Senin, 20 April 2015

Jalan Menuju Kemandirian

Dalam kajian sebelumnya kita telah bahas tentang pentingnya kemandirian. Sehingga bangsa kita memiliki kemandirian, bangsa yang memiliki izzah (kemuliaan).

Bagaimana agar kita benar2 mandiri? Mandiri dalam ekonomi, pendidikan, politik, dan seluruh aspek kehidupan.

1. Planning

Jangan sampai kita terjebak dalam pekerjaan yang spontanitas. Kemandirian dilakukan harus dengan perencanaan yang matang. Perencanaan seperti apakah itu? Yaitu perencanaan yang berangkat dari perhitungan yang matang, sehingga tidak berangkat dari perkiraan2. Yang dibutuhkan adalah:

a. harus dengan angka2 yang benar, dan kongkrit.
b. pengangkuat yang benar tentang kebutuhan2 yang harus dipenuhi
c. sejauh mana urgensinya,
d. menentukan prioritas mana yang didahulukan dari hal2 yang dianggap urgen itu
e. potensi atau kemampuan yang tersedia, harus dihitung juga.
f. sarana apa yang mudah untuk memenuhi kebutuhan2 kita
g. obsesi kita ke depan. Sudah tentu anak yang kita didik sekarang, bukan untuk menjadi pemimpin sekarang, tapi pemimpin masa depan. Jadi kita lihat obsesi beberapa puluh tahun ke depan.

Seorang khalifah didatangkan guru khusus sebagai bekal untuk ia memimpin beberapa puluh tahun ke depan.

Kenapa Rasulullah harus berjuang selama 13 tahun di Mekkah dan kemudian tempat berjuang selanjutnya adalah Madinah, dan bukan Mekkah yang menjadi ibu kota, tapi Madinah?

Ini adalah bentuk perencanaan Allah agar Nabi menuju kepada kemandirian. Nabi ketika diusir dari Mekkah, tidak meminta tolong kepada Yahudi, Nashoro, Persia maupun Romawi. Itu semata2 karena Nabi ingin membangun kemandirian.

Bagaimana dengan perencanaan ekonomi sebuah Negara, bisa kita lihat dalam kisah yusuf yang mempersiapkan ekonomi Mesir sehingga menjadi Negara yang besar. Ketika negara2 lain sedang menghadapi musim paceklik, 

Terjemah QS Yusuf 47-49:
47. Dia (Yusuf) berkata, "Agar kamu bercocok tanam tujuh tahun (berturut-turut) sebagaimana biasa; kemudian apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan di tangkainya kecuali sedikit untuk kamu makan.

48. Kemudian setelah itu akan datang tujuh (tahun) yang sangat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu siapkan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari apa (bibit gandum) yang kamu simpan.

49. Setelah itu akan datang tahun, di mana manusia diberi hujan (dengan cukup) dan pada masa itu mereka memeras anggur."

Perencanaan Nabi Yusuf:
Tujuh tahun bersemangat agar masyarakatnya benar2 bertani
Tujuh tahu agar bertahan di masa paceklik dengan sedikit gandym yang disimpan
Satu tahun memeras anggur dan hujan sudah mulai turun, berakhir masa paceklik.

Beliau 15 tahun telah mempersiapkan ekonomi yang kuat. Bukan semata2 karena beliau seorang Nabi, tapi Nabi yang manusiawi, Nabi yang benar2 merancang perencanaan.

Ketika individu, keluarga, masyarakat, Negara sudah benar2 mempunyai planning yang mendalam, dengan kaafah (kemampuan diri) yang tepat.

2. Pengembangan Sistem yang ada di tengah kehidupan Bangsa dan Negara

Kita bersyukur kepada Allah dan berterima kasih kapada para pahlawan dan ulama kita yang memperjuangkan kemerdekaan dari Belanda. Tapi kenapa seseorang yang merdeka masih mau menggunakan UU yang dibuat oleh penjajah.

Manusia manapun yang mendapatkan kemerdekaan dan ini tidak gratis, melainkan melalui perang, maka kita harus melihat kembali system yang ada.

Sudah diberikan contoh oleh Rasulullah, tidak perlu melihat dari luar. Solusinya adalah Al Quran dan As Sunnah, karena itu adalah rahmat bagi seluruh alam semesta.

Meliputi dimensi system:
Pendidikan,
Pelatihan2

Ini semua harus diperbaharui agar dinamis. Kita inginpunya mobil yang besar, sementara di sekolah anak2 kita, mobil yang dipakai untuk belajar, masih mobil peningalam zaman dulu.

Di Negara lain, dia beli itu mobil, pesawat, untuk mengikuti dan bahkan melebihi Negara pembuatnya.

Kita ini dididik oleh Al Quranul karim bukan hanya memimpin untuk sekarang, tapi juga ke depan hingga yaumul akhir.

3. Seluruh potensi dalam bidang kehidupan, harus dikembangkan.

Kalau kita meyakini, dan memang harus yakin, bahwa tidak ada ekonomi yang lebih baik daripada ekonomi Rasulullah. Mata uang yang dipakai adalah emas dan dinar, yang tidak akan terkena imbas mata uang asing. Kenapa kita tidak menggunakannya?

Pengulangan2 yang baik2 itu harus kita kembangkan, jangan memulai sesuatu yang buruk.

Potensi2 manusia yang harus didistribusikan sesuai dengan kemampuannya. Tidak harus semuanya mengerjakan satu jenis pekerjaan yang sama.

Terjemah QS At Taubah 122:
Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.

Padahal kita tahu jihad adalah amal utama setelah iman, tapi tidak boleh semuanya pergi jihad. Dibagi tugas.

Tidak semuanya harus menjadi Ibnu Abbas, yaitu seorang yang faqih, tapi ada juga yang menjadi Khalid bin Walid, yaitu seorang panglima perang yang hebat

Bukan berarti Khalid bin Walid adalah segala2nya. Karena pada masa Umar bin Khattab, panglima perang diganti, bukan lagi Khalid bin Walid, karena pada masa itu ada semacam keyakinan di kalangan ummat bahwa “kalau Khalid memiimpin, kita pasti menang.” Padahal yang memenangkan adalah Allah, bukan Khalid.

Abdurrahman bin Auf, adalah pedagang yang sukses. Ketika beliau datang dari Mekkah sebagai kaum Muhajirin, lalu akan diservis oleh orang Anshor, beliau menolak dengan mengatakan, “tunjukkan aku di mana pasar.”

Abdurrahman bin auf yang dulunya miskin, bisa juga menjadi kaya.

Ternyata generasi terbaik yang dididik oleh Rasulullah, tidak dipola untuk seragam, Ada samlman al farisi yang ahli strategi perang, dan ada juga yang zuhud.

Jika kita tidak memperhatikan perencanaan, maka yang akan terjadi adalah, kita kaum muslimin, berada di suatu ,lembah, tapi Islam yang begitu indah, begitu syumuul, tidak berada di lambah yang sama.

Kemandirian itu tidak spontanitas. Dibutuhkan adanya perencanaan dan pengembangan.


Ketika di suatu masyarakat yang bermasalah adalah aqidahnya maka kita perkuat aqidahnya. Ketika suatu Negara yang bermasalah adalah kekuatan militernya, maka kita harus membantu sehingga kita menjadi bangsa yang kuat yang memiliki izzah sehingga tidak dibegal oleh bangsa lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar