Di antara konsekuensi logis kepemimpinan adalah:
1. Mendayagunakan seluruh asset yang
dimiliki bangsa.
Masyarakat membutuhkan pertanian,
perkebunan, maka tidak boleh dibiarkan begitu saja. Sama halnya masyarakat
membutuhkan hasil2 pabrik. Kalau asset2 itu dibiarkan begitu saja, tidak
dikembangkan, maka ini menyalahi kaidah Al Ikhtikhlaf (kepemimpinan).
Terjemah QS Al Baqarah 30: Ingatlah ketika
Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi".
Alangkah indahnya seluruh tanah itu
ditanam. Sehingga tidak ada lagi orang yang kelaparan, tidak ada lagi orang
yang tidak makan buah.
Batapa sedikit lahan yang ditanam saat ini.
Orang sibuk membicarakan kepadatan penduduk, padahal kita masih punya banyak
lahan yang tidak ditanami.
Tidak diperbolehkan orang2 yang punya harta
(dinar, emas, perak), yang disimpan begitu saja tanpa dimanfaatkan.
Harta adalah alat sosial, maka ketika harta
tidak dikembangkan, padahal harta membantu kehidupan so
Ancaman Allah kepada orang2 yang menimbun
harta benda, sehingga orang lain tidak bisa memanfaatkannya, maka ancaman Allah
sangat besar.
Terjemah QS At Taubah 34-35:
34. Wahai orang-orang yang beriman!
Sesungguhnya banyak dari orang-orang alim dan rahib-rahib mereka benar-benar
memakan harta orang dengan jalan yang batil, dan (mereka) menghalang-halangi
(manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan
tidak menginfakkannya di jalan Allah, maka berikanlah kabar gembira kepada
mereka, (bahwa mereka akan mendapat) azab yang pedih,
35. (ingatlah) pada hari ketika emas dan
perak dipanaskan dalam neraka Jahannam, lalu dengan itu diseterika dahi,
lambung dan punggung mereka (seraya dikatakan) kepada mereka, "Inilah
harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah (akibat dari)
apa yang kamu simpan itu."
Ancaman yang sangat dahsyat bagi orang2
yang menimbun harta, karena melanggar kebutuhan dasar umat manusia.
1. Ayat ini dimulai dengan ungkapan “waaladziina”
jadi yang dimaksud adalah “siapa pun” yaitu untuk umum. Siapa pun orangnya yang
menimbun harta, apakah mereka orang Arab, atau non-Arab. Apakah mereka pejabat,
atau pun orang biasa, semuanya masuk dalam kategori ini.
2. Bahayanya meninggalkan infak di jalan
Allah, yaitu Allah akan menyiksa mereka dengan adzab yang Alim (siksa yang
pedih).
Allah tidak memerintahkan kita untuk
seluruhnya diinfaqkan di jalan Allah. Masalahnya manusia ini hanya mau atau
tidak mau, bukannya kuat atau tidak kuat. Tidak ada instruksi Allah kecuali di
dalam batas kemampuan manusia. Maka Allah tidak memerintahkan manusia untuk
membunuh dirinya, meninggalkan tanah airnya, dsbnya. Karena itu hanya mampu
dilakukan oleh orang2 tertentu, sedangkan Islam bukan hanya untuk orang
tertentu saja, tapi Islam untuk semuanya.
Di dalam ayat ini, karena begitu bahayanya
menimbun harta, disebutkan secara detil jenis siksanya itu:
1. orang itu dipanggang di neraka bersama
harta kekayaannya.
2. disetrika jidatnya, perutnya,
punggungnya dengan harta bendanya
3. inilah harta yang kamu simpan. Ungkapan
ini, adalah merupakan adzab tambahan, karena ungkapan yang menakutkan adalah
bagian dari adzab.
4. ungkapan, “maka rasakanlah harta yang
kamu timbun2 itu”
Maka wajar pemerintah mana pun di dunia
ini, pemerintah tegas menghadapi orang2 yang sibuk menimbun harta dan mengambil
hak orang lain.
Dengan harta, asset yang didayagunakan,
akan dapat menyedot tenaga2 yang butuh pekerjaan. Maka kalian diberikan
penghormatan oleh Allah, karena melalui harta kalian, melalui tanah kita,
melalui kebun kita, orang2 yang penggugran mendapatkan pekerjaan.
2. Ketika asset itu dipergunakan untuk
program2 yang bermanfaat, maka hal itu berarti menghidupkan roda ekonomi.
Di situ lah terjadi kesejahteraan. Jadi
sebenarnya ini bukan sekedar masalah kemiskinan saja, tapi pengelolaan.
3. Mengangkat strata eknomi kita semua.
Bagaimana ketika seluruh orang sadar dengan
keIslamannya, mendayagunakan seluruh zakat, infak dengan sebenar2nya, sehingga
di zaman Umar bin Abdul Aziz, sulit menemukan orang yang menerima zakat, karena
strata eknomi masyarakatnya tinggi.
Ketika Nabi memberikan berita gembira,
yaitu 7 golongan yang akan diberikan naungan di akhirat nanti, yang pertama
adalah Imam yang Adil.
Imam yang Adil itu seperti Umar bin Abdul
Aziz.
Ketika kita berbicara tentang negara2 Afrika
Utara, negara2 Arab, negara2 Asia Tenggara, semuanya adalah negara2 yang kaya.
Pertanyaannya, kenapa masih ada yang miskin? Karena kekayaannya tidak
dipergunakan secara benar.
Semoga kita diberikan kekuatan oleh Allah
dalam memanfaatkan asset secara benar. Aamiin…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar