Kamis, 02 April 2015

Sifat Orang2 Yang Benar2 Jujur Mencari Ridho Allah (2)

Seseorang itu benar2 ridho kepada Allah, adalah ketika ia merasakan nikmat dan ujian itu sama saja.

1. Karena apa yang kita anggap baik, belum tentu sebenarnya itu baik bagi kita. Dan sebaliknya, sesuatu yang kita anggap buruk, bisa jadi itu adalah baik bagi kita.

QS Al Baqarah 216: Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Tetapi boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh Jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.

Ketika berbicara tentang perang, siapa sih yang suka perang? Semua manusia suka dengan perdamaian. Tapi ketika Negara diserang, maka Allah memerintahkan wajib jihad. Negri kita ini bisa merdeka setelah dijajah 350 tahun oleh Belanda, bukan melalui  ceramah2, tapi dengan cara para ulama dan umat Islam mengangkat senjata, perang melawan penjajah.

Bagaimana jika negara2 Islam tidak berjihad, sedangkan negrinya dijajah? Pasti habislah negara2 itu.

Sesuatu yang kamu cintai itu, bisa jadi buruk bagi kalian. Kamu senang jika di rumah saja bersama anak istri, tapi bila kamu tetap diam saja di rumah, bisa jadi nanti rumahmu juga akan terkena serangan.

Ini bukan hanya masalah jihad saja. Dalam rumah tangga, dalam masalah warisan, dsbnya, ada yang mempermasalahkan aturan Allah, “apakah adil perempuan mendapat sebagian dari laki-laki?” Ini dijawab oleh Allah di QS An Nisa 19.

An Nisa 19: karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.

Yang Tahu hanyalah Allah, yang Menciptakan Kehidupan di Dunia dan Akhirat, itulah alasan kenapa kita harus ridho kepada keputusan Allah SWT.

2. Karena pada dasarnya manusia adalah muslim (yang artinya: pasrah, menyerahkan diri kepada Allah). Disebut seseorang sebagai muslim, orang yang beragama Islam, yaitu ia menyerahkan dirinya secara total kepada Allah. Karena dia meyakini, Allah yang menciptakan kita. Allah yang Paling Tahu.

Seorang muslim tidak akan menolak sedikit pun aturan Allah. Termasuk hukuman mati. Jadi kalau ada yang menolak hukuman mati, apalagi dia mengaku ulama, maka kita harus mempertanyakan kenapa dia mempertanyakan hukuman mati itu. Sebutan seseorang itu “ulama, orang alim,” dsbnya itu adalah ungkapan2 syar’i, jadi harus dikembalikan definisinya kepada Al Quran, bukan berdasarkan pengamatan manusia saja.

Seseorang disebut muslim, maka dia harus menyerahkan diri secara total kepada Allah SWT.

3. Karena seorang muslim, dia mengenal Tuhannya.
Orang yang benar2 mengenal Rabb (Tuhan yang memberikan penjagaan, pendidikan), maka dia tidak akan mencurigai Allah, tidak akan meragukan Allah. Dia ridho terhadap seluruh keputusan Allah, maka dia akan berperasaan sama terhadap ujian maupun terhadap nikmat.

Ketika Allah menguji hambaNya, bukan dalam rangka menyiksa. Tapi agar lebih matang dalam menghadapi kehidupan berbangsa dan bernegara, lebih matang menghadapi ujian2.

4. Seorang mu’min yang ridho kepada Allah, harus mengetahui apakah yang dia dapatkan dari Allah SWT, itu diridhoi oleh Allah, atau kah dimurkai oleh Allah.
Selain kita harus ridho kepada hal yang diridhoi oleh Allah, dan tidak ridho terhadap apa yang tidak diridhoi oleh Allah. Kita juga harus mengetahui, apakah yang kita sukai atau kah tidak sukai itu, adalah yang diridhoi ataukah tidak diridhoi Allah.

Ulama mendefinisikan alasan-alasan tentang pentingnya kita ridho kepada Allah ini, sampai 27 poin, tapi kita cukupkan sampai di poin ini.

Sebagai balasan dan kemurahan Allah kepada kita semua, Allah ridho kepada kita. Kenapa Allah ridho kepada kita?

1. Ketika kita jujur, ketika kita beriman.

2. Disebabkan amal2 orang beriman yang sholihah

3. Disebabkan orang2 beriman hidupnya selalu berjuang memerangi musuh2 Allah. Disebabkan orang2 beriman tidak mengangkat orang2 kafir sebagai pemimpin. Orang2 beriman yang ridho kepada Allah akan melepaskan diri dari orang2 kafir.

Kalau kita ceramah tentang ridho Allah, tapi kita tidak ridho dengan syariat Allah, maka bagaimana pun kita berusaha meyakinkan kaum muslimin, tapi Allah tidak akan ridho.

Pentingnya kejujuran, keaslian, kemurnian iman kita.

QS Al Maidah 119: Allah berfirman: "Inilah saat orang yang jujur, memperoleh manfaat dari kejujurannya. Bagi mereka surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah ridha terhadap mereka, dan mereka pun ridha kepada Allah. Itulah kemenangan yang paling besar"

Orang2 yang jujur dalam imannya itu, maka kejujurannya itu benar2 berguna di akhirat. Mungkin ada yang bertanya, “apakah kejujurannya itu tidak berguna di dunia?”
Saya katakan ya, di dunia juga berguna. Tapi di akhirat, itu bentuknya benar2 terlihat. Sedangkan di dunia ini, orang yang jujur dalam keimanannya malah dianggap radikal. Karena dunia ini adalah permainan penipuan, karena dunia untuk dunia, kekuasaan untuk kekuasaan, sehingga kejujuran itu sesuatu yang tidak jelas manfaatnya.

Sehingga ada yang mengatakan, ”ya ustadz, bisnis kok jujur, nanti tidak akan untung dong..” atau ada yang mengatakan “Yaa ustadz, politik kok jujur, nanti tidak akan menang dong..”

Kejujuran itu akan jelas terlihat di akhirat, yaitu dengan mendapatkan ridho Allah berupa syurga Allah.

QS Al Mujadilah 22: Engkau (Muhammad) tidak akan mendapatkan suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapaknya, anaknya, saudaranya atau keluarganya. Meraka itulah orang-orang yang dalam hatinya telah ditanamkan Allah keimanan dan Allah telah menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang dari-Nya. Lalu dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Merekalah golongan Allah. Ingatlah, sesungguhnya golongan Allah itulah yang beruntung.


Di dalam ayat ini kita bisa melihat bahwa cinta dan benci itu esensi aqidah. Kita tidak boleh mencintai orang2 yang memusuhi Allah, walau pun itu adalah bapak2 kita, anak2 kita, keluarga kita. Kita mencintai keluarga, tapi ukurannya adalah iman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar