Jumat, 10 April 2015

Indahnya Bekerja

Al Islam memandang bekerja itu indah. Sampai2 redaksinya di Al Quran, diawali dengan “qul”

Terjemah QS At Taubah 105: Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.

1. Instruksi yang jatuh setelah “qul” (katakanlah hai Muhammad), adalah sesuatu yang agung. Sehingga qul I’maluu (bekerjalah), adalah suatu yang agung.

Kualitas suami, pemimpin, itu dilihat dari bagaimana kerjanya.

2. Kerja di dalam ajaran Islam, ruang lingkupnya sangat luas, sebagai konsekuensi logis dari luasnya ajaran Islam.

Bekerja bukan sebatas yang menghasilkan uang saja, meskipun fokus dalam kajian ini adalah kerja yang mendapatkan uang untuk membangun keluarga kita, masyarakat kita, Negara kita.

Bagaimana Islam memandang bekerja dalam berbagai sector?

a. sektor bisnis
Pujian nabi kepada orang yang bekerja melalui perdagangan.

Nabi bersabda di Hadist RIwayat At Tirmidzi, “pedagang yang jujur dan amanah, nanti di akhirat dikumpulkan oleh Allah bersama para Nabi, as siddiiqiin (orang2 yang jujur), dan para syahid.”

Pedagang yang jujur, yang juga zakatnya benar, berarti dia adalah orang yang taat. Karena orang2 yang dikumpulkan bersama para Nabi, orang2 yang benar (siddiq), dan para syuhada di akhirat nanti memang hanyalah orang2 yang taat.

Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.

Orang yg dikumpulkan dengan para Nabi, siddiiqin, syuhada, bukan para ulama saja, tapi juga para pedagang yang jujur.

2. sektor pertanian
Hadist muttafaq alaihi, Nabi bersabda, “tak ada seorang muslim yang menanam pohon atau menanam tanaman, lalu burung memakannya atau manusia atau hewan, kecuali ia akan mendapatkan sedekah karenanya”.

Bukankah tanah Indonesia masih luas, meski banyak yang masih mengeluh ttg Indonesia. Pertanyaannya, sudahkah kita bersungguh2 menanam di bumi Allah? Ketika dimakan oleh manusia, burung, binatang ternak, semuanya menjadikan pahala bagi kita.

Bagi saudara2ku yang diberikan wewenang sebagai kepala daerah atau apapun, janganlah biarkan tanah2 itu kosong. Tanamlah!

Di dalam Islam, ketika ada tanah yang nganggur itu digarap, maka dibagi dua, yaitu yang memiliki tanah dan yang menggarap.

3. sektor peternakan
Nabi bersabda, “tidaklah Allah mengutus seorang Nabi, kecuali Nabi itu dulunya adalah seorang penggemabla kambing, dan dulunya saya juga penggembala kambing di Mekkah.”
Apa hikmah para Nabi yang saat kecilnya adalah penggembala kambing?

a. Nabi sudah terlebih dahulu dididik oleh Allah emlalui penggembalaan kambing.
Kambing adalah hewan yang sulit diatur. Setiap orang yang masa kecilnya sudah dididik Allah untuk mengatur kambing, maka dewasanya ia dapat menjadi pemimpin dunia.

b. Ketika pemimpin sudah beekerja sewaktu kecil, mencari rezeki yang halal, nanti setelah besar ia menjadi pemimpin, dia akan bekerja dengan halal dan tidak meminjam pinjaman dari luar negri.

c. mendidik anak sejak awal untuk bekerja.
Orang tua sekarang banyak yang sejak awal sudah salah paham, dengan menganggap melatih anak untuk bekerja sejak kecil adalah mendholimi anak. Padahal tidak demikian. Ketika kita melatih anak untuk bekerja sejak kecil, bukan berarti si anak bekerja untuk menafkahi keluarga. Dan juga bukan dengan membiarkan anak terus bekerja tidak mengerti kapan waktu untuk bermain.

Jika sejak kecil anak selalu dibiarkan dengan hiburan2, itu akan membuat anak terlambat dewasa. Sehingga bila ia dewasa nanti ia belum bisa bekerja.

Anak sejak kecil harus dilatih untuk bekerja, hingga pada akhirnya nanti ia mampu untuk bekerja. Bukankah kematian seorang ayah bisa saja terjadi ketika anak2 masih kecil?

d. sektor industri
Kita diberikan pelajaran begitu jelas. Bagaimana keteladanan nabi Daud as, yang diberikan kemampuan oleh Allah tentang besi, mampu mendayagunakan besi (al hadiid), sampai2 ada surat khusus bernama al Hadiid. Nabi Daud membuat baju besi sehingga pertahanan tentara Nabi Daud menjadi kuat. Pemimpin yang memperhatikan kekuatan tentaranya.

Hadist Riwayat Bukhari, dari Abu Hurairah, Nabi bersabda, “Nabi Daud tidak mau makan kecuali dari hasil tangannya sendiri.”

Pemimpin itu bukan untuk diservis, dan bukan juga pinjam uang dari pihak lain.

Kebiasaan yang salah adalah, orang2 yang lebih senang berbasa-basi dengan para pejabat, agar mendapat uang banyak, tanpa bekerja. Mendekati pihak2 tertentu, pengusaha kaya, pejabat kaya, dan dia tidak berbuat apa2. Tradisi jahiliyah ini diberantas oleh Rasulullah, dengan hadist “sungguh seseorang yang mengambil talinya untuk mencari kayu, dan kemudian kayu itu diikat, dipanggul di punggungnya lalu dijual, sesungguhnya Allah menjaga kehormatannya, daripada sekedar meminta2.”

Meminta2 adalah suatu yang buruk.

Jiwa-jiwa yang senang meminta2, mengemis2 itu hina. Lebih mulia orang yang mencari kayu di kebunnya di tempat yang halal, kemudian dipikul dijual, itu lebih mulia.

Pengemis itu bukan sebatas yang di jalanan, tapi pengemis di dunia politik, dunia bisnis, juga.

Setiap muslim harus benar2 bekerja sendiri, tidak mengandalkan minta2 kepada atasannya, sehingga kehormatannya dijaga oleh Allah SWT.
                                                                                                         
Terjemah QS Al Hadiid 25: Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.

“Wa anzalnal hadiida” (dan kami turunkan besi). Kata “anzalan yunzilan inzaalan,” dalam Bahasa Arab itu artinya turun dari atas. Segala sesuatu yang turun dari atas adalah hal yang penting. Al Quran itu penting, besi itu penting, air hujan itu penting.

Untuk apa besi diturunkan? Karena di dalamnya terdapat kekuatan. Tidak ada persenjataan yang tidak menggunakan besi.


Untuk itu mari bangsa kita memperkuat Negara kita, dengan tidak mengandalkan/mengharapkan dari Negara lain. Karena Islam telah memberikan contoh yang jelas melalui Nabinya. Kita cukup dengan mengikuti saja tuntunan Al Quran dan Hadist. Kita tidak dituntut untuk membuat sesuatu yang baru. Sehingga kita akan bangkit menjadi bangsa yang besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar