Minggu, 05 April 2015

Edisi Akhir Pekan: Sabar

Tayangan video tentang para lansia yang dibawa ke pengadilan karena mencuri hal2 yang jumlahnya kecil.

Paparan Ustadz.

Di antara tema2 besar Al Quran yang disebut Allah SWT adalah ash shobru (kesabaran), dengan berbagai bentuk kata, apakah itu fi’il madhi, fi’il mudhori’, fi’il ‘amr (ishbir, ishbiruu). Tidak ada bekal di dunia ini kecuali ia adalah sabar.

Apa urgensi kesabaran dalam hidup ini?         

1. Sabar adalah wasiat (perintah/instruksi) Allah kepada setiap Nabi dan RasulNya.

QS An Nahl 127: washbir wa maa shobruka illaa billaah (Dan bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah)

Ketika kita mengetahui bahwa sabar itu adalah wasiat Allah kepada Nabi, dan Nabi adalah manusia terbaik. Jadi, kalau kita ingin menjadi manusia terbaik, suami terbaik, istri terbaik, maka bersabarlah.

2. Kita diperintahkan Allah untuk minta pertolongan Allah.

QS Al Baqarah 153: yaa ayyuhalladziina aamanuu ista’iinu wash sholati, innallooha ma ‘asshobirin. (Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.)

Tanda2 orang beriman kepada Allah adalah, ia merenungi ayat2 Al Quran, dan sebaliknya, orang2 munafik itu tidak mau merenungi Al Quran, dan mereka lebih senang dengan pemikiran manusia yang menentang Allah. Apa hikmah yang terkandung di dalam ayat ini?

a. Sabar itu adalah instruksi Allah. Dan tidak ada instruksi yang lebih besar daripada instruksi dari Allah.

b. Kata sabar di sini disebut bersamaan dengan sholat. Dengan kesabaran dan sholat. Di sini urgensinya sabar, sampai2 disebut bersamaan dengan sholat. Ketika hambaNya masih sholat, maka ia masih beriman.

c. Shabar disebut lebih dahulu daripada sholat.
Kaum muslimin, semua diperintahkan untuk bersabar, dan kata ash shobr disebutkan lebih dahulu daripada kata sholat. Kalau Allah mendahulukan satu lafal berarti itu ada hikmahnya. Allah yang Paling Tahu hikmahnya. Semoga kita bisa diberikan pemahaman untuk cerdas memahami Al Quran. Urgensinya sabar dalam ayat ini, yaitu untuk bisa sholat dengan benar, tepat waktu, dalam berbagai keadaan, itu semuanya membutuhkan kesabaran.

Seluruh amal perbuatan kita, seluruh kegiatan kita, agar rumah tangga ini benar2 rumahku syurgaku, agar yang lebih dominan adalah kejujuran dan jauh dari kebohongan, agar yang lebih dominan adalah kebaikan dan jauh dari keburukan, semuanya membutuhkan kesabaran.

3. Sabar itu termasuk syarat kemenangan, syarat kesuksesan. Tidak ada kaum muslimin dalam sejarahnya, kecuali sarat dalam kesabaran. Tidak ada istilah libur dalam memperjuangkan Islam. Pertanyaannya adalah, kapan kaum muslimin diberikan kemenangan? Yaitu ketika kaum muslimin bersabar.

Di dalam QS Al Anfal 45-47 dipaparkan syuruuthun nashri (syarat2 kemenangan), yaitu

45. Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu bertemu pasukan (musuh), maka berteguh hatilah dan sebutlah (nama) Allah banyak-banyak (berdzikir dan berdoa) agar kamu beruntung.

46. Taatilah Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berselisih, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan kekuatanmu hilang serta bersabarlah. Sungguh, Allah beserta orang-orang sabar.

47. Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang keluar dari kampung halamannya dengan rasa angkuh dan ingin dipuji orang serta menghalang-halangi (orang) dari jalan Allah. Allah meliputi segala yang mereka kerjakan.

Jangan sampai umat Islam di bumi ini mau diadu domba dengan isu radikal. Yang penting adalah kesabaran, karena hidup ini adalah asset termahal.

4. Intervensi (Keikutsertaan) Allah
Orang  yang sabar, walau pun ia kelihatan sendirian, tapi ingatlah, sesungguhnya Allah bersamanya. Seorang suami yang bersabar memenuhi kewajiban dirinya atas keluarganya mencari nafkah, sesungguhnya ia tidak sendirian. Seorang istri yang bersabar mengasuh anak-anaknya menjadi penghafal2 Al Quran, sesungguhnya Allah bersamanya. Seorang pemimpin yang bersabar, ketika ingin negaranya diridhoi oleh Allah, dan ia mungkin ditakut2i oleh pihak asing, jangan takut, karena Allah bersama orang2 yang sabar.

Tema ini adalah tema yang menarik, bukan menarik untuk didengarkan, tapi menarik untuk diterjemahkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pertanyaan #1. Para ibu saat ini pusing dengan kenaikan harga kebutuhan pokok karena kenaikan bbm. Bagaimana memaknai kesabaran2 seperti ini?

Jawab:
Al Quran adalah kitab hidayah, kitab petunjuk, sehingga tidak ada permasalahan dalam kehidupan ini, kecuali sudah ada jawabannya di dalam Al Quran.

Melihat kondisi kenaikan harga2 kebutuhan pokok saat ini, kita melihatnya seperti ini:

1. Ketika seorang suami/istri mendapat ujian, di antaranya adalah naiknya harga2 barang, atau PHK, maka ia harus bersabar. Jangan sampai merasa dunia sudah kiamat.

2. Dari sisi pihak pemerintah, jangan hobi memprovokasi rakyat sehingga rakyat menjadi tidak bersabar. Kalau bisa mempermudah, maka jangan persulit.

Pilihlah yang paling memudahkan untuk rakyatnya, maupun pemerintahnya.

Pemerintah yang benar adalah seperti walinya anak yatim. Yaitu kalau ia sudah cukup, maka jangan mengambil harta benda anak yatim. Jangankan untuk mengambil, bahkan untuk mendekat saja tidak boleh, apalagi merusaknya.

Seperti Umar bin Khattab, kalau ia butuh, ia hanya ambil secukupnya, karena itu adalah hak rakyat.

Jadi kewajiban pemerintah adalah mengelola. Kalau pun terpaksa menaikkan harga, maka alasan pemerintah harus terang benderang, dan rakyat harus menerimanya, jangan berkeluh kesah.

Pertanyaan #2. Apa doa yang bisa dipanjatkan dalam menghadapi kondisi seperti sekarang ini, ustadz?

Doa:
Kita minta kepada Allah SWT, untuk ditegarkan dalam keimanan kita, seperti doa: “Yaa muqollibal qulub, tsabbit qolbi ‘alaa diinik.”
Atau doa kebaikan dunia dan akhirat: “Robbana aatinaa fid dun ya hasanah, wa fil aakhiroti hasanah, waqinaa ‘adzaa bannaar..”

Istri dan suami, harus pandai mengelola keuangannya. Mendahulukan yang lebih penting daripada yang kurang penting. Dahulukan yang pokok baru yang lainnya. Jangan dalam kondisi seperti ini malah jalan2 ke Mall. Yang terpenting adalah kebutuhan pendidikan anak, dsbnya.

Kesabaran itu merupakan universitas kehidupan. Di antara kurikulum dalam universitas kesabaran itu adalah Kebesaran Hati. Melalui kesabaran ini dapat membangun diri kita menjadi pemimpin.

Terjemah QS As Sajdah 24: Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami selama mereka sabar. Dan mereka meyakini ayat-ayat kami.

Di antara kriteria pemimpin yang akan membawa masyarakatnya kepada kesejahteraan, ialah Berbesar Hati.

Pemimpin dalam Bahasa Arabnya adalah imam dan di QS As Sajdah ayat 24 di atas, disebutkan dalam bentuk jamaknya, yaitu aimmatan. Waj’alnaa minhum aimmatan (dan kami jadikan di antara mereka itu pemimpin2).

Kriteria pemimpin:
1. Memberikan petunjuk dengan perintah Allah.
Jangan sampai kebijakan2nya justru menghalang2i manusia dari ajaran Allah. Pemimpin harus mengajak ummatnya untuk taat kepada Allah.

2. Ketika mereka bersabar.
Jadi pemimpin yang benar2 pemimpin bukan lah yang berasal dari rekayasa, tapi yang benar2 lapang dada, berbesar hati.

Contohnya adalah Rasulullah. Kita bisa meniru beliau. Ketika beliau hijrah ke Thaif, Nabi malah dilempari batu, dan pembesar2 Thaif memprovokasi rakyat agar memusuhi Nabi. Ketika Nabi dilempari batu seperti itu, malaikat menawarkan, apakah penduduk Thaif itu dilempari gunung saja, tapi Nabi mengatakan, “jangan, semoga suatu saat anak cucu keturunan mereka menjadi orang2 beriman.” Dan kenyataannya sekarang penduduk Thaif 100% beragama Islam.

Nabi adalah untuk diikuti, bukan dengan mengatakan, “ya ustadz, itu kan Nabi.” Jangan katakan seperti itu, karena Nabi adalah contoh yang bisa diikuti

Umar bin Khattab ra, adalah orang yang luar biasa. Sangking luar biasanya ada 5 pendapat beliau lebih dulu disampaikan daripada turunnya wahyu. Orang yang sealim beliau, sampai iblis saja takut kepada beliau, tapi ketika beliau salah, yaitu beliau menentukan batas mas kawin, dan Umar ditegur oleh wanita, “Ya Khalifah, kenapa engkau membatasi apa yang tidak dibatasi oleh Allah?” maka Umar menjawab, “perempuan itu benar, sedangkan saya salah.” Umar tidak gengsi untuk mengakui kesalahannya.

Bagaimana dengan kondisi di Negara yang justru pemerintahnya menyalahkan para ulama, para aktifits dakwah? Semoga hal ini tidak terjadi di Negara kita.

Pertanyaan #3. Bersabar itu bukan pasif. Bagaimana sabar dalam bentuk aktif, dan bagaimana menyikapi angkara murka?

Jawab:
Ketika bapak ibunya diam, padahal sudah jam 6 pagi, mereka tidak membangunkan anaknya untuk sholat subuh, maka itu tidak bisa dibilang, ibu bapaknya sabar. Bukan!

Sabar itu ada 2:
1. Sabar untuk senantiasa taat pada Allah.
Seperti misalnya, rajin ikut pengajian, senantiasa jujur dalam politik dan bisnis, mencari nafkah yang halal sementara yang lain sudah mencari yang haram, dsbnya.

2. Sabar dalam menghadapi maksiat.
Ada sebagian orang yang mengatakan, “ya ustadz… yang haram saja sudah susah…apalagi yang halal…”
Naudzubillahi mindzalik.
Ada yang mengatakan, “kalau saya tidak melakukan ini, bagaimana saya bisa mencari nafkah…”
Itu adalah contoh2 orang yang tidak sabar dalam menolak kemungkaran.
Kalau ada kemungkaran di depan matanya, lalu dia diam saja, maka itu bukan sabar.

Kesabaran itu bekal manusia dalam kehidupan. Manusia apa pun, agama apa pun, bangsa mana pun, sabar itu modal kita. Karena setiap manusia, pasti mendapatkan ujian. Kalau tidak bersabar dalam ujian, maka dia tidak akan selamat.

Terjemah QS Al Mulk 2: Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya.

Allah ciptakan manusia ini untuk diuji. Apa yang membuat kita selamat dari ujian? Yaitu kesabaran.

5. Orang yang kaya adalah orang yang sabar.
Terjemah QS Fush shilat 35: Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.

Terjemah Az Zumar 10: Sesungguhnya orang2 yang sabar itu dipenuhi pahalanya tanpa terhitung.

Membaca Al Quran, 10 kali
Shodaqoh, digandakan pahalanya sampai 700 kali.

Tapi tidak sebatas itu, karena ketika membaca Al Quran ia butuh sabar, bersodakoh ia juga butuh sabar, maka ketika itu pahalanya tidak terhitung.

Jangan melakukan perbuatan yang bertentangan dengan Islam. Orang yang menutup aurat malah dianggap radikal, dan orang yang buka aurat malah dianggap baik, modern, ini kan kebalikannya.


Semoga kita dikaruniai Allah kesabaran dalam taat kepada Allah, dan kesabaran dalam menghadapi kemaksiatan. Aamiin…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar