Di antara hasil dan buah hidup di bawah
naungan Al Quran, di Negara mana pun, maka hidupnya adalah kehidupan yang bahagia,
dan ini adalah jaminan Allah.
Mukmin yang benar2 beriman, maka ia
sebenar2nya yakin pasti tidak ada kebahagiaan, tidak ada ketentraman buat
manusia, tidak ada keberkahan, tidak ada kesucian, tidak ada kehidupan yang
serasi, kecuali hanya kembali kepada Al Quran.
QS Al Isra’ 9: Sungguh, Al Quran ini
memberikan petunjuk ke (jalan) yang paling lurus dan memberi kabar gembira
kepada orang mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa mereka akan mendapat
pahala yang besar,
Inna haadzal quran (sungguh Al Quran ini),
menggambarkan bahwa Al Quran dekat dengan kita.
Tidak ada kebahagiaan jika hidupnya tidak
lurus.
Al Quran berbicara tentang dirinya sendiri.
Ulama Bahasa mengatakan, al manhaj diartikan ajaran, metodologi, kurikulum.
Jadi kalau kita ingin jalan kita benar, kurikulum kita benar, termasuk
kurikulum pendidikan, maka ikuti Al Quran.
Maka ada ungkapan, ridho manusia adalah
ujung yang tidak ada pangkalnya. Ini maksunya, kalau kita mencari ridho
manusia, akan membuat kita capek. Maka carilah ridho Allah saja.
QS At Taubah 72: Allah menjanjikan kepada
orang-orang mukmin, lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang dibawahnya
mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat
yang bagus di surga ´Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah
keberuntungan yang besar.
Wa ridhwaa num minallahi akbar (Dan
keridhaan Allah adalah lebih besar)
Sedikit saja mendapatkan ridho dari Allah itu, sesungguhnya ia adalah kenikmatan yang jauh lebih besar daripada nikmat-nikmat lainnya. Ini akan menjawab sebagian laki-laki yang
membayangkan masuk surga mendapatkan bidadar, seolah-olah mendapatkan bidadari
itu nikmat yang terbesar, padahal bukan itu nikmat yang terbesar. Ridho Allah
dengan mendapatkan kesempatan memandang wajahNya, adalah nikmat yang terbesar.
Seperti apa sih kembali kepada Kitabullah? Supaya
kita tidak terjatuh ke dalam slogan2. Apa ukurannya bahwa kita kembali kepada
Kitabullah?
Kembali kepada Kitabullah, hanya mempunyai
satu jalan saja, yaitu:
Sesungguhnya kembali dengan kehidupan
secara keseluruhan, dalam berumah tangga, dalam mencari penghidupan, dalam
berbangsa dan bernegara. Semuanya kembali kepada aturan Allah. Al Quran itu hudallinnas, petunjuk bagi seluruh
manusia, tapi kenapa juga dikatakan hudallil
muttaqin. Ini tidak ada kontradiksi. Al Quran ditujukan kepada seluruh umat
manusia, tapi realitasnya, yang mau menjadikan Al Quran sebagai oetunjuk hanya
lah orang2 beriman.
Jadi masalahnya bukan bisa atau tidak bisa.
Tapi mau atau tidak mau.
Rasul berkata, “semua umatku masuk syurga,
kecuali yang tidak mau.”
Siapa yang tidak mau, wahai Rasulullah?
Rasul menjawab, “barangsiapa yang mau taat
kepada Allah dan mengikutiku, maka dia masuk surga. Dan barangsiapa yang tidak
mau taat kepada Allah dan mengikutiku, maka dia masuk neraka.”
Semua nya mengikuti ajaran Allah. Tidak ada
istilah ini masalah dunia, dan itu akhirat.
Di antara kembali kepada ajaran Allah
adalah bagaimana Al Quran ini benar2 menjadi hakim dalam kehidupan kita.
Lembaga apa pun di dunia ini, ketika tidak
kembali kepada aturan Allah, pasti ada kedholiman. Akan terjadi konflik antar
lembaga, karena mengikuti hawa nafsu.
Ketika Allah berbicara tentang kitabullah,
dan Allah dan RasulNya menjadi hakim dalam kehidupan ini, maka kenapa nafsu
yang di
Karena diri manusia (nafs) itu ketika tidak
mendapat siraman Islam, maka ada kecendrungan menolak. Maka bagaimana agar hawa
nafsu itu mengikuti Islam. Bukan Islam yang mengikuti selera kita.
QS Al Qashash 50: Maka jika mereka tidak
menjawab (tantanganmu) ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti
hawa nafsu mereka (belaka). Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang
mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun.
Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.
Mana ada orang yang lebih sesat daripada
orang yang mengikuti hawa nafsunya,
Orang yang mengikuti hawa nafsunya, adalah
orang yang menuhankan hawa nafsunya. Kalau ada yang mengatakan bahwa dia hidup
tentram
QS Thaha 1-2: Thaha maa anzal naa ‘alaikal
quraaana litasyqaa.
(Thaha; Kami tidak menurunkan Al-Qur’an ini
kepadamu agar kamu menjadi susah;)
Turunnya Al Quran bukan untuk mencelakakan
umat manusia, tapi adalah kebahagiaan.
Apakah kita berani mengatakan bahwa Al
Quran itu untuk orang Arab saja? Sebutkan satu ayat saja! Tidak ada!
QS Al Furqan 1: Mahatinggi Allah yang telah
menurunkan Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya (Muhammad), agar dia menjadi
pemberi peringatan kepada seluruh alam (jin dan manusia).
Untuk seluruh alam! Tidak disebutkan hanya
untuk Indonesia, atau negri tertentu.
Sesungguhnya manusia diciptakan dalam
keadaan lemah. Kapan dia kuat? Ketika kembali kepada Al Quran.
Semoga semua begal2, koruptor2 di negri
ini, tobat, kembali kepada Allah. Ketika kita lemah, kita kembali kepada Al
Quran dan Sunnah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar