Sabtu, 21 Maret 2015

Edisi Akhir Pekan: Pembinaan Remaja

Kasus tato Hello Kitty yang menjadi penyebab penyiksaan remaja akhir-akhir ini dan juga kasus-kasus lainnya yang berujung pada pembunuhan yng dilakukan oleh remaja adalah hal yang sangat menyayat hati. Naudzubillahi min dzalik.

Bagaimana Al Quran memandang pemuda, ya ustadz?

Jawaban ustadz

1. Pada dasarnya para pemuda mempunyai potensi yang besar. Potensi besar itu bisa membawa kepada kebaikan atau malah kebalikannya.

Bagaimana kita mengetahui bahwa pemuda ini mempunyai potensi yang besar, yang bisa mengubah dunia?

Kita lihat, Ibrahim as adalah pahlawan tauhid. Beliau lah yg menghancurkan dosa terbesar, yaitu dosa syirik. Ketika masyarakatnya menyembah patung-patung berhala, dia hancurkan tuhan2 palsu itu. Ketika orang2 bertanya, siapa yg menghancurkan, "kami mendengar ada pemuda (fata)., Di sini Nabi Ibrahim masih sebagai pemuda ketika beliau menghancurkan berhala-berhala itu.

QS Al Anbiya 60: Mereka berkata: "Kami mendengar ada seorang pemuda yang mencela mereka (berhala-berhala ini), namanya Ibrahim".

Allah menjelaskan tentang Ibrahim dengan sebutan ummat, “sesungguhnya Ibrahim adalah ummat.” Yang kita tahu ummat itu adalah orang banyak sedangkan Ibrahim itu 1 oramg. Ternyata potensi Ibrahim seperti kumpulan potensi ummat yang banyak.

QS An Nahl 120: Sesungguhnya Ibrahim adalah ummat (seorang imam) yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan),

Seperti juga ashabul kahfi, yaitu 7 pemuda yang mampu untuk melawan raja saat itu.

QS Al Kahfi 13: Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.

Sesungguhnya mereka adalah pemuda yg beriman pada Rabb nya.

Pemuda adalah agen perubahan yang luar biasa. Mereka siap untuk melakukan perubahan, asalkan diarahkan ke arah yg lebih baik atau lebih buruk. Ini tergantung dengan pendidikan yang kita berikan.

Di dalam Islam tidak diajarkan
1. Tawuran
2. Narkoba
3. Zina

Itu semua terjadi karena anak tidak dididik dengan didikan yang sebenarnya.

Orang tua sibuk dengan dunianya sendiri. Mereka berpikir yng penting putra putrinya sudah mereka kirim untuk pergi ke sekolah. Maka dari itu perlu ada mutabaah/mengevalusasi. Apakah benar anak kita pergi ke sekolah.

Bisa jadi anak itu berubah menjadi begal padahal mereka masih anak sekolah, karena orang tua salah dalam mendidiknya. Di antara malapetaka yang menimpa masyarakat adalah begal, anak terkena narkoba.

Ketika maksiat lebih dominanan, maka Allah akan hancurkan bangsa itu

QS Al Anam 6: Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyak generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain.

Putra putri kita jangan sampai kita biarkan dengan alasan kesenian budaya, padahal itu kegiatan kemaksiatan.

Apa kewajiban kita, sebagai manusia secara utuh yaitu sebagai ortu, sebagai anggota masyarakat, sebagai anak bangsa?

Pertama2, apa kewajiban ortu terhadap putra putrinya?

1. Mendidik mereka.
Menjaga fitrahnya. Yaitu jujur, hormat pada orang tua, malu berbuat kesalahan.

2. Kembangkan
Kembangkan kejujurannya, kembangkan hafalan Al Quran nya, potensi kelebihannya.

Insya Allah sebelum kita kirim anak kita ke pesantren, mereka sudah menjadi anak2 yg baik. Kalau dulu ada pandangan bahwa pesantren itu tempat buangan anak2 nakal, seolah2 pesantren itu bengkel memperbaiki anak. Kini tidak lagi seperti itu. Anak kita kirim ke pesantren agar mereka yang sudah baik-baik kita didik di rumah, akan menjadi lebih baik lagi dididik oleh ustadz dan ustadzah mereka.

Pertanyaan #1.
Kekerasan sampai pada kasus pembunuhan. Kewajiban mendidik kan bukan hanya ada pada orang tua, tapi juga ada di masyarakat. Bagaimana peran masyarakat dalam hal ini?

Sebelum keterlibatan masyarakat, memang perlu dipertegas bahwa yg pertama adalah kewajiban orang tua.

Hadist:
Anak lahir dalam keadaan fithrah, kedua orang tuanya lah yg menjadikannya Yahudi, Nasrani, Majusi.

Tidak dikatakan orang tua nya lah yang  menjadikan anak itu Islam, karena Allah jadikan setiap anak yang lahir itu dalam keadaan Islam.

Jadi kalau ada anak nakal, yg perlu dimutabaahi (dievaluasi) adalah ortunya.

Peran masyarakat:
1. Mempunyai perasaan bersama bahwa pemuda pemudi itu bagian dari kita. Kita harus merasa memiliki. Ketika ada anak terkena tawuran, narkoba atau pacaran yg bahaya.
Jangan katakan, ah itu kan anak orang.

Ketika ada rumah tetangga yang kebakaran, lalu yang kebakaran berikutnya rumah siapa?

Kewajiban mendidik anak bukan berhenti pada orang tua saja, tapi juga pada masyarakat. Masyarakat itu juga berarti guru ketika anak berada di sekolah, pengurus rt rw ketika anak berada di wilayah perumahan, bos di perusahaan ketika anak bekerja di sana, partai ketika anak menjadi anggota partai, dsbnya

2. At taawun alal birri wattaqwa (saling tolong menolong dalam kebajikan dan taqwa)

QS Al Maidah 2: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.

Sebuah masyarakat akan diberikan nikmat Allah ketika mereka saling tolong menolong dalam kebajikan dan taqwa. Ini membutuhkan  keterlibatan dari seluruh masyarakat. Seluruh masyarakat mempunyai kesatuan persepsi, kesatuan langkah-langkah.

Dan jangan saling tolong menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan

Pertanyaan #2. Bagaimana panduan dari Al Quran agar pemuda bisa mengontrol emosinya.

1. Allah memuji para pemuda, seperti Nabi Ibrahim, Nabi Musa. Mayoritas sahabat nabi juga pemuda. Ini menggambarkan bahwa pada dasarnya pemuda adalah orang yang besar potensi untuk kebaikan.

2. Emosi adalah bekal dari Allah.
Emosi itu tidak bisa dibuang. Jika tidak punya emosi, hidup tidak gairah.

Bisa untuk bertaqwa pada Allah, tapi bisa juga untuk maksiat.

Kalau kita mau hafal AQ masih muda, harus punya emosi semangat sehingga cepat hafal.

Pemuda akan baik dg emosinya jika benar2 digunakan dg baik.

Tujuh orang yg disayang oleh Allah ketika nanti tidak ada perlindungan kecuali dari Allah, di antaranya adalah pemuda yang hatinya dekat dengan Masjid. Apakah itu masjid di kampungnya atau juga di kampusnya, dll.

Jangan sampai waktu kita terbunuh untuk berbuat keburukan. Tapi berbuatlah banyak2  kebaikan.

Ketika jd pemuda, orang tua mendidik kita, misalnya memperbaiki jalan, pagar, jadi tidak semuanya diserahkan ke pemerintah. Sehingga emosinya itu emosi utk kebaikan.

Orang tua berikan panduan emosi yg benar, misal: kamu berusaha agar mendapatkan rangking ya.
Jangan katakan, ah yang penting asalkan lulus.

Doa dalam Surat Al Furqan ayat 74 yang berbunyi: Rabbanaa hablanaa min azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa qurrota a’yun. Wajalnaa lil muttaqiina imaamaa.”
Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.

Al Imam Hasan al Bashri mengatakan apa ciri anak benar2 membikin tentram ortu, yaitu jika kalian melihat mereka, kalian melihat mereka taat pada Allah.

Pertanyaan #3.
Apa kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah dalam membina pemuda.

Pemerintah sangat memperhatikan pemuda sehingga ada kemenpora. Apa yang harus dilakukan pemerintah?

1. Pemerintah dari pusat sampai daerah harus benar2 menjaga seluruh pemuda pemudinya dg pemeliharaan. Seluruh potensi kebaikan pemuda itu harus dijaga.
Jangan terbalik! Jangan sampai pemuda diberikan sarana untuk berhura-hura, hedonis, dll.

Sehingga yang mereka kagumi justru orang2 yg tidak diridhoi oleh Allah. Mereka mengikuti tata rambutnya, telinganya dikasih anting2an, dll.

2. Pemerintah harus memberikan kemudahan selama pemuda ingin berbuat baik.
Jangan sampai kebaikan2 justru sulit dilakukan, sedangkan narkoba mudah didapatkan.. Naudzubillah…

Yang harus ditutup justru pintu2 keburukan.

Dulu pernah terdengar ada pemuda yang mau menjadi pemain sepak bola, tapi karena tdk punya relasi maka ia tdk masuk. Tidak boleh ada seperti ini.

3. Memberikan kesempatan untuk mengembangkan keahlian pemuda
Seorang pemimpin harus tahu kualitas rakyatnya.

Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya di tengah2 ummatku terdapat para rijaalan (tokoh) dimana iman di dalam hati mereka lebih kokoh dari gunung. Di antara mereka adl Abdullah Ibnu Raha.”

Rasulullah sebagai pemimpin mengetahui kualitas pemuda pemudinya.

Aktifitas kegiatan2 positif harus benar2 diperhatikan.

Tempat olah raganya, studinya, dllnya itu jangan sampai redam, karena tidak diberikan dukungan.

Ada pemuda2 hebat yg malah dimanfaatkan di luar negri tidak mau pulang ke negaranya. Pemerintah yg bijak cepat memanggil pemuda nya utk kembali ke Indonsia utk membangun negara yg besar.

Wajib hukumnya memberikan pemuda kesempatan utk mengembangkan potensinya.


Semoga tema ini menjadikan kita mampu mengarahkan pemuda menjadi anak bangsa yang produktif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar