Bagaimana menyikapi isu tentang orang yang
dzholim.
Bagaimana Al Quran menceritakan orang yang
dzholim.
Di dalam Al Quran kata Adzh dzhulmu
(dzholim) disebutkan tidak kurang dari 316 kali. Ini menggambarkan betapa
hinanya orang yang berbuat dzholim.
Ketika kebaikan disebutkan berulang2 di
dalam Al Quran, seperti taqwa, dzikir, sholat, dsbnya, itu menggambarkan betapa
baiknya perbuatan tersebut. Dan sebaliknya, ketika banyak disebutkan keburukan,
maka menggambarkan betapa buruknya keburukan tsb.
“Adzh dzhulmu” dari segi Bahasa bermakna:
menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya, atau, melampaui batas.
Itu sebabnya syirik disebutkan sebagai
kedzholiman terbesar. Karena syirik menempatkan sesuatu pada yang tidak pada
tempatnya. Yaitu menempatkan hal selain Allah, sebagai sesuatu yang disembah.
Kemaksiatan juga disebut kedzholiman.
Sehingga ketika Nabi Adam diingatkan supaya jangan makan buah dari pohon
khuldi, tapi atas bisikan syaitan akhirnya Nabi Adam as memakannya, maka beliau
berdoa, "Robbana dzholamna anfusana wa illam taghfirlana watarhamna
lanakunanna minal khosirin," Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri
kami sendiri & jika Engkau tidak mengampuni kami, niscaya kami termasuk
orang-orang yg merugi." (QS. al-A'raf : 23).
Apa yang akan menimpa orang-orang yang
dzholim?
Terjemah QS Al A’raf 165: dan Kami timpakan
kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu
berbuat fasik.
Kenapa kita harus menjauhi kedzholiman?
Karena:
1. Kedzholiman itu sebuah kebinasaan.
Siapa pun yang berbuat dzholim, bangsa mana
pun yang berbuat dzholim, Negara mana pun yang berbuat dzholim, maka pasti akan
mendapatkna kebinasaan.
Rumah tangga yang berantakan yaitu ketika
rumah tangga itu berbuat dzholim. Masyarakat yang binasa adalah masyarakat yang
berbuat dzholim. Negara yang kacau adalah Negara yang berbuat dzholim.
Jangan sampai anak mendzholimi orang tua,
orang tua mendzholimi anaknya. Jangan sampai guru mendzholimi murid, murid mendzholimi
gurunya. Jangan sampai pemerintah mendzholimi rakyatnya, rakyat mendzholimi
pemerintahnya.
2. Seseorang atau bangsa manapun di dunia
ini, yang selalu berbuat dzholim, maka mereka tidak mempunyai kecerdasan akal,
tidak bisa mengambil pelajaran dari kejadian2 yang telah lalu.
Padahal kuffar Quraisy tahu bahwa kaum Ad,
kaumnya Nabi Nuh, dan kaum2 lainnya itu semuanya dihancurkan oleh Allah karena
kedzholiman yang mereka lakukan.
Terjemah QS Ibrahim 45: dan kamu telah
berdiam di tempat-tempat kediaman orang-orang yang menganiaya diri mereka
sendiri, dan telah nyata bagimu bagaimana Kami telah berbuat terhadap mereka
dan telah Kami berikan kepadamu beberapa perumpamaan".
Tadi sudah dikatakan bahwa banyak bangsa2
itu telah melihat tayangan yang jelas, bahwa penguasa2 zaman dulu itu, seperti
Yahudi, itu tahu bahwa penguasa pendahulunya itu dihinakan oleh rakyatnya. Tapi
ketika dia menjadi penguasa, dia lupa dengan kejadian pendahulunya. Lalu dia
melakukan kedzholiman yang sama dengan pendahulunya.
Jadi kalau kita ingin kita diselamatkan
dalam rumah tangga kita, bangsa kita dan Negara kita, agar jauh dari
kebinasaan, maka jauhilah kedzholiman. Karena kedhzoliman itu membuat hilangnya
sensitifitas. Dia tidak bisa mengambil pelajaran dari masa lalu.
Kalau kita berbangsa dan bernegara harus
pelajari apa yang telah terjadi di masa2 sebelumnya.
Ketika suatu bangsa memilih pemimpin, tapi bukan
atas dasar Islam, bukan atas dasar pertimbangan yang benar, maka jatuhlah
kedzholiman pada bangsa itu. Semoga itu tidak terjadi di Negara kita tercinta,
bumi Indonesia ini.
Allah mengharamkan dzatNya, diriNya dari
kedzholiman. Cukuplah betapa hinanya kedhzoliman, sampai2 Allah sendiri
mengharamkan kedzhoiman atas diriNya.
Pertanyaan #1.
Penutupan situs2 Islam, di negri mayoritas
Islam. Bagaimana Al Quran memandang hal ini.
Jawaban:
Lagi2 kita berikan muqoddimah, bahwa tidak
ada permasalahan, kecuali ada jawabannya di Al Quran dan As Sunnah.
Ini bukan sesuatu yang baru. Ini sejarah
yang berulang.
Setiap saat akan ada kedzholiman.
Selamanya, orang2 yang tidak senang dengan Islam, mereka akan berbuat makar.
Yang punya media, akan berbuat makar dengan medianya, dsbnya.
Harus ada saling menjelaskan, yaitu
misalnya tadi disebut radikal, harus jelas apa yang dimaksud dengan radikal itu.
Umat Islam tidak akan diadu domba kalau
tidak ada pengkhianat di dalamnya. Itu sebabnya ada 3 jenis manusia:
1. mukminin (maka kita bersaudara
dengannya)
2. Kafir (kamu berii peringatan atau tidak,
sama saja)
3. munafik, apa jadinya bila orang2 munafik
bekerjasama dengan musuh2 Islam, mencoba menghancurkan dari dalam.
Saudara2 seaqidah ketika jujur
memperjuangkan Islam,berarti benar perjuangannya. Maka bersatulah, jangan
sendiri2. Karena Nabi memerintahkan untuk berjmaah.
Hadist, “sesungguhnya serigala itu menerkam
kambing yang jauh sendiri”
Jangan pula sesuatu itu baru tumbuh bila
sudah kepepet. Kepepet setelah Belanda membunuh para ulama, barulah bersatu.
Jangan sampai setelah komunis muncul, rakyat baru bersatu. Rakyat dan
pemerintah harus saling bekerja sama. Karena permusuhan akan melahirkan dosa.
Pertanyaan #2.
Ketika PM Australia menyebut2 bantuan saat
Bali Nine, masyarakat langsung mengumpulkan koin.
Pada saat perang kemerdekaan, siapa yang
membawa bambu runcing membebaskan bangsa Indonesia dari penjajahan?
Lalu kini, ketika harga diri martabat
bangsa dihinakan, rakyat berbondong2 membela dengan cara mengumpulkan koin.
Ini tandanya masyarakat loyal
Jawaban;
Di mana pun, jika negaranya terancam, sudah
pasti yang pertama turun berjuang adalah ulama, mereka terdepan dalam membela Negara,
karena hal itu adalah perintah agama. Apa yang terjadi ketika negaranya
termerdekakan setelah perjuangan para ulama itu? Setelah merdeka, justru para
ulama yang terpinggirkan. Bukankah ini kedzholiman?
Diharamkan kedhzoliman dalam segala
sesuatu, baik itu dalam politik, bisnis, rumah tangga, dll. Dan juga tidak
boleh kepada siapa pun, baik itu kepada orang kafir maupun orang Islam.
Nabi ketika dilobi oleh sahabat yang sangat
dicintai nabi agar sahabatnya itu tidak dipotong tangan, Nabi menjawab, “demi
Allah, kalau anak Muhammad mencuri, saya sendiri yang memotong tangannya.”
Jangan sampai anak bangsa ini, di rumahnya
sendiri, di negaranya sendiri, di partainya sendiri, ia didzholimi.
Pertanyaan #3. Sedemikian loyalnya
masyarakat kepada pemimpinnya. Apakah pemimpin itu berpikir, bahwa pemilik2
situs itu akan mengkudeta pemerintahnya sendiri?
Jawaban:
Konsekuensi keIslaman kita, atau bukti
bahwa iman kita benar, tanda bahwa Islamnya bangsa kita ini benar adalah
keberpihakan pada yang benar.
Kalau orang mengatakan dirinya, “saya
adalah suami”, maka ia harus membela istri dan anaknya. Bagaimana dunia bisa
percaya bahwa ia seorang suami, tapi ia tidak membela anak istrinya.
Begitu juga halnya dengan suatu pemerintahan
yang baik, maka ia harus membela rakyatnya, jangan demi mendapatkan pengakuan
dari negri2 lain, maka pemblokiran situs Islam ini dilakukan.
Perlu dipahami oleh semuanya, agar kita
terhindar dari kebinasaan, bahwa penguasa mana pun, rakyat manapun, akan dipercepat
adzabnya ditimpakan di bumi, bila melakukan kedzholiman.
Hadist diriwayatkan oleh Abu Daud, Nabi
bersabda, “tidak ada dosa yang berhak untuk dipercepat balasan hukumannya di
dunia ini, kecuali kedzholiman dan memutus silaturahim.”
Mungkin ada yang mengatakan, “yaa ustadz, saya
melihat sebuah bangsa berbuat dzholim, tapi kelihatannya mereka baik2 saja”
Jawabannya;
1. memang orang yang dzholim itu dibiarkan
dalam kedzholimannya, yaitu ia tetap kaya, tetap popular, itu tidak berarti ia
lepas dari siksa Allah.
2. ketika Allah menunda hukumannya di muka
bumi, karena Allah tahu ada hikmah untuk hal itu di muka bumi.
Apa itu sebabnya?
1. istidraaj (dibiarkan oleh Allah).
Contoh, kenapa Firaun tidak langsung
diadzab oleh Allah, tapi dibiarkan terlebih dahulu bersenang2 lalu baru
dibinasakan? Itu karena istidraaj.
2. karena yang didholimi itu, juga
mendholimi orang lain
Kenapa bisa sampai terjadi penguasa
mendholimi rakyatnya berpuluh2 tahun? Karena rakyatnya juga melakukan
kedhzoliman.
3. Kebaikan yang akan muncul dari orang
yang dzholim di waktu yang akan datang.
Kenapa orang yang dzholim itu tidak
langsung dibunuh oleh Allah? Karena suatu saat mereka akan bertobat. Seperti
Khalid bin Walid, Hamzah bin Abdul Muthallib.
Ingat apa kata Nabi, “Takutlah kamu doanya
orang yang didzholimi.”
Karena doa orang yang didzholimi, tidak ada
hijab antara dirinya dengan Allah.
Jangan mentang2 masih kaya, kita menjadi dzholim.
Ingat! Kehidupan di dunia ini hanya sementara.
Sahabat Ali ra mengatakan bahwa salah satu
tanda2 kiamat adalah banyaknya orang yang meninggal secara mendadak.
Maka dari itu jangan lakukan kedholiman,
supaya tidak mati dalam keadaan berbuat dholim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar