Kita telah mendapatkan contoh dari Allah,
berupa model terbaik, yaitu para Sahabat Nabi Muhammad SAW.
Apa tandanya, kalau kita ini benar2 ridho
kepada Allah?
Kita belajar dan mengajar agar diridhoi
oleh Allah. Kita berkeluarga, agar diridhoi oleh Allah. Kita berbangsa dan
bernegara, agar diridhoi oleh Allah, dsbnya. Apa tandanya, bahwa seseorang itu
jujur ridho kepada Allah?
Ulama mengatakan, “seseorang belum disebut
ridho kepada Allah, hingga nikmat dan ujian/cobaan/musibah, itu sama saja bagi
dia.”
Jadi ketika diberi kesehatan, ia ridho.
Diberikan sakit, ia ridho. Dipuji oleh orang, ridho. Dihujat oleh orang, ia juga
ridho, karena di situ ada kebaikannya, dstnya. Di situ lah yang disebut ridho.
Kenapa seseorang itu disebut jujur ridho
kepada Allah, yaitu ketika kenikmatan dan bukan kenikmatan itu sama saja
baginya? Yaitu
1. Karena pada dasarnya, manusia itu menyerahkan
seluruhnya kepada Allah. Dan orang yang menyerahkan seluruhnya kepada Allah,
maka ia harus ridho atas apa yang dipilihNya.
Kita menyerahkan sesuatu, termasuk diri
kita kepada Allah. Ketika manusia mengetahui bahwa yang kita serahi itu adalah
Dzat yang Sempurna, yang Maha Tahu, Maha Bijaksana, sehingga tidak akan ragu
dengan keputusan Allah. Allah Maha Lembut (Al Latif), sehingga kita yakin bahwa
seluruh yang diberikan kepada diri kita itu baik.
Ridho kepada Allah adalah keniscayaan yang
jujur, yang yakin bahwa apa yang ditetapkan pada dirinya itu pasti yang
baik-baik saja.
2. Karena seorang muslim, manusia yang
cerdas, sebenar2nya meyakini, tidak ada sedikit pun keraguan, bahwa tidak ada
satu pun yang dapat mengubah ketetapan Allah, sehingga apa yang ditetapkan Allah,
maka ia harus ridho.
Seluruh ketentuan Allah itu tidak ada yang
dapat menolaknya. Setiap sesuatu yang Allah kehendaki, itu pasti terjadi. Dan
sebaliknya, apa saja yang Allah tidak kehendaki, maka ia tidak akan terjadi.
Mari kita lihat dalam sejarah. Sejarah
pasti berulang. Seluruh kafir Quraisy, setan jin dan iblis, menghendaki Nabi
Muhammad dibunuh. Rumah Nabi sudah dikepung. Tapi usaha itu gagal.
QS Al Anfal 30: Dan (ingatlah), ketika
orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan tipu daya terhadapmu (Muhammad) untuk
menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka membuat
tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Allah adalah sebaik-baik
pembalas tipu daya.
Jadi tidak ada alasan kita takut sebuah
resiko di jalan Allah, walau pun kita tidak boleh menantang2 resiko. Bila Allah
sudah berkehendak, maka tidak ada sesuatu yang dapat menghalanginya terjadi,
dan begitu pula sebaliknya.
Seorang yang ridho, akan melihat bahwa
suatu ujian dan suatu nikmat itu sama2 ia ridhoi. Seorang muslim mengetahui
dengan sebenar2nya, ujian malapetaka dan juga nikmat itu sudah ditentukan oleh
Allah, sudah ada qodho dan qodarnya.
3. Karena manusia adalah murni seorang
hamba. Manusia tidak akan berubah menjadi Tuhan. Dia adalah budak yang murni.
Yang namanya budak, tidak akan marah terhadap berlakunya hukum2 majikannya.
Kalau di dunia perbudakan, seorang budak
itu tidak punya apa2. Bagaimana dengan diri kita yang murni budaknya Allah,
tidak lain kecuali menginginkan kebaikan bagi kita semua, maka kita harus
sikapi dengan penuh keridhoan kepada Allah.
4. Karena manusia yang ridho kepada Allah,
pada dasarnya ia cinta kepada Allah.
Orang yang jujur cintanya, adalah orang
yang ridho terhadap apa saja yang dilakukan oleh yang dicintai.
Sebagai contoh, walau kita tidak boleh menyamakan
Allah dengan manusia, ini sekedar contoh. Jika suami mencintai istrinya, murid
mencintai gurunya, dsbnya, maka ia ridho kepada apa2 yang dilakukan oleh orang
yang dicintainya. Apalagi cinta kita kepada Pencipta istri kita, guru kita,
maka cinta kita harus lebih tinggi lagi diberikan kepada Allah, dan juga ridho
kepada yang ditetapkan oleh Allah, apakah itu sebuah nikmat atau pun ujian.
5. Manusia ini tidak tahu apa yang akan
terjadi, apa akibat dari seluruh pernak pernik ini. Ketika kita memilih
seseorang, kita tidak tahu apa akibatnya. Yang Tahu hanya Allah. Perkawinan
kita, rumah tangga kita, berbangsa dan bernegara kita, sekian tahun yang akan
datang akan menjadi seperti apa, hanya Allah yang Tahu.
Allah yang Maha Tahu apa yang akan terjadi,
dan apa yang sebaiknya kita lakukan. Untuk itu kita harus ridho kepada Allah.
Ridho kepada Allah adalah sebuah keniscayaan.
Bisa jadi seusatu yang kita cintai saat ini
di dunia, bisa jadi buruk bagi kita di masa yang akan datang. Hanya Allah yang
Tahu.
Manusia tidak suka hancur, tapi dia
membiarkan dirinya terjun ke narkoba, minuman keras, dsbnya. Itu tandanya
manusia tidak tahu, kenapa Allah melarang mencuri, berzina, meminum minuman
keras, dsbnya itu.
Di QS Al Ahzab 72, Allah menyebut manusia
itu benar2 bodoh karena tidak tahu apa akibatnya, dan dzholim karena
mendzholimi dirinya sendiri.
QS Al Ahzab 72: Sesungguhnya Kami telah
mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan
untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan
dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan
amat bodoh,
Mari kita tingkatkan keridhoan kita kepada
Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar