Sabtu, 11 April 2015

Edisi Akhir Pekan 11 April 2015

Bagaimana menyikapi isu tentang orang yang dzholim.

Bagaimana Al Quran menceritakan orang yang dzholim.

Di dalam Al Quran kata Adzh dzhulmu (dzholim) disebutkan tidak kurang dari 316 kali. Ini menggambarkan betapa hinanya orang yang berbuat dzholim.

Ketika kebaikan disebutkan berulang2 di dalam Al Quran, seperti taqwa, dzikir, sholat, dsbnya, itu menggambarkan betapa baiknya perbuatan tersebut. Dan sebaliknya, ketika banyak disebutkan keburukan, maka menggambarkan betapa buruknya keburukan tsb.

“Adzh dzhulmu” dari segi Bahasa bermakna: menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya, atau, melampaui batas.

Itu sebabnya syirik disebutkan sebagai kedzholiman terbesar. Karena syirik menempatkan sesuatu pada yang tidak pada tempatnya. Yaitu menempatkan hal selain Allah, sebagai sesuatu yang disembah.

Kemaksiatan juga disebut kedzholiman. Sehingga ketika Nabi Adam diingatkan supaya jangan makan buah dari pohon khuldi, tapi atas bisikan syaitan akhirnya Nabi Adam as memakannya, maka beliau berdoa, "Robbana dzholamna anfusana wa illam taghfirlana watarhamna lanakunanna minal khosirin," Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri & jika Engkau tidak mengampuni kami, niscaya kami termasuk orang-orang yg merugi." (QS. al-A'raf : 23).

Apa yang akan menimpa orang-orang yang dzholim?

Terjemah QS Al A’raf 165: dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik.

Kenapa kita harus menjauhi kedzholiman? Karena:

1. Kedzholiman itu sebuah kebinasaan.

Siapa pun yang berbuat dzholim, bangsa mana pun yang berbuat dzholim, Negara mana pun yang berbuat dzholim, maka pasti akan mendapatkna kebinasaan.

Rumah tangga yang berantakan yaitu ketika rumah tangga itu berbuat dzholim. Masyarakat yang binasa adalah masyarakat yang berbuat dzholim. Negara yang kacau adalah Negara yang berbuat dzholim.

Jangan sampai anak mendzholimi orang tua, orang tua mendzholimi anaknya. Jangan sampai guru mendzholimi murid, murid mendzholimi gurunya. Jangan sampai pemerintah mendzholimi rakyatnya, rakyat mendzholimi pemerintahnya.

2. Seseorang atau bangsa manapun di dunia ini, yang selalu berbuat dzholim, maka mereka tidak mempunyai kecerdasan akal, tidak bisa mengambil pelajaran dari kejadian2 yang telah lalu.

Padahal kuffar Quraisy tahu bahwa kaum Ad, kaumnya Nabi Nuh, dan kaum2 lainnya itu semuanya dihancurkan oleh Allah karena kedzholiman yang mereka lakukan.

Terjemah QS Ibrahim 45: dan kamu telah berdiam di tempat-tempat kediaman orang-orang yang menganiaya diri mereka sendiri, dan telah nyata bagimu bagaimana Kami telah berbuat terhadap mereka dan telah Kami berikan kepadamu beberapa perumpamaan".

Tadi sudah dikatakan bahwa banyak bangsa2 itu telah melihat tayangan yang jelas, bahwa penguasa2 zaman dulu itu, seperti Yahudi, itu tahu bahwa penguasa pendahulunya itu dihinakan oleh rakyatnya. Tapi ketika dia menjadi penguasa, dia lupa dengan kejadian pendahulunya. Lalu dia melakukan kedzholiman yang sama dengan pendahulunya.

Jadi kalau kita ingin kita diselamatkan dalam rumah tangga kita, bangsa kita dan Negara kita, agar jauh dari kebinasaan, maka jauhilah kedzholiman. Karena kedhzoliman itu membuat hilangnya sensitifitas. Dia tidak bisa mengambil pelajaran dari masa lalu.

Kalau kita berbangsa dan bernegara harus pelajari apa yang telah terjadi di masa2 sebelumnya.

Ketika suatu bangsa memilih pemimpin, tapi bukan atas dasar Islam, bukan atas dasar pertimbangan yang benar, maka jatuhlah kedzholiman pada bangsa itu. Semoga itu tidak terjadi di Negara kita tercinta, bumi Indonesia ini.

Allah mengharamkan dzatNya, diriNya dari kedzholiman. Cukuplah betapa hinanya kedhzoliman, sampai2 Allah sendiri mengharamkan kedzhoiman atas diriNya.

Pertanyaan #1.
Penutupan situs2 Islam, di negri mayoritas Islam. Bagaimana Al Quran memandang hal ini.

Jawaban:
Lagi2 kita berikan muqoddimah, bahwa tidak ada permasalahan, kecuali ada jawabannya di Al Quran dan As Sunnah.

Ini bukan sesuatu yang baru. Ini sejarah yang berulang.

Setiap saat akan ada kedzholiman. Selamanya, orang2 yang tidak senang dengan Islam, mereka akan berbuat makar. Yang punya media, akan berbuat makar dengan medianya, dsbnya.

Harus ada saling menjelaskan, yaitu misalnya tadi disebut radikal, harus jelas apa yang dimaksud dengan radikal itu.

Umat Islam tidak akan diadu domba kalau tidak ada pengkhianat di dalamnya. Itu sebabnya ada 3 jenis manusia:
1. mukminin (maka kita bersaudara dengannya)
2. Kafir (kamu berii peringatan atau tidak, sama saja)
3. munafik, apa jadinya bila orang2 munafik bekerjasama dengan musuh2 Islam, mencoba menghancurkan dari dalam.

Saudara2 seaqidah ketika jujur memperjuangkan Islam,berarti benar perjuangannya. Maka bersatulah, jangan sendiri2. Karena Nabi memerintahkan untuk berjmaah.
Hadist, “sesungguhnya serigala itu menerkam kambing yang jauh sendiri”

Jangan pula sesuatu itu baru tumbuh bila sudah kepepet. Kepepet setelah Belanda membunuh para ulama, barulah bersatu. Jangan sampai setelah komunis muncul, rakyat baru bersatu. Rakyat dan pemerintah harus saling bekerja sama. Karena permusuhan akan melahirkan dosa.

Pertanyaan #2.
Ketika PM Australia menyebut2 bantuan saat Bali Nine, masyarakat langsung mengumpulkan koin.
Pada saat perang kemerdekaan, siapa yang membawa bambu runcing membebaskan bangsa Indonesia dari penjajahan?
Lalu kini, ketika harga diri martabat bangsa dihinakan, rakyat berbondong2 membela dengan cara mengumpulkan koin.
Ini tandanya masyarakat loyal

Jawaban;

Di mana pun, jika negaranya terancam, sudah pasti yang pertama turun berjuang adalah ulama, mereka terdepan dalam membela Negara, karena hal itu adalah perintah agama. Apa yang terjadi ketika negaranya termerdekakan setelah perjuangan para ulama itu? Setelah merdeka, justru para ulama yang terpinggirkan. Bukankah ini kedzholiman?

Diharamkan kedhzoliman dalam segala sesuatu, baik itu dalam politik, bisnis, rumah tangga, dll. Dan juga tidak boleh kepada siapa pun, baik itu kepada orang kafir maupun orang Islam.

Nabi ketika dilobi oleh sahabat yang sangat dicintai nabi agar sahabatnya itu tidak dipotong tangan, Nabi menjawab, “demi Allah, kalau anak Muhammad mencuri, saya sendiri yang memotong tangannya.”

Jangan sampai anak bangsa ini, di rumahnya sendiri, di negaranya sendiri, di partainya sendiri, ia didzholimi.

Pertanyaan #3. Sedemikian loyalnya masyarakat kepada pemimpinnya. Apakah pemimpin itu berpikir, bahwa pemilik2 situs itu akan mengkudeta pemerintahnya sendiri?

Jawaban:

Konsekuensi keIslaman kita, atau bukti bahwa iman kita benar, tanda bahwa Islamnya bangsa kita ini benar adalah keberpihakan pada yang benar.

Kalau orang mengatakan dirinya, “saya adalah suami”, maka ia harus membela istri dan anaknya. Bagaimana dunia bisa percaya bahwa ia seorang suami, tapi ia tidak membela anak istrinya.

Begitu juga halnya dengan suatu pemerintahan yang baik, maka ia harus membela rakyatnya, jangan demi mendapatkan pengakuan dari negri2 lain, maka pemblokiran situs Islam ini dilakukan.

Perlu dipahami oleh semuanya, agar kita terhindar dari kebinasaan, bahwa penguasa mana pun, rakyat manapun, akan dipercepat adzabnya ditimpakan di bumi, bila melakukan kedzholiman.

Hadist diriwayatkan oleh Abu Daud, Nabi bersabda, “tidak ada dosa yang berhak untuk dipercepat balasan hukumannya di dunia ini, kecuali kedzholiman dan memutus silaturahim.”

Mungkin ada yang mengatakan, “yaa ustadz, saya melihat sebuah bangsa berbuat dzholim, tapi kelihatannya mereka baik2 saja”

Jawabannya;
1. memang orang yang dzholim itu dibiarkan dalam kedzholimannya, yaitu ia tetap kaya, tetap popular, itu tidak berarti ia lepas dari siksa Allah.
2. ketika Allah menunda hukumannya di muka bumi, karena Allah tahu ada hikmah untuk hal itu di muka bumi.

Apa itu sebabnya?
1. istidraaj (dibiarkan oleh Allah).
Contoh, kenapa Firaun tidak langsung diadzab oleh Allah, tapi dibiarkan terlebih dahulu bersenang2 lalu baru dibinasakan? Itu karena istidraaj.

2. karena yang didholimi itu, juga mendholimi orang lain
Kenapa bisa sampai terjadi penguasa mendholimi rakyatnya berpuluh2 tahun? Karena rakyatnya juga melakukan kedhzoliman.

3. Kebaikan yang akan muncul dari orang yang dzholim di waktu yang akan datang.
Kenapa orang yang dzholim itu tidak langsung dibunuh oleh Allah? Karena suatu saat mereka akan bertobat. Seperti Khalid bin Walid, Hamzah bin Abdul Muthallib.

Ingat apa kata Nabi, “Takutlah kamu doanya orang yang didzholimi.”

Karena doa orang yang didzholimi, tidak ada hijab antara dirinya dengan Allah.

Jangan mentang2 masih kaya, kita menjadi dzholim. Ingat! Kehidupan di dunia ini hanya sementara.

Sahabat Ali ra mengatakan bahwa salah satu tanda2 kiamat adalah banyaknya orang yang meninggal secara mendadak.


Maka dari itu jangan lakukan kedholiman, supaya tidak mati dalam keadaan berbuat dholim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar