Dalam kajian sebelumnya kita telah bahas
tentang pentingnya kemandirian. Sehingga bangsa kita memiliki kemandirian,
bangsa yang memiliki izzah (kemuliaan).
Bagaimana agar kita benar2 mandiri? Mandiri
dalam ekonomi, pendidikan, politik, dan seluruh aspek kehidupan.
1. Planning
Jangan sampai kita terjebak dalam pekerjaan
yang spontanitas. Kemandirian dilakukan harus dengan perencanaan yang matang. Perencanaan
seperti apakah itu? Yaitu perencanaan yang berangkat dari perhitungan yang
matang, sehingga tidak berangkat dari perkiraan2. Yang dibutuhkan adalah:
a. harus dengan angka2 yang benar, dan
kongkrit.
b. pengangkuat yang benar tentang
kebutuhan2 yang harus dipenuhi
c. sejauh mana urgensinya,
d. menentukan prioritas mana yang
didahulukan dari hal2 yang dianggap urgen itu
e. potensi atau kemampuan yang tersedia,
harus dihitung juga.
f. sarana apa yang mudah untuk memenuhi
kebutuhan2 kita
g. obsesi kita ke depan. Sudah tentu anak
yang kita didik sekarang, bukan untuk menjadi pemimpin sekarang, tapi pemimpin
masa depan. Jadi kita lihat obsesi beberapa puluh tahun ke depan.
Seorang khalifah didatangkan guru khusus
sebagai bekal untuk ia memimpin beberapa puluh tahun ke depan.
Kenapa Rasulullah harus berjuang selama 13
tahun di Mekkah dan kemudian tempat berjuang selanjutnya adalah Madinah, dan
bukan Mekkah yang menjadi ibu kota, tapi Madinah?
Ini adalah bentuk perencanaan Allah agar Nabi
menuju kepada kemandirian. Nabi ketika diusir dari Mekkah, tidak meminta tolong
kepada Yahudi, Nashoro, Persia maupun Romawi. Itu semata2 karena Nabi ingin
membangun kemandirian.
Bagaimana dengan perencanaan ekonomi sebuah
Negara, bisa kita lihat dalam kisah yusuf yang mempersiapkan ekonomi Mesir
sehingga menjadi Negara yang besar. Ketika negara2 lain sedang menghadapi musim
paceklik,
Terjemah QS Yusuf 47-49:
47. Dia (Yusuf) berkata, "Agar kamu
bercocok tanam tujuh tahun (berturut-turut) sebagaimana biasa; kemudian apa
yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan di tangkainya kecuali sedikit untuk kamu
makan.
48. Kemudian setelah itu akan datang tujuh
(tahun) yang sangat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu siapkan untuk
menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari apa (bibit gandum) yang kamu
simpan.
49. Setelah itu akan datang tahun, di mana
manusia diberi hujan (dengan cukup) dan pada masa itu mereka memeras anggur."
Perencanaan Nabi Yusuf:
Tujuh tahun bersemangat agar masyarakatnya
benar2 bertani
Tujuh tahu agar bertahan di masa paceklik dengan sedikit gandym yang disimpan
Satu tahun memeras anggur dan hujan sudah mulai turun, berakhir masa paceklik.
Beliau 15 tahun telah mempersiapkan ekonomi
yang kuat. Bukan semata2 karena beliau seorang Nabi, tapi Nabi yang manusiawi,
Nabi yang benar2 merancang perencanaan.
Ketika individu, keluarga, masyarakat, Negara
sudah benar2 mempunyai planning yang mendalam, dengan kaafah (kemampuan diri) yang tepat.
2. Pengembangan Sistem yang ada di tengah
kehidupan Bangsa dan Negara
Kita
bersyukur kepada Allah dan berterima kasih kapada para pahlawan dan ulama kita
yang memperjuangkan kemerdekaan dari Belanda. Tapi kenapa seseorang yang merdeka masih mau
menggunakan UU yang dibuat oleh penjajah.
Manusia manapun yang mendapatkan
kemerdekaan dan ini tidak gratis, melainkan melalui perang, maka kita harus
melihat kembali system yang ada.
Sudah diberikan contoh oleh Rasulullah,
tidak perlu melihat dari luar. Solusinya adalah Al Quran dan As Sunnah, karena
itu adalah rahmat bagi seluruh alam semesta.
Meliputi dimensi system:
Pendidikan,
Pelatihan2
Ini semua harus diperbaharui agar dinamis.
Kita inginpunya mobil yang besar, sementara di sekolah anak2 kita, mobil yang
dipakai untuk belajar, masih mobil peningalam zaman dulu.
Di Negara lain, dia beli itu mobil,
pesawat, untuk mengikuti dan bahkan melebihi Negara pembuatnya.
Kita ini dididik oleh Al Quranul karim
bukan hanya memimpin untuk sekarang, tapi juga ke depan hingga yaumul akhir.
3. Seluruh potensi dalam bidang kehidupan,
harus dikembangkan.
Kalau kita meyakini, dan memang harus yakin,
bahwa tidak ada ekonomi yang lebih baik daripada ekonomi Rasulullah. Mata uang
yang dipakai adalah emas dan dinar, yang tidak akan terkena imbas mata uang
asing. Kenapa kita tidak menggunakannya?
Pengulangan2 yang baik2 itu harus kita
kembangkan, jangan memulai sesuatu yang buruk.
Potensi2 manusia yang harus didistribusikan
sesuai dengan kemampuannya. Tidak harus semuanya mengerjakan satu jenis
pekerjaan yang sama.
Terjemah QS At Taubah 122:
Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya
(ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka
beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk
memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya,
supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.
Padahal kita tahu jihad adalah amal utama setelah
iman, tapi tidak boleh semuanya pergi jihad. Dibagi tugas.
Tidak semuanya harus menjadi Ibnu Abbas, yaitu seorang
yang faqih, tapi ada juga yang menjadi Khalid bin Walid, yaitu seorang panglima
perang yang hebat
Bukan berarti Khalid bin Walid adalah segala2nya.
Karena pada masa Umar bin Khattab, panglima perang diganti, bukan lagi Khalid
bin Walid, karena pada masa itu ada semacam keyakinan di kalangan ummat bahwa “kalau
Khalid memiimpin, kita pasti menang.” Padahal yang memenangkan adalah Allah,
bukan Khalid.
Abdurrahman bin Auf, adalah pedagang yang sukses.
Ketika beliau datang dari Mekkah sebagai kaum Muhajirin, lalu akan diservis
oleh orang Anshor, beliau menolak dengan mengatakan, “tunjukkan aku di mana
pasar.”
Abdurrahman bin auf yang dulunya miskin, bisa
juga menjadi kaya.
Ternyata generasi terbaik yang dididik oleh
Rasulullah, tidak dipola untuk seragam, Ada samlman al farisi yang ahli
strategi perang, dan ada juga yang zuhud.
Jika kita tidak memperhatikan perencanaan, maka
yang akan terjadi adalah, kita kaum muslimin, berada di suatu ,lembah, tapi
Islam yang begitu indah, begitu syumuul, tidak berada di lambah yang sama.
Kemandirian itu tidak spontanitas. Dibutuhkan
adanya perencanaan dan pengembangan.
Ketika di suatu masyarakat yang bermasalah adalah
aqidahnya maka kita perkuat aqidahnya. Ketika suatu Negara yang bermasalah
adalah kekuatan militernya, maka kita harus membantu sehingga kita menjadi
bangsa yang kuat yang memiliki izzah sehingga tidak dibegal oleh bangsa lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar