Kamis, 19 Maret 2015

Tanda2 Kemuliaan dalam Kehidupan Orang2 Beriman

Dalam pertemuan lalu kita sama2 membahas bahwa Izzah itu milik Allah dan diberikan kepada kaum muslimin yang mengikuti Nabi. Ketika kemuliaan seseorang sudah ada di hatinya, maka seorang mukmin merasakan kemuliaan yang tinggi, dijauhkan dari sebab-sebab yang membuatnya merasa rendah.

Izzahnya itu bisa me-manage syahwatnya, sehingga syahwatnya tidak liar, syahwatnya ditundukkan oleh Islam.

Izzah berbeda dengan bangga, angkuh. Karena ada manusia, kelompok tertentu, yang bangga dengan berbuat kerusakan, maksiat. Itu bukan izzah. Karena kemuliaan itu berangkat dari Allah, bukan keangkuhan, bukan kediktatoran.

Apa tanda2 dalam kehidupan bahwa seseorang itu ada izzah dalam hatinya? Sehingga dunia bisa melihatnya bahwa dia adalah gambaran orang yang mulia, sebagaimana dunia melihat Nabi dan sahabat2nya adalah orang yang mulia, yang tidak bisa ditindas oleh bangsa lain. Berikut ini tanda2 dzhohirnya:

1. Orang beriman tidak dikuasai oleh orang2 kafir.
Orang beriman punya ekonomi, punya kekayaan, bisa dinikmati oleh orang beriman, bukan dikuasai oleh orang kafir. Orang beriman punya pemimpin, maka pemimpinnya merdeka, bukan menjadi budaknya Negara lain.

Allah adalah sumber keperkasaan yang terbesar, kekuatan yang tidak pernah lemah, tidak pernah habis, kekuatan yang tidak membutuhkan anggaran yang memang anggaran manusia itu terbatas saja. Tidak!

Kekuatan apa pun di muka bumi, dari bangsa apa pun, Negara apa pun. Bagaimana makhluk tidak bisa mengalahkan penciptanya yaitu Al Khalik.

Orang2 kafir tidak bisa menguasai orang2 beriman, selama orang2 beriman itu memang benar2 beriman.

QS An Nisa 141: Allah sekali-kali tidak akan memberikan jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang Mukmin

Dalam ayat lainnya, mempertegas, bahwa orang2 beriman tidak akan dikuasai oleh orang2 kafir, syaratnya, ia mukminin yang hakiki.

QS Ghaafir 51: Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat),

Di ayat ini ditegaskan bahwa benar2 dan sungguh2 Allah akan menolong para Rasul dan orang2 beriman. Jadi, kenapa kita masih juga ragu?

Ayat ini juga menjadi bantahan untuk menolak pendapat orang2 munafik yang mengatakan akan sirnanya negara2 Islam. Orang-orang munafik ini tidak senang kalau partai Islam itu menang, tidak senang kalau aktifis2 dakwah itu mengatur negrinya sendiri, dan orang-orang munafik ini menginginkan negara2 Islam itu hancur. Dia mengatakan tidak ada itu Negara Islam, kalau yang berbau Islam pasti kalah, dsbnya. Apakah mereka tidak melihat Palestina, yang dibombardi Yahudi, tapi sampai sekarang mereka tetap eksis?

Al Maidah 52: Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: "Kami takut akan mendapat bencana". Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka.

Orang2 munafik itu di hatinya ada penyakit nifak, ragu terhadap Islam, itu lah sifat2 orang munafik sepanjang masa. Mereka bergabung dengan orang kafir, karena ragu kalau bergabung dengan orang muslim katanya nanti akan kalah melulu. Kalah menang addalah hal biasa, yang penting kita berjuang di jalan Allah. Kalau kita kalah karena banyak dosa, bercerai berai, karena tidak total dalam berjuang. Allah Yang Maha Tahu kapan kita dimenangkan. Orang menuafik sepanjang masa akan meninggalkan persatuan.

Di antara tanda orang2 beriman itu, yaitu hidup mulia dengan semangat berjihad di jalan Allah. Orang yang berjihad di jalan Allah itulah yang benar imannya. Orang yang takut mati, gila dunia, adalah orang yang lemah, meski penampilannya seperti orang2 perkasa, tampil gagah.

Di antara ayat2 Allah yang berbicara tentang al Izzah, berupa ringan berangkat berjihad.

QS Al Hujurat 15: Sesungguhnya orang-orang yang sebenarnya beriman hanyalah orang orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar (jujur).

Di sini Allah menggunakan huruf tsumma, bukannya fa, menggambarkan bahwa keimanan kita pada Allah dan RasulNya, bukan hanya pengakuan, tapi harus juga komitmen dan dibutuhkan jalan yang panjang, tetap beriman, maka mereka terbukti tidak ragu, mereka istiqomah. Mereka berjihad dengan harta dan jiwanya, fi sabilillah.

Mereka itu adalah benar2 orang yang jujur, jujur dalam keimanannya.

Orang2 yang mulia itu ringan berjihad di jalan Allah, mengorbankan hartanya, dirinya, bukti bahwa ia beriman. Orang2 beriman adalah orang2 yang jujur, tidak sedikitpun keraguan, dan kalau ada orang2 yang ragu terhadap jihad, yaitu jihad yang benar di jalan Allah, maka keimanannya juga diragukan.

Jihad adalah berbeda dengan teroris. Teroris adalah yang memecah belah pemerintah dengan rakyatnya. Sedangkan jihad adalah orang2 beriman yang jujur, yang justru menghendaki persatuan.

Jihad yang merupakan bukti kemuliaan iman yang sejati, maka Allah SWT melarang orang2 beriman, jangan sampai terkena wabah al wahn, loyo, lemah, mudah bersedi, dsbnya. Karena:

QS Ali Imran 139-141:
139. Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.
140. Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhadaƂ´. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim,
141. Dan agar Allah membersihkan orang-orang yang beriman (dari dosa mereka) dan membinasakan orang-orang yang kafir.

Kapan kita lebih tinggi dari lainnya? Jawabnya, yaitu ketika kita benar2 beriman.

Jadi ketika kaum muslimin tertimpa kekalahan, itu harus disikapi bahwa ini adalah hal yang biasa, sunnatullah. Ada kalanya menang, ada kalanya kalah. Setelah itu, yang harus diperiksa adalah apakah kerja selama ini sudah benar, apakah ada maksiat yang dilakukan?

Jangan sekali2 ummat Islam itu loyo. Ummat Islam harus punya izzah, kemuliaan, sehingga ringan dalam perjuangan.

Semoga bangsa Indonesia dikembalikan oleh Allah semangatnya untuk berjuang, sehingga Negara kita menjadi Negara merdeka, tidak lagi diintimidasi dan digerogoti. Aamiin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar