Rabu, 01 April 2015

Sifat Orang2 Yang Bersungguh2 Mendapatkan Ridho Allah (1)


Kita telah mendapatkan contoh dari Allah, berupa model terbaik, yaitu para Sahabat Nabi Muhammad SAW.

Apa tandanya, kalau kita ini benar2 ridho kepada Allah?

Kita belajar dan mengajar agar diridhoi oleh Allah. Kita berkeluarga, agar diridhoi oleh Allah. Kita berbangsa dan bernegara, agar diridhoi oleh Allah, dsbnya. Apa tandanya, bahwa seseorang itu jujur ridho kepada Allah?

Ulama mengatakan, “seseorang belum disebut ridho kepada Allah, hingga nikmat dan ujian/cobaan/musibah, itu sama saja bagi dia.”

Jadi ketika diberi kesehatan, ia ridho. Diberikan sakit, ia ridho. Dipuji oleh orang, ridho. Dihujat oleh orang, ia juga ridho, karena di situ ada kebaikannya, dstnya. Di situ lah yang disebut ridho.

Kenapa seseorang itu disebut jujur ridho kepada Allah, yaitu ketika kenikmatan dan bukan kenikmatan itu sama saja baginya? Yaitu

1. Karena pada dasarnya, manusia itu menyerahkan seluruhnya kepada Allah. Dan orang yang menyerahkan seluruhnya kepada Allah, maka ia harus ridho atas apa yang dipilihNya.

Kita menyerahkan sesuatu, termasuk diri kita kepada Allah. Ketika manusia mengetahui bahwa yang kita serahi itu adalah Dzat yang Sempurna, yang Maha Tahu, Maha Bijaksana, sehingga tidak akan ragu dengan keputusan Allah. Allah Maha Lembut (Al Latif), sehingga kita yakin bahwa seluruh yang diberikan kepada diri kita itu baik.

Ridho kepada Allah adalah keniscayaan yang jujur, yang yakin bahwa apa yang ditetapkan pada dirinya itu pasti yang baik-baik saja.

2. Karena seorang muslim, manusia yang cerdas, sebenar2nya meyakini, tidak ada sedikit pun keraguan, bahwa tidak ada satu pun yang dapat mengubah ketetapan Allah, sehingga apa yang ditetapkan Allah, maka ia harus ridho.

Seluruh ketentuan Allah itu tidak ada yang dapat menolaknya. Setiap sesuatu yang Allah kehendaki, itu pasti terjadi. Dan sebaliknya, apa saja yang Allah tidak kehendaki, maka ia tidak akan terjadi.

Mari kita lihat dalam sejarah. Sejarah pasti berulang. Seluruh kafir Quraisy, setan jin dan iblis, menghendaki Nabi Muhammad dibunuh. Rumah Nabi sudah dikepung. Tapi usaha itu gagal.

QS Al Anfal 30: Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan tipu daya terhadapmu (Muhammad) untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka membuat tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Allah adalah sebaik-baik pembalas tipu daya.

Jadi tidak ada alasan kita takut sebuah resiko di jalan Allah, walau pun kita tidak boleh menantang2 resiko. Bila Allah sudah berkehendak, maka tidak ada sesuatu yang dapat menghalanginya terjadi, dan begitu pula sebaliknya.

Seorang yang ridho, akan melihat bahwa suatu ujian dan suatu nikmat itu sama2 ia ridhoi. Seorang muslim mengetahui dengan sebenar2nya, ujian malapetaka dan juga nikmat itu sudah ditentukan oleh Allah, sudah ada qodho dan qodarnya.

3. Karena manusia adalah murni seorang hamba. Manusia tidak akan berubah menjadi Tuhan. Dia adalah budak yang murni. Yang namanya budak, tidak akan marah terhadap berlakunya hukum2 majikannya.

Kalau di dunia perbudakan, seorang budak itu tidak punya apa2. Bagaimana dengan diri kita yang murni budaknya Allah, tidak lain kecuali menginginkan kebaikan bagi kita semua, maka kita harus sikapi dengan penuh keridhoan kepada Allah.

4. Karena manusia yang ridho kepada Allah, pada dasarnya ia cinta kepada Allah.
Orang yang jujur cintanya, adalah orang yang ridho terhadap apa saja yang dilakukan oleh yang dicintai.

Sebagai contoh, walau kita tidak boleh menyamakan Allah dengan manusia, ini sekedar contoh. Jika suami mencintai istrinya, murid mencintai gurunya, dsbnya, maka ia ridho kepada apa2 yang dilakukan oleh orang yang dicintainya. Apalagi cinta kita kepada Pencipta istri kita, guru kita, maka cinta kita harus lebih tinggi lagi diberikan kepada Allah, dan juga ridho kepada yang ditetapkan oleh Allah, apakah itu sebuah nikmat atau pun ujian.

5. Manusia ini tidak tahu apa yang akan terjadi, apa akibat dari seluruh pernak pernik ini. Ketika kita memilih seseorang, kita tidak tahu apa akibatnya. Yang Tahu hanya Allah. Perkawinan kita, rumah tangga kita, berbangsa dan bernegara kita, sekian tahun yang akan datang akan menjadi seperti apa, hanya Allah yang Tahu.

Allah yang Maha Tahu apa yang akan terjadi, dan apa yang sebaiknya kita lakukan. Untuk itu kita harus ridho kepada Allah. Ridho kepada Allah adalah sebuah keniscayaan.

Bisa jadi seusatu yang kita cintai saat ini di dunia, bisa jadi buruk bagi kita di masa yang akan datang. Hanya Allah yang Tahu.

Manusia tidak suka hancur, tapi dia membiarkan dirinya terjun ke narkoba, minuman keras, dsbnya. Itu tandanya manusia tidak tahu, kenapa Allah melarang mencuri, berzina, meminum minuman keras, dsbnya itu.

Di QS Al Ahzab 72, Allah menyebut manusia itu benar2 bodoh karena tidak tahu apa akibatnya, dan dzholim karena mendzholimi dirinya sendiri.

QS Al Ahzab 72: Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh,


Mari kita tingkatkan keridhoan kita kepada Allah SWT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar