Senin, 30 Maret 2015

Para Pewaris Syurga

Seperti apa orang2 yang mewarisi syurga?

Mari kita tadabburi satu per satu QS Fathir 32-35:
QS Fathir 32. Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan dan ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang besar.

Allah menjelaskan sifat2 orang yang masuk ke syurga.

Hadist:
Seseorang masuk ke masjid, maka dia berkata, “Ya Allah, rahmatilah keasinganku dari Allah, berikan aku ketentraman, jinakkan lah kebuasanku, dan giringlah untukku teman yang saleh.”
Maka ketika Abu Darda mendengar doa orang seperti itu, berkata “jika kamu benar, sungguh saya adalah orang yang lebih bahagia daripada kamu sendiri, karena aku mendengar Rasulullah membacakan ayat ini: “Di antara mereka adalah orang yang mendzholimi dirinya, dan di antara mereka ada orang yang sedang2, dan di antara mereka ada yang duluan berbuat kebaikan (QS Faathir 32).”
Mereka berkata, seperti apa orang yang cepat dengan kebaikan2 dan seperti apa nanti dia di syurga?
1. Orang yang cepat berbuat kebaikan, akan cepat masuk syurga tanpa hisab.
2. Adapun orang yang sedang, seperti kondisinya? Maka dia dihisab dengan hisab yang mudah, ringan, sebentar.
3. Ada pun orang yang mendzholimi dirinya sendiri, maka dia diperhentikan di maqom (tempat tertentu) sehingga kesedihan, ketidaktenangan memasuki dirinya.
Siapa yang tidak tenang, ketika saudara2nya sudah masuk syurga? Dia dipenjara di tempat tertentu sampai akhirnya nanti dia masuk syurga.

Kenyataannya, komitmen kaum muslimin berinteraksi dengan Al Quran berbeda2, maka berbeda2 pula tngkat kecepatan mereka masuk ke syurga.

QS Faathir 33: (Mereka akan mendapat) surga 'Adn, mereka masuk ke dalamnya, di dalamnya mereka diberi perhiasan gelang-gelang dari emas dan mutiara, dan pakaian mereka di dalamnya adalah sutera.

Balasan kepada kaum muslimin di syurga, adalah syurga ‘Adn, dan diberikan perhiasan emas dan mutiara, diberikan pakaian sutra. Itu diharamkan di dunia, tapi di akhirat itu dihalalkan. Karena akhirat adalah negri balasan, bukan lagi negri ujian seperti di dunia. Bukan saja menjadi dihalalkan, tapi kualitasnya jauh lebih baik.

Ibnu Umar mengatakan, kalau saja ada nama2 benda di akhirat yang sama dengan di dunia, itu sekedar namanya saja yang sama, tapi kualitasnya tidak akan sama.

Hadist Nabi dalam Sahih Bukhari, “Perhiasan2 yang menyenangkan manusia itu, emas, perak, sutra, itu adalah untuk orang2 kafir di dunia, dan untuk kalian kaum muslimin di akhirat.

Hadist riwayat Anas bin Malik, “Barangsiapa yang memakai sutra di dunia, maka dia tidak akan bisa memakainya di akhirat.”

Kaum muslimin, bersabarlah. Dunia ini bukan negri balasan, tapi ini negri ujian. Sesuatu yang disenangi manusia akan hilang sedikit demi sedikit. Bukan itu yang kita kejar. Karena dulu di dunia diharamkan, akan dia dapatkan nanti di akhirat.

Allah di ayat yang lain menjelaskan tentang penghuni syurga ttg baju berwarna hijau terbuat dari sundus.

QS Al Kahfi 30-31:
30. Sungguh, mereka yang beriman dan beramal saleh, Kami benar-benar tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang mengerjakan perbuatan yang baik itu.

31. Mereka itulah yang memperoleh surga 'Adn, yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; (dalam surga itu) mereka diberi hiasan dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. (Itulah) sebaik-baik pahala, dan tempat istirahat yang indah;

QS Faathir 34: Dan mereka berkata, "Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kesedihan dari kami. Sungguh, Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.

Ketika kenikmatan2 itu begitu sempurna, dinikmati oleh orang2 beriman, mereka tetap tinggal di taman2 syurga yang tinggi, lalu mereka bertahmid memuja-muji Allah, yang Telah Menghilangkan rasa takut, dihilangkan dari seluruh ketakutan malapetaka akhirat.

Apa kata mereka?

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Yang telah Menghilangkan seluruh kesedihan dari kami. Sesungguhnya Rabb kami benar2 ghofur dan syakur (QS Faathir 34).

Yang perlu ditadaburi di ayat ini, Al Hazan, itu mencakup seluruh bentuk kesedihan2. Artinya, kalau kita ingin bebas dari seluruh kesedihan, maka jadilah kita penghuni syurga, karena akan dihapus seluruh bentuk kesedihan. Mencakup kesedihan masuk neraka, kesedihan sakit, kesedihan dosa, kesedihan takut taatnya tidak diterima oleh Allah SWT.

Kesedihan hilangnya nikmat. Di dunia ini, semakin orang menyintai harta benda, biasanya semakin tinggi tingkat kesedihannya ketika ia kehilangan harta bendanya. Ketika sangat menyintai anaknya, ia akan sedih berlebihan ketika kehilangan anaknya. Ketika menyintai kedudukannya secara berlebihan, maka ia akan sangat bersedih ketika kehilangan kedudukannya, dsbnya.

Tidak ada lagi kesedihan yang berupa takut akan akibat dari suatu perbuatannya. Di dunia ini tidak sedikit perbuatan yang menyenangkan, tapi ia takut akibatnya. Zina, maka ia takut akibatnya, dsbnya. Bahkan mungkin memakan makanan yang halal pun, manusia bisa takut akibatnya, seperti gula darah, kolesterol, dsbnya. Di syurga, tidak ada makanan yang menyebabkan takut akibatnya.

35. Yang dengan karunia-Nya menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga); di dalamnya kami tidak merasa lelah dan tidak pula merasa lesu.

Penghuni syurga itu diberikan kekuatan yang luar biasa. Hadist: seorang suami diberikan istri atau bidadari, maka kekuatannya seperti kekuatan 100 orang.


Itu kenikmatan2 yang ada di syurga, yang ketika ia hidup di dunia, di bawah naungan Al Quranul Karim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar