalam masyarakat itu ada 3 jenis manusia:

1. Al mukminuun, orang-orang beriman
2. Al kaafiruun, orang-orang kafir
3. Al munafiquun, orang-orang munafik

Bagaimana sikap kita terhadap orang-orang beriman?
1. Al wala, loyalitas
Orang-orang beriman yang bagaimana? Yaitu yang sesuai dengan yang diceritakan oleh Al Quran. Ini tidak dibatasi oleh etnis mana pun, dari negara mana pun, asalkan dia beriman, maka kita harus berikan loyalitas kita.

QS Al Maidah 5: Sesungguhnya penolongmu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, seraya tunduk (kepada Allah) 

Orientasi kehidupan kita hanyalah Allah. Di dalam ayat ini tidak titik setelah menyebutkan wali kita adalah Allah dan Rasulullah, tapi masih ada koma, yaitu wali kita juga orang2 beriman. Dijelaskan juga siapa wali kita yang berupa orang2 beriman ini, yaitu:
Mendirikan sholat, membayar zakat, dan orang2 yang senantiasa ruku (tunduk pada Allah).

Di ayat di atas. "mendirikan sholat" dan "membayar zakat" menggunakan jumlah fi'liyyah, yang menggambarkan bahwa dua kegiatan itu adalah kegiatan yang ditetapkan waktunya, tidak dilakukan terus menerus. Sedangkan "wahum rookiuun" (dan mereka senantiasa ruku') menggunakan jumlah ismiyyah, menunjukkan bahwa ruku' (tunduk kepada Allah) adalah hal yang selalu dikerjakan oleh orang-orang beriman.

2. Mahabbah, memberikan cinta kepada orang-orang beriman.
Keberpihakan kita kepada orang-orang beriman harus senantiasa diberikan. Jangan kita mencintai seseorang dikarenakan jabatan, harta, dsbnya.

QS Al Hasyr 9: Dan orang-orang (Anshar) yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah ke tempat mereka. Dan mereka tidak menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (Muhajirin), atas dirinya sendiri, meskipun mereka juga memerlukan. Dan siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran, maka mereka itulah orang orang yang beruntung.

Negara, masyarakat yang beruntung adalah yang saling menyintai saudaranya. Tidak ada aksi saling menjatuhkan, memfitnah, mencurigai.

3. Membela dan mendukung.
Siapa pun orang yang jujur dalam keimanan, ia harus senantiasa membela dan mendukung orang beriman.

4. Husnudzhon (berbaik sangka)
Jangan sampai orang beriman mempunyai prasangka buruk. Rakyat percaya pada pemimpinnya, dan pemimpinnya sayang dan husnudzhon pada rakyatnya. Sehingga terbentuk quwwatun jundiyyah dan quwwatun qiyadah.

Narkoba yang sudah membunuh anak bangsa, tidak boleh dibiarkan.

Bagaimana sikap kita kepada orang-orang kafir? 
1. Tidak boleh memaksa orang-orang kafir untuk mengikuti ajaran Islam.
Seluruh bentuk pemaksaan dalam Islam dilarang. Inilah satu-satunya agama yang memberikan kemerdekaan. Di mana pun negara yang benar-benar menegakkan Islam secara benar, maka non muslim tidak akan dizolimi.

2. Tidak boleh berbuat dzholim
Ketika dengan non muslim saja kita tidak boleh berbuat dzholim, apalagi terhadap saudara kita. Setiap muslim yang berada

Hadist Nabi: "Barangsiapa yang menyakiti kafir dzimmy maka dia telah menyakiti aku."

Seluruh pemimpin yang benar-benar mengamalkan Islam, akan menjalankan hal itu.

Ketika Palestina dipimpin oleh Umar bin Khattab setelah Palestina dijajah oleh Romawi, apa yg dikatakan Yahudi penduduk Palestina? "Saya baru kali ini merasakan tenangnya ibadah di tempat ini setelah dipimpin oleh Umar bin Khattab."

3. Kita harus waspada dari permusuhannya.
Kita harus adil, yaitu kita tidak sekedar tidak dzholim terhadap orang-orang kafir, tapi kita juga harus waspada karena secara umum orang-orang kafir tidak senang umat Islam bersatu.

Jangan sampai negri yang penduduknya mayoritas muslim setiap hari disuguhi dengan berita bertengkarnya pemimpin dengan rakyatnya yang notabene adalah muslim. Pemimpin diusahakan untuk memusuhi rakyatnya, dan rakyaatnya dibuat untuk mencurigai pemimpinnnya. 

QS Al Anfal 30: Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan tipu daya terhadapmu (Muhammad) untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka membuat tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Allah adalah sebaik-baik pembalas tipu daya.  

Wayamkuruunaa wayamkurullah wallahu khoirul maakiriin (Mereka membuat tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Allah adalah sebaik-baik pembalas tipu daya.)

Bagaimana bersikap kepada orang-orang munafik?

Kita semua tidak boleh menuduh bahwa fulan itu munafiq, karena munafiq i'tiqodi (yang berupa keyakinan di dalam hati), hanya Allah yang tahu; sedangkan munafiq amali, bisa terlihat dari perbuatan. Seperti apa munafiq itiqodi? Ia mengaku Islam, tapi tidak suka bila ekonomi Islam, dengan seni Islam, pendidikan Islam, dll. Seperti apa munafiq amali? Ia berbohong, mengingkari janji, tidak amanah.

1. Kita harus mengetahui sifat-sifat mereka sehingga kita tidak akan salah alamat, yaitu jangan sampai orang beriman dikira munafik, sedangkan orang munafik dipikir sebagai orang beriman.

Di awal Surat Al Baqarah ada 3 ayat tentang orang beriman, tentang orang kafir hanya 2 ayat, tapi begitu bicara tentang orang-orang munafiq ada 13 ayat yaitu ayat 8 sampai ayat 20.

Di antara manusia ada yang berkata, kami beriman kepada Allah dan hari Akhir, tapj Allah mengatakan bahwa mereka tidak beriman karena hal itu sebatas di ucapannya saja.

2. Waspada dari permusuhan mereka dengan sebenar-benarnya waspada. 
Kenapa waspada yang lebih? Karena waspada kita dengan orang-orang kafir adalah mudah, karena dapat terlihat langsung seperti penjajahan orang kafir ke Indonesia.Sedangkan permusuhan dari  orang-orang munafiq sulit untuk diketahui, maka dari itu kita harus lebih waspada.

Kenapa Belanda bisa menjajah Indonesia selama 350 tahun, padahal jumlah penduduk Belanda jauh lebih sedikit. Ini bukan karena kehebatan bangsa Belanda, tapi dikarenakan ada orang Indonesia yang menjadi anteknya bangsa asing. Dan kita tidak ingin dijajah lagi walau dalam bentuk berbeda.

QS Al Munafiqun 4: Mereka itulah musuh yang sebenarnya, maka waspadalah terhadap mereka 

Kata "humul aduww" (mereka itulah musuh yang sebenarnya), sebenarnya bisa juga dikatakan dengan "hum aduww" (mereka adalah musuh), tapi Allah berikan "Al" pada "aduww" untuk mempertegas, bahwa orang-orang munafiq adalah musuh yang sebenarnya.

Mereka beragama islam tapi kok hobinya anti islam. Setiap yang berkaitan dengan Islam selalu dikaitkan dengan ungkapan-ungkapan yg tidak mengenakkan, sehingga umat Islam takut dengan Islam. Kita harus waspada terhadap orang-orang munafik seperti ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar