Kamis, 09 April 2015

Panggilan Kerja yang Bersih

Islam adalah agama kerja. Dan kerja yang diharapkan dan diwajibkan oleh Islam adalah pekerjaan yang baik.

Dalam kajian sebelumnya, kita mengkaji tema besar, yaitu Harta dalam Pandangan Al Quran, sebagai sarana untuk menuju kehidupan yang baik. Kalau kita mempunyai tujuan yang baik, dalam rangka memberikan maisyah (nafkah) kepada keluarga kita, dalam rangka membangun bangsa dan Negara kita yang kuat, caranya harus cara yang baik.

Kalau kita ingin harta yang baik, maka caranya harus cara yang baik. Ini kaidah yang wajib kita fahami dan amalkan. Dalam kaidah Islam ada kaidah yang sangat popular, yang berbunyi “Tujuan itu tidak boleh Menghalalkan Segala Cara”.

Ketika kita diperintahkan untuk bekerja, maka perkejaan kita harus benar2 yang dianggap baik oleh Allah SWT.

Al Quran menyeru kita untuk bekerja yang maksimal, dan Islam memberikan peringatan yang sangat keras kepada umat manusia, jangan sampai jatuh pada kemalasan, pengangguran.

Terjemah QS Al Mulk 15: Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.

Allah menjadikan bumi menjadi mudah untuk kita lewati, maka diperintahkan untuk berjalan di muka bumi ini. Ini merupakan instruksi dari Allah SWT. Kalau kita mendengar instruksi dari atasan kita, maka kita bersegera, maka bagaimana jika instruksi itu datang dari Bossnya para boss, tentunya kita harus lebih bersegera lagi.

Ruang gerak kerja kita tidak dibatasi di tanah tertentu, wilayah tertentu. Di mana ada bumi Allah, di situ lah tempat kita bekerja. Karena bekerja adalah ibadah.

Allah menginstruksikan kita agar memakan hasil kerja kita sebagai bentuk rezeki dari Allah SWT. Rezekinya adalah rezeki Allah, agar kita paham bahwa rezeki itu bukan segala2nya. Yang segala2 nya adalah Allah, dan rezeki itu adalah milik Allah, agar ia tidak ghurur (GR).

Untuk membuktikan bahwa Al Quran sangat peduli pada kerja yang baik, Allah SWT dalam ayat2 Al Quran begitu banyak menginstruksikan umat manusia agar menyintai kerja. Agar di dalam pikirannya hanya bekerja.

Terjemah QS Al Jumuah 10: Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.

1. Di sini ada ungkapan, Maka apabila telah ditunaikan sholat Jumat, maka menyebarlah.” Ini adalah instruksi dari Allah, untuk bekerja, bekerja dan bekerja.

2. Di sini Allah berikan pelajaran begitu penting, yaitu korelasi antara perintah sholat dengan perintah bekerja.

Ketika kita menilai seseorang itu sholeh, tidak cukup hal itu dengan bekerja, tapi melihat bagaimana bekerjanya.

Ada orang yang mengatakan, “saya punya anak mantu, dia rajin sholat, dia sholeh, tapi tidak bekerja,”

Ini salah, karena kalau sholeh itu harusnya rajin bekerja.

Sholat dan bekerja sama2 perintah Allah, dan sama2 ibadah kepada Allah.

3. Fil ardhi. Allah tidak menyebut fil Madinah, tapi Allah sebutkan Al Ardh, Bumi. Ini mengatakan bahwasanya ruang untuk mencari nafkah kita itu sangat luas. Tidaklah kita berada di bumi atau daerah, kecuali kita untuk bekerja.

4. Carilah anugerah Allah.
Menyandarkan kata “karunia” kepada Allah, menggambarkan betapa mulianya karunia tersebut. Di antara paradigm untuk mengetahui kemuliaan anak laki2, suami, adalah bekerjanya dia dalam mencari nafkah, tapi harus tetap ingat bahwa itu adalah anugera dari Allah. Agar kita tetap berusaha mendapatkannya sesuai dengan cara yang diridhoi Allah, dan menggunakannya sesuai dengan yang diizinkan Allah.

Fungsi Sunnah Nabi adalah menjelaskan Al Quran. Ketika Al Quran menyeru umat manusia untuk bekerja, apa saja hadist2 Nabi yang memperjelas keutamaan untuk bekerja?

Di beberapa hadist, Rasulullah SAW memberikan arahan2nya, agar kita menjadi umat yang benar.

1.
Diriwayatkan oleh Al Miqdam, Nabi bersabda “tidak lah seseorang makan, makanan yang lebih baik yang kita makan dari hasil kerja kita sendiri.”

Ada sebagian dari kita, yang malah hobinya ditraktir, bukan makan dari hasil keringatnya sendiri. Ini adalah salah.

Kalau kita punya rumah kita tidak diintervensi oleh orang lain. Kalau kita punya Negara, tidak diintervensi oleh orang lain. Karena kita berusaha dengan tangannya sendiri. Karena ia akan mendapatkan kemerdekaan hakiki, tidak dijajah oleh orang lain, karena semua hasil usahanya sendiri.

2.
Nabi memberi peringatan kepada seluruh manusia di dunia ini, “Seseorang senantiasa minta-minta sampai datangnya hari Kiamat, di mukanya nanti tidak ada dagingnya.”

Maka saudaraku, kita menyadari ada orang yang susah dalam hidup ini, tapi yang tidak boleh adalah meminta2.

3.
Sifat Ibadah, jika niat kita dalam bekerja itu adalah benar, bekerja dalam rangka mengikuti aturan2 Allah, tidak melanggar, itu semua menjadi ibadah.

Nabi bersabda, “Kalau seseorang keluar rumah mencari nafkah dalam rangka menafkahi anaknya yang masih kecil2, itu adalah fi sabiilillah (di jalan Allah). Bekerja dalam rangka untuk menafkahi orang tua, maka itu hukumnya fii sabilillah. Ada orang yang bekerja dari pagi sampai sore, agar dirinya tidak meminta minta pada orang lain, tidak merepotkan orang tuanya, tidak merepotkan teman2nya, itu semua diganjar fii sabiilillah.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar