Selasa, 28 April 2015

Petunjuk (Hidayah) dan Kesesatan (Dholal) (2)

Terjemah QS Al Baqarah 120: Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.

Ini adalah ancaman Allah. Karena pendidikan yang benar itu kalau bukan terdiri atas janji, maka ia adalah ancaman. Ketika manusia diberikan ayat2 tentang syurga saja, tapi tidak diberikan neraka, bisa2 manusia tidak takut terhadap neraka, begitu juga jika hanya diberitakan tentang neraka saja, maka manusia seolah2 tidak punya harapan tentang surga.

Pelajaran yang bisa diambil dari ayat di atas:

1. Allah tidak mau memberikan pertolongan, tidak mau memberikan keberpihakan, jika orang itu tidak lagi mengikuti petunjuk Allah.

Sebesar apa pun orang yang mendukungnya, sebanyak apa pun orang yang menolongnya, tapi kalau tidak ditolong Allah, maka ia akan kecil.

Contohnya, siapa yang berani menentang Firaun saat itu? Tapi ketika Firaun sudah ditenggelamkan di tengah lautan, mana itu penolong2 Firaun?

Firaun2 di zaman ini, ia lupa bahwa dirinya adalah seorang hamba, tapi dia memposisikan dirinya seolah2 dia tuhan. Diktator2 yang menjadikan dirinya seolah2 disembah, diikuti. Barangsiapa yang mengikuti selain Allah, maka dia tidak akan mendapat pertolongan Allah.

2. Petunjuk itu adalah Islam.
Islam adalah yang wajib diikuti. Apa ancaman Allah bagi orang yang mencari petunjuk selain Allah?

Al Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir bil ma’tsur, mengatakan bahwa ayat ini merupakan peringatan yang keras, ancaman yang keras bagi umat Islam, agar tidak mengikuti ajaran yahudi dan nashara setelah diberi petunjuk yang jelas (Al Quran).

Kita sudah diberikan Al Quran, maka jangan lagi menngikuti ajaran agama lain. Pada dasarnya, dalam ajaran beragama, adalah al ittibaa’ (mengikuti Rasulullah). Larangan mengikuti ajaran agama lain, ini dalam hal apa saja.

Siapa yang tidak tahu Umar bin Khattab? Begitu beliau di tangannya ada lembaran Taurat, Rasulullah mengatakan, “buang itu Umar. Seandainya Musa as, hidup saat ini, beliau pasti mengikutiku.”

Padahal tidak ada yang meragukan keimanan Umar bin Khattab, tapi memegang lembaran Taurat saja dilarang oleh Rasulullah. Apalagi kita yang hidup di zaman seperti ini.

Bagaimana kalau ada orang yang beragama Islam, tapi mengikuti Yahudi, Nashara? Berarti dia termasuk orang2 dalam dhzolim. Dzholim itu artinya, tidak mengikuti sesuatu yang tidak pada tempatnya. Seharusnya ia mengikuti Al Quran, tapi ia malah mengikuti yang lainnya.

3. Kita semua kaum muslimin tidak diperbolehkan mengikuti golongan orang2 yang bathil.

Jadi jangan sampai, hanya karena kebathilan dibungkus dengan retorika yang begitu hebat, sehingga kita silau, jangan sampai diikuti. Karena bathil tetaplah bathil. Jangan sampai mengikuti bathil hanya karena yang mengucapkan adalah orang yang disebut ulama, atau karena orang itu disebut hebat.

4. Tidak ada kesedihan, tidak ada ketakutan, bagi orang yang mengikuti petunjuk Allah. Sehingga orang2 yang paling bahagia di dunia dan di akhirat adalah orang2 yang mengikuti petunjuk Allah.

Ini adalah kaidah kehidupan yang sudah pasti benar, karena datang dari Allah SWT, yang berbunyi Tidak ada kesedihan, tidak ada ketakutan, bagi orang yang benar2 mengikuti pe

Terjemah QS Al Baqarah 38: maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan mereka tidak bersedih hati.

Ibnu Katsir mengatakan: barangsiapa yang benar2 mengikuti kitab2 suci yang diturunkan oleh Allah, yang mengikuti para Rasul utusan Allah SWT, maka mereka tidak akan takut.

Ketika Umat Islam mengikuti RasulNya, maka dijamin tidak akan ada ketakutan. Orang takut tidak dapat pekerjaan, takut miskin, dsbnya itu sebenarnya adalah hal2 yang terjadi di masa yang akan datang. Sedangkan hal2 yang terjadi di masa yang akan datang itu adalah ghod, dan ghod itu adalah apa yang akan terjadi di akhirat.

Kalau sedih, itu adalah hal yang terjadi di masa lalu. Sedangkan khawatir (takut) itu adalah apa yang terjadi di masa yang akan datang.

Tidak akan takut karena Allah akan memberikan ganjaran di akhirat, dan di dunia mereka tidak akan bersedih. Mungkin mereka tidak akan mendapat kemenangan, kursi jabatan, tapi mereka tidak sedih, karena bukan itu obsesi mereka. Obsesi mereka adalah akhirat, menjadikan surga sebagai cita2 tertingginya.

Doa yang dibaca oleh sebagian imam kita dalam doa qunut: jangan sampai musibah itu menimpa imannya, dan jangan sampai popularitas, dunia, harta, menjadi cita2 tertingginya, dan jangan sampai neraka menjadi tempat kembali, tapi surgalah yang menjadi tempat kembali, jangan Engkau hadirkan pemimpin bagi kami pemimpin yang tidak takut pada ajaranMu ya Allah.

Inilah doa orang2 yang jujur.

Semoga kita semua diberi petunjuk oleh Allah SWT, sehingga kita semua tidak takut dan tidak bersedih karena kita sudah dijamin oleh Allah, dan jaminan Allah itu sudah pasti benar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar